LAPORAN
PENDAHULUAN
PERSALINAN
KALA IV
1.
DEFINISI
-
Persalinan adalah Proses pengeluaran hasil konsepsi (janin
atau uri) yang telah cukup bulan/dapat hidup di luar kandungan melalui jalan
lahir/melalui jalan lain dengan bantuan. (Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, 138)
-
Persalinan adalah Serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan, disebut dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu.
(FK.
Unpad Bandung. Hal 221)
-
Persalinan adalah Proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin turun ke dalam jalan lahir. (yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
hal 100)
-
Kala IV adalah Kala
yang berlangsung mulai dari lahirnya plasenta (ari-ari) dan lamanya 2 jam. (yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 101)
-
Kala IV adalah Kata pengawasan selama 1 jam setelah
bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya
perdarahan PP. (Prof. dr. Rustam Mochtar, 97)
Sebelum
meninggalkan wanita PP, harus diperhatikan 7 pokok penting:
-
Kontraksi uterus harus
baik
-
Tidak ada perdarahan
dari vagina/perdarahan dalam alat genetalia lainnya.
-
Plasenta dan selaput
ketuban harus sudah lahir lengkap.
-
Kandung kencing harus
kosong.
-
Luka-luka pada perineum
terawat dengan baik dan tidak ada hematoma.
-
Bayi dalam keadaan
baik.
-
Ibu dalam keadaan baik
(Kapita Selekta Kedokteran, Uri, Jilid I, hal 292
dan YBPSP, hal 200)
2.
FISIOLOGIS
Pada
saat persalinan Kala IV ibu akan mengalami perubahan-perubahan pada badannya,
diantaranya:
a. Uterus
Uterus secara
berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya seperti sebelum
hamil
-
Bayi lahir : TFU
setinggi pusat dengan berat uterus 1000 g.
-
Uri lahir :
TFU teraba 2 jam di bawah pusat dengna berat uterus 750 gr.
-
1 mgg PP :
TFU teraba pertengahan pusat-sympisis dengan berat uterus 500 gr.
-
2 mgg PP :
TFU tidak teraba di atas sympisis dengan berat uterus 350 gr.
-
6 mgg PP : TFU
bertambah kecil dengan berat uterus 30 gr.
-
8 mgg PP : TFU
sebesar normal dengan berat uterus 30 gr.
b. Serviks
-
Segera setelah
kelahiran, serviks bersifat patulkus, terkulai dan tebal.
-
Setelah persalinan
ostium uteri eksterna (OVE) dapat dimasuki 2-3 jari tangan.
-
Bentuk serviks agak
menganga seperti corong berwarna merah kehitaman, konsistensinya lunak,
kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil setelah persalinan.
c. Vagina
-
Torus vagina
dipengaruhi oleh peregangan yang telah terjadi selama kala II persalinan.
3.
PATOLOGIS
a. Hemorargi
Post Partum (HPP)
Kehilangan darah lebih dari 500 cc dari
traktus genetalia setelah melahirkan HPP dibagi menjadi 2 yaitu:
·
HPP primer
Mencakup semua kejadian perdarahan dalam
24 jam setelah kelahiran penyebab:
-
Uterus atonik (terjadi
karna misal : plasenta/selaput ketuban tertahan)
-
Trauma genital
(meliputi penyebab spontan dan trauma akibat penatalaksanaan/gangguan, misalnya
kelahiran yang menggunakan peralatan termasuk sc, episiotomi)
-
Inversio uteria
·
HPP skunder
Mencakup semua kejadian
HPP yang terjadi antara 24 jam setelah lahir bayi dan 6 minggu masa post partum.
Penyebab:
-
Fragmen
plasenta/selaput ketuban tertahan.
-
Pelepasan jaringan mati
setelah persalinan macet.
-
Terbukanya luka pada
uterus.
b. Atonia
uteri
Suatu kondisi dimana
miometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar
dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. Keadaan ini
dapat terjadi, apabila uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah
dilakukan rangsangan taktil (masase) fundus uteri dan untuk mengatasi segera
dilakukan kompresi bimanual eksterna (KBE) dan (kompresi bimanual interna) KBI.
c. Sisa
plasenta
Untuk menghindari
perdarahan karena sisa plasenta, perlu plasenta diperiksa dengan teliti kalau
plasenta tidak lengkap maka rongga rahim harus diperiksa, dan sisa plasenta
dilepaskan dengan tangan.
d. Ruptur
perineum, serviks dan vagina
·
Robekan serviks sering
terjadi pada sisi lateral karena serviks yang terjulur, akan mengalami robekan
pada posisi spina ischiadika karena tertekan oleh kepala bayi.
·
Robekan perineum
-
Robekan perineum
derajat I : melibatkan mukosa vagina, fourchette posterior, dan kulit perineum.
-
Robekan perineum derajat II : melibatkan
mukosa vagina, fourcette posterior, kulit perineum dan otot-otot perineum.
-
Robekan perineum
derajat III : melibatkan mukosa vagina, fourcette posterior, kulit perineum dan
otot-otot perineum, (yang bergantung pada keadaan robecan) dan pada spingter
ani eksterna.
-
Robecan derajat IV :
melibatkan mukosa vagina, fourcette posterior, kulit perineum dan otot-otot
perineum, (yang bergantung pada keadaan robecan), spingter ani eksterna dan
dinding rectum anterior.
e. Syok
Suatu syndrome klinis
yang terjadi jika sirkulasi darah arteri tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan.
Tujuan utama pengobatan
syok:
-
Menstabilkan kondisi
pasien.
-
Memperbaiki volume
cairan sirkulasi darah.
-
Mengefisiensi sistem
sirkulasi darah.
Tanda-tanda syok:
-
Nadi cepat, lemah (110
x/menit atau lebih).
-
Tekanan darah rendah
(sistolik < 90 mmHg).
-
Pucat
-
Berkeringat/dingin,
kulit lembab.
-
Nafas cepat (lebih dari
30 x/menit)
-
Cemas, kesadaran
menurun/tidak sadar.
-
Produksi urine sedikit
(kurang dari 30 cc/jam).
f. Infeksi
Tanda/gejala infeksi:
-
Nadi cepat (110 x/menit
atau lebih).
-
Temperatur tubuh di
atas 38 C.
-
Kedinginan
-
Cairan vagina yang
berbau busuk
POHON MASALAH
PERSALINAN
NORMAL
|
KALA
III
|
KALA
II
|
KALA
I
|
KALA
IV
|
Observasi
yang dilakukan:
-
Kontraksi
uterus
-
Tidak
terjadi perdarahan
-
KU
ibu baik
-
TTV
-
TFU
2 jari dibawah pusat
-
Urine
± 50 cc/jam
|
Bagian
selaput plasenta
Sub
ovulasi
HPP
|
Kontraksi
terganggu
Uterus
lembek
TFU
diatas umbilikus
Pengeluaran
darah > 500 cc
TTV:
N > 100 x/menit
TD 90/60 mmHg
Atonia
uteri
|
Perdarahan
> 500 cc
TTV:
N > 100 x/menit
TD 90/60 mmHg
S : 36,5 – 37,5 C
RR : > 30 x/ment
Syok
|
Air
ketuban berwarna hijau
TTV
N
: > 100 x/menit
S
: > 38 C
INFEKSI
|
Kebutuhan
:
-
Pemberian
nutrisi / makan, minum
-
Istirahat
yang cukup
-
Mobilisasi
dini
|
INTERVENSI
Dx : P..........A......... dengan impartu
kala IV
Tujuan : ibu dapat melampau kala IV dengan normal
KH : KU ibu baik
TTV baik
TD : 110/70 – 120/80 mmHg
S
: 36,5 – 37,5 C
N
: 80 -100 x/menit
RR
: 16 – 24 x/menit
TFU
2 jari di bawah pusat
Perdarahan
< 500 cc/jam
Urine
± 500 cc/jam
Lama
kala IV samapi dengan 2 jam post partum
Intervensi
1. Periksa
kedua sisa plasenta
R : memastikan tidak adanya plasenta
yang tertinggal didalam jalan lahir
2. Evaluasi
laserasi pada vagina dan perineum
R : mencegah terjadinya perdarahan aktif
3. Pastikan
uterus bekontraksi dengan baik
R : uterus berkontraksi menandakan
plasenta telah lahir lengkap
4. Bairkan
bayi kontak kulit dengan ibu
R : kontak kulit ibu dan bayi bermanfaat
untuk meningkatkan rasa sayang satu sama lain ( bounding Attachment)
5. Lakukan
penimbangan bayi, beri salep mata dan suntik vitamin K
R : memastikan bayi dalam keadaan
normal, mencegah terjadinya infeksi mata dan perdarahan pada otak bayi
6. Beri
suntikan imunisasi HB 0 di paha kanan
R : mencegah terjadinya penyakit
Hepatitis B
7. Pantau
kontraksi dan perdarahan pervaginam
R : memastikan kontraksi uterus ibu
tetap baik dan tidak terjadi perdarahan pasca persalian
8. Anjurkan
keluarga / suami cara massase fundus yang benar
R : pengetahuan akan massase fundus
perlu diketahui oleh ibu dan suami untuk mencegah terjadinya perdarahan
pervaginam yang tidak diinginkan
9. Estimasi
jumlah kehilangan darah
R : memastikan bahwa ibu tidak
kehilangan banyak darah saat persalinan
10. Pantau
TTV ibu
R : mengetahui kondisi ibu pasca
persalinan
11. Observasi
KU bayi
R : mencegah dan menghindari kemungkinan
keadaan yang abnormal pada bayi
12. Tempaktak
semua peralatan bekas pakai
R :peralatan bekas pakai direndam dalam
larutan klorin 0,5 % selam 10 menit untuk membersihkan dari cairan tubuh ibu
13. Buang
bahan-bahan sekali pakai
R : Pastikan pembuangan bahan-bahan
sekali pakai pada tempatnya masing-masing untuk menghidari terjadiya infeksi
14. Ciptakan
rasa nyman pada ibu
R : rasa nyaman pada ibu dapat
mempengaruhi psikis ibu
15. Anjurkan
ibu untuk memberikan ASI pada bayinya dan anjurkan keluarga untuk memberikan
ibu makanan dan minumana yang diinginkan
R : pemberian ASI pada bayi dapat
dilakukan saat lahir / IMD selama 1 jam. Makanan dam minuman dibutuhkan ibu
untuk mengembalikan tenaga yang hilang ssat persalinan
16. Dekontaminasi
tempat bersalin
R : mencegah penyebab penyakit dari
pasien ke penolong
17. Lepas
sarung tangan
R : mencegah infeksi dan menjaga
kebersihan
18. Cuci
tangan
R : mencuci tangan mencegah terjadinya
infeksi silang
19. Lengkapi
partograf
R : partograf akan membantu penolong
persalinan untuk mencatat kemajuan persalinan, mencatat kondisi ibu dan
janinnya, mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan, dan kelahiran,
mengidentifikasi dini penyulit persalinan, serta membantu membuat keputusan
klinis yang sesuai dan tepat waktu
Masalah
A. HPP
Tujuan : perdarahan dapat teratasi
KH : KU ibu baik
Perdarahan < 500 cc ( 1 pembalut penuh 1
jam)
TFU 2 jari dibawah pusat
Lochea sesuai dengan polanya (hari/waktu)
Intervensi
1. Tinjau
ulang catatan kehamilan dan perslinan/kelahiran, perhatikan faktor-faktor
penyebab / pemberatan pada situasi hemorangi
R
: membantu dalam membuat rencana asuhan / tindakan yang tepat dan sesuai
2. Kaji dan
catat jumlah tipe dan sisi perdarahan, timbang dan hitung pergantian pembalut
R
: perkiraan kehilangan darah dapat membantu membuat diagnosa banding dan
menentukan kebutuhan pengganti
B. Syok
Tujuan : syok dapat dihindari
KH : KU ibu baik
TTV dalam batas normal
TFU 2 jari dibawah pusat
Perdarahan kurang dari 500 cc
Intervensi
1. Kaji
jumlah darah yang hilang, pantau tanda dan gejala syok
R
: perdarahan berlebihan dan tetap dapat mengancam hidup pasien/ mengakibatkan
infeksi post partum, nekrosis hipofisis yang disebabkan oleh hipoksia jaringan
dan malnutrisi
2. Periksa
suhu dan keadaan umum ibu
R
: dengan observasi TTV, kita bisa tahu apakah ibu terkena syok atau tidak
3. Baringkan
ibu miring ke kiri
R
: mencegah kompresi aorta dan vena cafa inverior meningkatkan aliran balik vena
4. Pasang
infus dengan menggunakan jarum besar (ukuran 16/18 dan berikan RL/NS)
R
: penggunaaan cairan memperbaiki hipovolumi
C. Infeksi
Tujuan : infeksi dapat dihindari
KH : KU ibu baik
TTV dalam batas normal
Loche tidak berbau busuk
Intervensi
1. Tinjau
ulang catatan parenatal, inpartu dan pasca partum
R
: mengindentifikasi faktor-fakror yang menempatkan pasien pada kategori resiko
tinggi terhadap terjadinya penyebaran infeksi pasca partum
2. Pertahankan
kebijakan mencuci tanagn dengan ketat untuk staf klien dan penggunjung
R
: mencegah terjadinya kontaminasi silang
3. Berikan
dan intruksikan klien dalam hal pembuangan linen terkontaminasi dan pembalut
dengan tepat
R
: mencegah penyebaran infeksi
4. Pantau
suhu, nadi, dan prnafasan, perhatikan adanya menggigil
R
: peningkatan TTV menyertai adanya infeksi
5. Anjurkan
pasien posisi semi flower
R
: meningkatkan aliran lochea dan drainase uterus/pelvis
6. Tingkatkan
mobilisasi dini, yang diseimbangkan dengan istirahat adekuat
R
: meningkatkan sirkulasi, pembersihan sekresi pernafasan dan drainase lochea
Kebutuhan
A. Rehidrasi
cairan dan nutrisi
Tujuan : dengan dilakukannya asuhan kebidanan
diharapkan kebutuhan ibu terpenuhi
KH : Ibu tampak lebeih segar dan Fit
Keluhan nyeri berkurang
Intervensi
1. Lakukan
pendekatan terapeutik pada klien
R
: menjalin kerjasma dan hubungan terhadap tindakana yang akan dilakukan
2. Anjurkan
keluarga untuk memberikan makanan dan minumana yang diinginkan ibu
R
: pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi pasca persalinan
B. Inisiasi
menyusui dini (IMD)
Tujuan : diharapkan bayi mendapat kolstrum
pertama kali
KH : ibu dapat menyusui bayinya dengan
benar
Intervensi
1. Laukukan
pendekatan terapeutik
R
: menjalin kerjasma dan hubungan terhadap tindakana yang akan dilakukan
2. Ajari
ibu cara menysui yang benar
R
: mencegah terjadinya masalah pada payudara
3. Anjurkan
ibu menyusui sesering mungkin
R
: stimulasi dalam memproduksi ASI lebih lancar
C. Pemberian
Vit A
Tujuan
: dengan dilakukan asuhan kebidanan
diharapkan kebutuhan ibu terpenuhi
KH : ibu tampak lebih segar dari sebelumnya
Intervensi
1. Lakukan
pendekatan terapeutik pada klien
R
: menjalin kerjasama dan hubungan terhadap tindakan yang akan dilakukan
2. Anjurkan
ibu untuk minum tablet Vit A yang diberikan bidan
R
: guna pemberian imunisasi pasif pada bayi melalui ASI
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas
Kedokteran UI, Kapita Selekta Kedokteran,
Jilid 2, Jakarta, Media Aesculapius, 2000
Universitas
Kedokteran UNPAD, Obstetri Fisiologis,
Bandung, Elemen, 1993
Manuaba,
Ida Bagus Gde, SpOG, Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, Jakarta :
EGC. 1998
Prawirohardjo,
Sarwono, Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal, Jakarta, YBPSP, 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar