KONTRASEPSI HORMONAL
- Pengertian
1
Menurut (Hanafi,2004) Kontrasepsi
hormonal adalah kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron
2
Metoda KB hormonal
adalah memakai obat-obatan yang
mengandung 2 hormon, estrogen dan progestin.(http://www.kesrepro.info/?q=node/167)
- Macam-Macam Kontrasepsi Hormonal
1
Pil
Menurut
(Saifudin, 2006) Pil di bagi menjadi 2 yaitu:
a.
Pil kombinasi adalah pil yang mengandung kombinasi
antara hormon estrogen dan progesteron di mana pil kombinasi ini di bagi
menjadi beberapa jenis yaitu:
1.
Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
yang mengandung hormon aktif estrogen/ progestin dalam dosis yang sama, dengan
7 tablet tanpa hormon aktif
2.
Bifaasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen/progestin dengan 2 dosis yang berbeda, dengan
7 tablet tanpa hormon aktif
3.
Trifasik: pil yang tersedia dalam 21 tablet yang
mengandung hormon aktif estrogen/progestin dengan 3 dosis yang berbeda dengan 7
tablet tanpa hormon aktif
b.
Pil progestin / minipil adalah pil yang hanya mengandung
progesteron saja dimana jenis minipil yaitu:
1
Kemasan dengan isi 35 pil: 300 mg levonorgestrel atau 350 mg noretindron.
2
Kemasan dengan isi 28 pil: 75 mg desogestrel
2
Suntik
Suntik
di bagi menjadi 2 (Syaifudin, 2006):
a.
Suntikan kombinasi yaitu: 25 mg Depomedroksiprogesterom
Asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang di berikan injeksi IM, 1 bulan
sekali(cyclofem), dan 50 mg Noretindron dan 5 mg estradiol valerat yang di
beriukan IM 1 bulan sekali.
b.
Suntikan progestin di bagi menjadi 2 jenis yaitu:
1.
Depo medroksiprogesteron asetat(depoprovera)
mengandung 150mg (DMPA) yang di berikan
setiap 3 bulan dengan cara di suntik IM
2.
Depon nerotisteron enantat(deponoristerat), yang
mengandung 200 mg noretindron enantat, di berikan setiap 2 bulan dengan cara
suntik IM
3
Implan yaitu alat kontrasepsi yang berupa kapsul tipis yang fleksibel yang
dibuat semacam karet lunak yang berisi hormon yang sintetik ( jenis progesteron), yang dipasang
dibawah kulit wanita pada lengan atas, melalui operasi kecil.
Menurut (Setyaningrum, 2009) jenis-jenis implan ada 3
macam:
a. Norplant
adalah implan yang terdiri dari 6 batang silastik dengan panjang 3,4 cm, dengan
diameter 2,4 mm, diisi dengan 36 mg levonogestrol, dengan lama kerjanya 5
tahun.
b. Implanon
adalah implant yang terdiri dari 1 batang putih lentur, panjang 40 mm, dan
diameter 2 mm, diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel, lama kerjanya 3 tahun.
c. Jadena
dan Indoplan adalah implan yang terdiri dari 2 batang, diisi dengan 75 mg
levonogestrel dengan lama kerjanya 3 tahun
4.
AKDR dengan Progestin (steroid)
AKDR dengan prigestin yaitu AKDR yang mengandung
progesteron dari mirena yang mengandung levonogestrel
Menurut
Hanafi (2003, hal: 216-23) IUD yang mengandung hormonal
a. Progestasert-T = Alza T
a. Progestasert-T = Alza T
1.
Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar
benang ekor warna hitam
2.
Mengandung 38 mg progesteron dan barium
sulfat, melepaskan 65mcg progesteron per hari
3.
Tabung insersinya berbentuk lengkung
4.
Daya kerja :18 bulan
5.
Tehnik insersi: plunging?(modified
withdrawal)
b.LNG-20
1. Mengandung
46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari
2. Sedang
diteliti di Finlandia
3.
Angka kegagalan /kehamilan sangat rendah (0,5 per 100wanita per tahun)
- MEKANISME KERJA HORMON
1.
Siklus Menstruasi
Umumnya siklus menstruasi
terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari)
yaitu sebagai berikut : Pada hari 1sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan
perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan
ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf yang masak,
folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari
hipofisis.
Estrogen yang keluar
berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis
terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan
memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel Graaf
yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu di
sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Selain itu, LH merangsang
folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum).
Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan
endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya
embrio. Periode ini disebut fase luteal,
selain itu progesteron juga
berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil
dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi
kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan
terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini
disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada
progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis
kembali.
(kontrasepsi,2009.http://www.kespro.info?q=node/167&Sarwono,2005)
2.
Hormon Estrogen
Esterogen merupakan
hormon yang dihasilkan oleh folikel yang matang dan corpus luteum. Hormon ini memilki organ target dan fungsi
pada setiap organ targetnnya , yaitu :
1.
Tubuh secara umum adalah Estrogen berfungsi menstimulus perkembangan
karakteristik seksual sekunder pada wanita
2.
Uterus
Estrogen berfungsi menstimulus proliferasi sel-sel uterus
Estrogen berfungsi menstimulus proliferasi sel-sel uterus
3.
Ovaries Estrogen berfungsi dalam pembentukan sel
telur (Ovum)
4.
KelenjarMamae
(Payudara)
Estrogen berfungsi menstimulus perkembangan saluran kelenjar ASI
Sebagai fungsi primer, estrogen meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
rahim, saluran tuba dan vagina. Hormon lain, seperti hormon hipofisis dan
progesteron, mereka menyebabkan pembesaran payudara duktal melalui promosi
pertumbuhan, perkembangan stroma dan penambahan lemak. Estrogen juga rumit
terlibat dengan hormon lain, khususnya progesteron, dalam proses-proses ovulasi
siklus menstruasi dan kehamilan dan mempengaruhi pelepasan gonadotropin
hipofisis. Selain mengatur siklus haid, estrogen mempengaruhi saluran
reproduksi, saluran kemih, jantung dan pembuluh darah, tulang, payudara, kulit,
rambut, selaput lendir, panggul otot dan otak. Karakteristik seksual sekunder,
seperti rambut kemaluan dan ketiak juga mulai berkembang saat tingkat estrogen
meningkat. Banyak sistem organ, termasuk sistem muskuloskeletal dan
kardiovaskular dan otak dipengaruhi oleh estrogen.
Penelitian telah diproyeksikan korelasi antara
peningkatan kadar estrogen dan pembekuan darah. Primer ini hormon seks wanita
juga diketahui memainkan peranan penting dalam promosi koagulasi atau pembekuan
darah. Pembekuan adalah fungsi tubuh alami yang berlimpah mencegah perdarahan
dengan pembentukan gumpalan. Proses ini melibatkan sel-sel darah dan fibrin. Ia
telah mengamati bahwa peningkatan tingkat estrogen dapat menyebabkan koagulasi
abnormal mengakibatkan pembentukan bekuan darah di kaki dan paru-paru.
Peningkatan tingkat estrogen bisa dijelaskan faktor-faktor seperti masa
kehamilan memanjang sampai 6 minggu setelah kelahiran anak, konsumsi pil KB dan
menjalani terapi penggantian hormon setelah menopause. Dari sudut pandang ini, menjadi penting untuk menjaga tingkat hormon
seks ini dalam batas-batas sebagai gumpalan darah di paru-paru sering
mengakibatkan penyumbatan arteri yang dapat menghambat aliran darah,yang dapat mengakibatkan stroke.
(kontrasepsi,2009.http://www.kespro.info?q=node/167&Sarwono,2005)
3. Hormon progesteron
Pogesteron merupakan hormon yang dihasilkan oleh
corpus luteum dan placenta. Hormon ini memilki organ target dan fungsi pada
setiap organ targetnnya,yaitu :
1.
Uterus
2.
Memelihara ketebalan endometrium
3.
Menstimulus pelepasan nutrisi
4.
Kel.Mamae(payudara)
Menstimulus perkembangan alveoli dalam memproduksi ASI
Menstimulus perkembangan alveoli dalam memproduksi ASI
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium,
sebagian diproduksi di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di
plasenta. Progesteron menyebabkan
terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium uterus,
yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika
terjadi implantasi.
(kontrasepsi,2009.http://www.kespro.info?q=node/167&Sarwono,2005)
4.
Hormon campuran
yaitu estrogen dan progesteron
Baik estrogen maupun progesteron adalah hormon wanita.
Estrogen merupakan hormon steroid kelamin karena memiliki struktur kimia
berintikan steroid dan secara fisiologik sebagian besar diproduksi oleh
kelenjar endokrin system reproduksi. Pengaruh kombinasi hormon estrogen
dan progeteron dapat
1.
Menekan ovulasi
2.
Mencegah implantasi
3.
Lendir servik mengental sehingga sulit di lalui sperma.
4.
Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur
dengan sendirinya akan terganggu pula
5.
Mengganggu
kualitas dan kwantitas ASI
(kontrasepsi,2009.http://www.kespro.info?q=node/167&Sarwono,2005)
- Cara Kerja
1.
Pil
a.
Pil Kombinasi
6.
Menekan ovulasi
7.
Mencegah implantasi
8.
Lendir servik mengental sehingga sehingga sulit di lalui
sperma.
9.
Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur
dengan sendirinya akan terganggu pula
b.
Pil progestin
1.
Menekan sekresi gonodotropin dan sintesis steroid seks
di ovarium
2.
Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga
implantasi lebih sulit
3.
Mengentalkan lendir servik
4.
Mengubah mortilitas tuba sehingga transformasi sperma
terganggu
2.
Suntikan
a.
Kombinasi
1.
Menekan ovulasi
2.
Membuat lendir servik menjadi kental sehingga penetrasi
sperma terganggu
3.
Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi
terganggu
4.
Menghambat transportasi gamet oleh tuba
b.
Suntikan progestin
1.
Mencegah ovulasi
2.
Mengentalkan lendir servik
3.
Menghambat transportasi gamet oleh tuba
3.
Implan
1. Mengentalkan
lendir serviks
2.
Menganggu proses pembentukan endometrium
sehingga sulit terjadi implantasi
3. Mengurangi
transportasi sperma
4. Menekan
ovulasi
4.
IUD
a.
Mencegah terjadinya pembuahan dengan cara mengeblok
bersatunya ovum dan telur
b.
Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba
c.
Menginaktifkan sperma
- Efektifitas Kontrasepsi Hormonal
1.
Pil
a.
Kombinasi :1 kehamilan per 1000 perempuan dalam 1 tahun
penggunaan. (Saifudin,2003)
b.
Minipil : sangat efektif 98,5%. (Setyaarum,2009)
2.
Suntik
a.
Kombinasi : sangat efektif 0,1-0,4 kehamilan per 100
perempuan) sebelum tahun pertama penggunaan (Styarum,2009)
b.
Progestin : sangat efektif 0,3 kehamilan per100
perempuan pertahun (Setyaarum,2009)
3.
Implan : sangat efektif ( kegagalan 0,2-1 kehamilan
per100 perempuan) (Setyaarum,2009)
4.
IUD : sangat efektif yaitu 0,5-1 kehamilan per
perempuan selama 1 tahun pertama (Saifudin,2006)
- Keuntungan dan Kerugian/Keterbatasan
1)
Pil
a.
Pil Kombinasi:
Menurut
(Saifudin, 2006) Keuntungan dan kerugian pil meliputi:
1.
Keuntungan
a.
Tidak mengganggu hub sex
b.
Dapat di gunakan jangka panjang
c.
Mudah di hentikan setiap saat
d.
Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil di
hentikan
e.
Dapat di gunakan sebagai kontrasepsi darurat
2.
Kerugian/keterbatasan
a.
Membosankan
karena harus menggunakannya setiap hari
b.
Tidak boleh di berikan pada perempuan yang menyusui
c.
Harus mengingat
untuk minum pil
d.
Tidak mencegah IMS/HIV, HBV
b. Pil
Progestin/Minipil
1
Keuntungan
a.
Tidak menggangu hub sex
b.
Tidak mempengaruhi ASI
c.
Kesuburan cepat kembali
d.
Nyaman/ mudah di gunakan
e.
Sedikit efek samping
f.
Dapat di hentikan setiap saat
g.
Tidak mengandung estrogen
2
Kerugian/keterbatasan
a.
Harus di gunakan setiap hari pada waktu yang sama
b.
Bila lupa 1 pil saja kegagalan menjadi lebih besar
c.
Efektifitasnya menjadi rendah bila di gumakan bersamaan
dengan obat epilepsi/tuberkolusis
d.
Tidak melindungi dari HIV/IMS
2)
Suntik
a.
Suntik Kombinasi
Menurut
(Saifudin, 2006) Keuntungan dan kerugian suntik meliputi
1.
Keuntungan
a.
Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
b.
Jangka panjang
c.
Efeksamping sangat kecil tidak di perlukan px dalam
d.
Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
2.
Kerugian
a.
Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur,
perdarahan bercak/spotting atau perdarahan sampai 10 hari
b.
Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan
seperti ini akan hilang setelah suntikan ke 2 atau ke 3
c.
Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien
harus kembali setiap 1 bulan sekali untuk mendapatkan suntikan
d.
Penambahan BB
b.
Suntikan Progestin
1.
Keuntungan:
a.
Tidak berpengaruh terhadap hubungan sex
b.
Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak
serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
c.
Tidak mempengaruhi asi
d.
Efeksamping sedikit
e.
Membantu mencegah kanker endometrium dan KET
f.
Mencegah penyebab penyakit radang panggul
2. Kerugian:
a. Sering
ditemukan gangguan haid(Siklus haid yang memendek atau memanjang, Perdarahan
yang banyak atau sedikit, Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak,
Amenorhea)
b. Klien
sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
c. Tidak
dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut
d. Permasalahan
berat badan merupakan efek samping tersering
e. Tidak
menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksualterlambatnya
kembalinya kesuburan setelah pemakaian dihentikan
3.
Implan
Menurut (Setyaningrum, 2009)
keuntungan dan kerugian implan meliputi:
a.
Keuntungan Kontrasepsi implant :
1.
Sangat efektif ( kegagalan 0,2-1
kehamilan per 100 perempuan)
2.
Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
3.
Pengembalian kesuburan yang cepat
setelah pencabutan
4. Tidak
memerlukan pemeriksaan dalam
5. Tidak
mengganggu kegiatan senggama
6. Tidak
menganggu ASI
7. Dapat
dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
b.
Kerugian atau keterbatasan implant
1.
Dapat menyebabkan perubahan pola haid
berupa prdarahan bercak ( Spotting)
2.
Hippermenhorea
atau meningkatnya jumlah darah haid, ammenhorea
3. Tidak
memberikan efek protektif terhadap IMS termasuk AIDS, Klien tidak dapat
menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini dan harus pergi ke klimik atau
tenaga medis
4.
IUD
Menurut (saifudin,
2003) keuntungan dan IUD mengandung progestin adl:
a.
Keuntungan
1.
Protektif
dengan perlindungan jangka panjang (1 tahun)
2.
Tidak
mengganggu hubungan suami istri
3.
Tidak
berpengaruh terhadap ASI
4.
Kesuburan
segera kembali setelah AKDR di angkat
b.
Kerugian/keterbatasan
1.
Di
perlukan PD sebelum pemasangan AKDR
2.
Di
perlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan
AKDR
3.
Penggunaan
jangka panjang dapat terjadi amenorea
4.
Mahal
5.Progestin dapat memicu pertumbuhan miom uterus.
G. Indikasi dan Kontraindikasi
1.
Pil
a.
Pil kombinasi
Menurut (Billing E, 2006) indikasi dan kontraindikasi
pil meliputi:
2.
Indikasi:
a.
a. Usia reproduksi karena Pil KB tidak direkomendasikan
bagi wanita yang berumur > 35 tahun karena dapat meningkatkan resiko bagi
kesehatan wanita tersebut
b.
Telah memiliki anak atau belum memiliki anak baik , yang
sudah maupun yang belum memiliki anak dapat menggunakan pil kombinasi, karena pengunaan KB Pil cepat mengembalikan
kesubursn seteleh pemakaian dihentikan
c.
Gemuk atau kurus, karena memiliki efek samping yang
berbeda-beda pada penggunanya
d.
Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas
tinggi pil kombinasi merupakan
metode kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi
e.
Setelah melahirkan dan tidak menyusui, karena dengan
penggunaan pilkombinasi maka dapat menyeimbangkan hormon yang ada didalam tubuh
dan dapat menekan kwantitas ASI sehingga tidak terjadi penumpukan produksi ASI
(kadar estrogen lebih tinggi)
f.
Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan asi
eksklusif sedangkan semua cara kontrasepsi yang di anjurkan tidak cocok bagi
ibu tersebut, dibolehkan karena tidak memberikan ASI esklusif maka tidak
menjadi masalah dalam penggunaan Pil kombinasi (kadar progestin lebih tinggi)
g.
Pasca keguguran, anemia karena haid berlebihan, karena
pil bisa untuk alat kontrasepsi pasca keguguran karena dapat menyeimbangkan
kadar hormon dalam tuduh, pil kombinasi juga dapat menyeimbangkan hormon yang
dapat memperbaiki kelaianan menstruasi hypermenhorea (haid berlebihan) (http//www.klinik.com)
h.
Nyeri haid hebat, salah satu penyebab nyeri haid adalah
keseimbangan hormon dengan pil kombinasi bisa membantu menyeimbangkan hormon
i.
Siklus haid tidak teratur, siklus haid yang tidak
teratur salah satu disebabkan karena
ketidak seimbangan hormon, pil kombinasi dapat menyeimbangkan hormon sehingga
siklus menstruasi menjadi teratur
j.
Riwayat KET, karena penggunaan progesteron dapat
meningkatkan resiko kehamilan ektopik maka disarankan untuk menggunakan pil kombinasi
k.
Kelainan payudara jinak, berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan penggunaan pil kombinasi pada wanita yang menderita kelainan
payudara bersifat menetap dan tidak menyebar dari pada bukan pengguna pil
2.
Kontraindikasi:
a.
Hamil atau di curigai hamil, seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan
mengkonsumsi pil KB karena mungkin akan membuat cacat bayi yang dikandung.
b.
Menyusui eksklusif karena penggunaan pil dapat
mengurangi kualitas dan kwantitas ASI
c.
Perdarahan pervaginam yang belum di ketahui penyebabnya
karena pada perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, mungkin
saja perdarahan itu dapat disebabkan karena adanya penyakit yang akan bertambah
parah jika mengkonsumsi Pil (Ca Serviks dll)
d.
Penyakit Hepatitis karena estrogen dalam pil KB dapat
menyebabkan perubahan metabolisme ,dalam
hati,
jadi pada wanita yang menderita penyakit hati sebaiknya tidak menggunakan pil
KB kombinasi
e.
Perokok dengan usia > 35 tahun karena wanita yang
memiliki usia >35 tahun dan perokok serta pengguna pil kombinasi dapat
memiliki kesempatan untuk terkena stroke.
f.
Riwayat penyakit jantung, stroke, TD > 180/110 mmHg
karena wanita yang menggunakan pil KB resiko lebih tinggi terkena serangan
jantung jika mempunyai salah satu faktor resiko diantaranya riwayat penyakit
jantung, stroke dll dan unsur progesteron dalam pil KB dapat meningkatkan
tekanan darah dan disarankan untuk menggunakan pil KB dengan progesteron dosis
rendah.
g.
Kanker payudara atau di curigai kanker payudara karena
estrogen menyebabkan perkembangan jaringan stroma payudara
h.
Penyakit epilepsi karena penggunaan pil kombinasi dapat
mengganggu penggunaan obat epilepsi karena pada penderita epilepsi disarankan
untuk menggunakan kadar estrogen yang lebih tinggi karena tidak mengganggu
kerja obat epilepsi
i.
Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari, jika tidak dapat menggunakan pil secara teratur
keefektifitasannya juga akan berkurang.
b.
Pil Progestin/ Minipil
1.
Indikasi:
a.
Usia reproduksi karena
Pil KB tidak direkomendasikan bagi wanita yang berumur > 35 tahun karena
dapat meningkatkan resiko bagi kesehatan wanita tersebut
b.
Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak yang sudah maupun yang belum memiliki anak dapat
menggunakan mini pil, karena pengunaan KB Pil cepat mengembalikan
kesuburan seteleh pemakaian dihentikan
c.
Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat
efektif selama periode menyusui
karena KB pil efektiftas cukup tinggi dan progestin tidak mengganggu kwantitas
maupun kwalitas ASI
d.
Mempunyai TD tinggi < 180/110 mmHg, hormone progesterone dapat meningkatkan tekanan
darah, dapat diberikan progesterone dalam dosis rendah dan perlu pengawasan
e.
Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak
menggunakan estrogen
2.
Kontraindikasi
a.
Hamil atau di duga hamil seorang wanita yang merasa
dirinya hamil jangan mengkonsumsi pil KB karena mungkin akan membuat cacat bayi
yang dikandung.
b.
Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena pada perdarahan pervaginam yang belum
diketahui penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu dapat disebabkan karena
adanya penyakit yang akan bertambah parah jika mengkonsumsi Pil (Ca Serviks
dll)
c.
Kanker payudara atau riwayat kanker payudara karena penggunaan
Pil KB
menyebabkan perkembangan jaringan stroma payudara
d.
Sering lupa menggunakan pil, karena jika tidak dapat menggunakan pil secara
teratur keefektifitasannya juga akan berkurang.
e.
Miom uterus. Progestin memicu pertumbuhan miom uterus
f.
Riwayat stroke. Progestin menyebabkan spasme/penyempitan
pembuluh darah
2.Suntikan
(Billing, 2006) indikasi dan
kontraindikasi suntik meliputi:
a. Kombinasi
1.
Indikasi:
a.
Usia reproduksi karena
kontrasepsi kombinasi tidak
direkomendasikan bagi wanita yang berumur > 35 tahun karena dapat
meningkatkan resiko bagi kesehatan wanita tersebut dan mempengaruhi metabolisme tubuh
b.
Telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak , yang belum
memiliki anak yang sudah maupun
yang belum memiliki anak dapat menggunakan mini suntik, karena pengunaan KB suntik
cepat mengembalikan kesuburan.
c.
Ingin mendapat kontrasepsi dengan efektifitas tinggi, efektivitas suntik kombinasi tinggi
d.
Menyusui asi pasca persalinan > 6 bulan, Selama 6 bulan menyusui esklusif dan tidak
boleh menggunakan kontrasepsi kombinasi, ketika tidak memberi asi eksklusif
maka diperbolehkan menggunakan asi eksklusif (http//www.klinik.com)
2.
Kontra Indikasi:
a.
Hamil atau di duga hamil, seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan mengkonsumsi Suntik
kombinasi karena mungkin akan membuat cacat bayi yang dikandung.
b.
Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan karena penggunaan Suntikan kombinasi dapat mengurangi kualitas dan kwantitas ASI
c.
Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena pada perdarahan pervaginam yang belum
diketahui penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu dapat disebabkan karena
adanya penyakit yang akan bertambah parah jika mengkonsumsi kontrasepsi kombinasi (Ca Serviks dll)
d.
Penyakit hepatitis karena
estrogen dalam pil KB dapat menyebabkan perubahan metabolisme ,dalam hati, jadi pada wanita yang menderita penyakit hati
sebaiknya menggunakan kombinasi
e.
Usia > 35 tahun yang merokok karena wanita yang memiliki usia >35 tahun dan
perokok serta pengguna suntik kombinasi dapat
memiliki kesempatan untuk terkena stroke.
f.
Tekanan darah tinggi
> 180/110 mmHg, suntikan
kombinasi dapat meningkatkan tekanan darah tinggi
g.
Keganasan payudara karena estrogen menyebabkan perkembangan
jaringan stroma payudara
b. Suntikan
Progestin
a. Usia reproduksi karena suntikan
progestin tidak direkomendasikan bagi wanita yang berumur > 35 tahun karena
dapat meningkatkan resiko bagi kesehatan wanita tersebut
b. Telah memiliki anak,
ataupun yang belum memiliki anak yang
sudah maupun yang belum memiliki anak dapat menggunakan suntikan progestin, karena pengunaan suntikan progestin cepat
mengembalikan kesuburan seteleh pemakaian dihentikan
c. Menginginkan suatu
metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui karena suntikan progestin efektiftas cukup
tinggi dan progestin tidak mengganggu kwantitas maupun kwalitas ASI
3.
Kontraindikasi
a.
Hamil atau di duga hamil seorang wanita yang merasa
dirinya hamil jangan mengkonsumsi suntik progestin karena mungkin akan membuat
cacat bayi yang dikandung.
b.
Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena pada perdarahan pervaginam yang belum
diketahui penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu dapat disebabkan karena
adanya penyakit yang akan bertambah parah jika menggunakan suntikan
progestin (Ca Serviks dll)
c. Kanker payudara atau
riwayat kanker payudara karena penggunaan suntikan progesterone menyebabkan
perkembangan jaringan stroma payudara
d.
Tidak dapat
menerima gangguan haid terutama amenorea, suntikan progestin menyebabkan
amenorea atau tidak dating haid
3.
Implant/AKBK
(Billing, 2006) indikasi dan kontraindikasi implan meliputi:
1.
Indikasi:
a. Telah memiliki anak, ataupun yang
belum memiliki anak yang sudah maupun yang belum
memiliki anak dapat menggunakan implan, karena pengunaan implant cepat mengembalikan kesuburan seteleh pemakaian
dihentikan
b.Menginginkan suatu metode
kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui karena implan
efektiftas cukup tinggi dan progestin tidak mengganggu kwantitas maupun
kwalitas ASI
c.
Mempunyai TD tinggi < 180/110 mmHg, hormone progesterone dapat meningkatkan tekanan darah,
dapat diberikan progesterone dalam dosis rendah dan perlu pengawasan
d.
Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak
menggunakan estrogen
e.
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi,
impaln tidak mengganggu kualitas dan kwantitas ASI
f.
Tidak menginginkan anak lagi tapi
menolak sterilisasi, merupakan metode jangka panjang yang memnyerupai
sterilisasi
2. Kontraindikasi
:
a.
Hamil atau di duga hamil seorang wanita yang merasa
dirinya hamil jangan mengkonsumsi implant karena mungkin akan membuat cacat
bayi yang dikandung.
b.
Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena pada perdarahan pervaginam yang belum diketahui
penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu dapat disebabkan karena adanya
penyakit yang akan bertambah parah jika menggunakan implan (Ca Serviks dll)
c.
Kanker payudara atau riwayat kanker payudara karena penggunaan
implan menyebabkan perkembangan jaringan stroma payudara
d.
Tidak dapat
menerima gangguan haid terutama amenorea, suntikan implan menyebabkan amenorea
atau tidak dating haid
4. IUD
Indikasi dan kontraindikasi
IUD ( Billing, 2006) :
1. Indikasi
a.
Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak yang sudah maupun yang belum memiliki anak dapat menggunakan implan, karena pengunaan
implant cepat mengembalikan kesuburan seteleh pemakaian dihentikan
b.
Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat
efektif selama periode menyusui karena implan efektiftas cukup tinggi dan progestin
tidak mengganggu kwantitas maupun kwalitas ASI
c.
Mempunyai TD tinggi < 180/110 mmHg, hormone progesterone dapat meningkatkan tekanan darah,
dapat diberikan progesterone dalam dosis rendah dan perlu pengawasan
d.
Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak
menggunakan estrogen
e.
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi,
impaln tidak mengganggu kualitas dan kwantitas ASI
f.
Tidak menginginkan anak lagi tapi
menolak sterilisasi, merupakan metode jangka panjang yang memnyerupai
sterilisasi
2. Kontraindikasi :
a.
Hamil atau di duga hamil seorang wanita yang merasa
dirinya hamil jangan menggunakan IUD karena mungkin akan membuat cacat bayi
yang dikandung.
b.
Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena pada perdarahan pervaginam yang belum diketahui
penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu dapat disebabkan karena adanya
penyakit yang akan bertambah parah jika menggunakan IUD (Ca Serviks dll)
c.
Kanker payudara atau riwayat kanker payudara karena penggunaan
IUD menyebabkan
perkembangan jaringan stroma payudara
d.
Tidak dapat
menerima gangguan haid terutama amenorea, suntikan progestin menyebabkan
amenorea atau tidak dating haid
e.
Menderita
vaginitis, salvingitis, endometritis, dengan memakai KB IUD
dapat memperparah keadaan
H.
Penanggulangan / Penanganan Efek Samping Kontrasepsi
Hormonal
1.
Pil
Menurut
(Saifudin, 2006) penanganan efek samping kontrasepsi pil meliputi:
a.
Pil kombinasi
1.
Amenorea (tidak ada perdarahan)
Penanganan: Tes kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum pil
dengan benar, tenanglah. Tidak datang haid kemunkinan besar karena tidak
adekuatnya efek estrogen terhadap endometrium. Tidak perlu pengobatan khusus
berikan pil dengan dosis estrogen 50mg, atau dosis
estrogen tetap, tetapi dosis progestin di kurangi. Bila klien hamil intra
uterin, hentikan pil, dan yakinkan pasien, bahwa pil yang telah di minumnya
tidak punya efek pada janin
2.
Mual, pusing atau muntah.
Penanganan:
tes kehamilan, bila tidak hamil sarankan minum pil saat makan malam, atau
sebelum tidur
3.
Perdarahan pervaginam/spotting
Penanganan:
tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologi. Sarankan minum pil pada waktu yang
sama. Jelaskan bahwa perdarahan/spotting hal yang bisa terjadi pada 3 bulan
pertama dan lambat laun akan berhenti. Bila perdarahan /spotting tetap saja
terjadi, ganti pil dengan dodis estrogen lebih tinggi 50mg sampai perdarahan teratasi, lalu kembali ke dosis
awal. Bila perdarahan/spotting timbul lagi, lanjutkan lagi dengan dosis 50mg, atau ganti dengan
metode kontrasepsi yang lain
b.
Pil progestin(minipil)
1.
Amenorea
Penanganan:
pastikan hamil atau tidak, bila tidak hamil tidak perlu tindakan khusus cukup
konseling saja. Bila amenorea berlanjut atau hal tersebut membuat klien
khawatir, rujuk ke klinik. Bila hamil, hentikan pil, dan kehamilan di
lanjutkan. Jelaskan pada klien bahwa minipil sangat kecil menimbulkan kelainan
pada janin. Bila di duga kehamilan ektopik, klien perlu di rujuk, jangan
memberikan pbat-obatan hormonal untuk menimbulkan haid. Kalaupun di berikan
tidak ada gunanya.
2.
Perdarahan tidak teratur
Penanganan:
bila tidak menimbulkan masalah kesehatan /tidak hamil, tidak perlu tindakan
khusus, bila klien masih tidak menerima kejadian tersebut, perlu di cari metode
kontrasepsi lain
2.
Suntikan
Menurut (Saifudin, 2006) penanganan efek samping kontrasepsi suntikan
meliputi:
a.
Suntikan kombinasi
1.
Amenorea
Penanganan:
test kehamilan, bila tidak terjadi kehamilan tidak perlu di beri pengobatan
khusus. Jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim. Anjurkan klien
untuk kembali ke klinik bila datangnya haid masih menjadi masalah. Bila klien
hamil rujuk klien.hentikan penyuntikan dan jelaskan bahwa hormon progestin dan
estrogen sedikit sekali pengaruh terhadap janin
2.
Mual, pusing, muntah
Penanganan:
pastikan tidak ada kehamilan. Bila hamil rujuk. Bila tidak hamil informaekat
3.
Perdarahan/spotting
Penanganan:
bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil cari penyebab perdarahan .jelaskan bahwa
perdarahan yang terjadi merupakan hal yang biasa. Bila perdarahan berlanjut dan
mengkhawatirkan klien, metode kontrasepsi lain perlu di cari
b.
Suntikan progestin
1. Amenorea
Penanganan:
a.
Bila tidak hamil pengobatan apapun tidak perlu. Jelaskan
bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim. Nasehati untuk kambali ke klinik
b.
Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien. Hentikan
penyuntikan. Jelaskan bahwa hormon progestin tidak akan menimbulkan kelainan
pada janin
c.
Bila terjadi KET rujuk segera
d.
Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan
perdarahan karena tidak akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak
terjadi perdarahan juga, rujuk ke klinik
2. Perdarahan,
spotting
Penanganan:
e.
Informasikan bahwa perdarahan ringan sering di jumpai,
tetapi hal ini bukanlah masalah serius, dan biasanya tidak memerlukan
pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin
melanjutkan suntikan maka dapat di sarankan 2 pilihan pengobatan : siklus pil
kontrasepsi kombinasi (30-35mg etinilestradiol),
ibuprofen (800 mg, 3x/hari untuk 5 hari), pil kontrasepsi kombinasi
dapatterjadi perdarahan dan bila terjadi
perdarahan banyak selama pemberian suntikan di tangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi
kombinasi/hari selama 3-7 hari di lanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi
hormonal, atau di beri 50mg
etinilestradiolatau 1,25 mg estrogen equinkonjugasi untuk 14-21 hari
2. Meningkatnya/menurunya BB
Penanganan:
Informasikan bahwa kenaikan/penurunan BB
sebanyak 1-2 kg dapat saaja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat
badan terlalu mencolok. Bila BB berlebihan hentikan suntikan dan anjurkan
metode kontrasepsi lain.
3.
Implan
a.
Nyeri kepala,
b.
peningkatan atau penurunan berat badan,
penanganan:
informasikan kepada klien bahwa perubahan BB 1-2 kg adalah normal. Kaji ulang
diet klienapabila terjadi perubahan BB 2kg atau lebih, apabila klien tidak
menerimanya bantu klien cari metode lainnya
c.
Nyeri payudara,
d.
perasaan mual, pening/pusing kepala,
e.
Perubahan perasaan atau mood
4.
IUD
a.
Amenorea
Penanganan:
pastikan pasien tersebut hamil atau tidak,. Bila klien tidak hamik AKDR tidak
perlu di cabut, cukup konseling saja. Jika tetap saja klien menganggap amenorea yang terjadi sebagai
masalah, maka di rujuk. Jika terjadi kehamilan 13 mggdan benang AKDR terlihat,
cabut AKDRanjurkan klien kembali jika terjadi perdarahan, cram, cairan berbau
atau demam. Jangan cabut AKDR jika benang tidak kelihatan dan kehamilan > 13
mgg. Jika klien hamil dan ingin meneruskan kehamilannya tanpa mencabut AKDRnya
jelaskan kepadanya tentang meningkatnya resiko keguguran, kehamilan preterm,
infeksi, dan kehamilan harus di awasi ketat
b.
Kram
Penanganan: pikirkan kemungkinan terjadiinfeksi dan berikan
pengobatab yang sesuai. Jika kram tidak parah dan tidak di temukan penyebabnya
cukup di berikan analgetik saja. Jika penyebabnya tidak di temukan dan
menderita kram berat cabut AKDR kemudian ganti AKDR baru atau cari metode yang
lain
c.
Perdarahan yang tidak
teratur dan banyak
Penanganan:
sering
di temukan pada 3-6 bulan pertama. Apabila klien menderita infeksi panggul/ KET
rujuk bila perlu. Bilatidak di temukan kelainan patologik dan perdarahan masih
terjadi dapat d beri obat: 3x800mg untuk 1 mgg, atau pil kombinasi 1 siklus
saja. Bila perdarahan banyak beri 2 pil kombinasi untuk 3-7 hari, atau boleh
juga di beri 1,25mg estrogen equin konyugasi selama 14-21 hari, bila perdarahan
terus berlanjut sampai klien anemia, cabut AKDR bantu klien utk memilih metode
lain.
d.
Benang hilang
Penanganan
: periksa apakah klien hami. Bila klien tidak hamil dan AKDR masih di tempat,
tidak ada tindakan yang perlu di lakukan, bila tidak yakin AKDR masih di dalam
klien itdak hamil, maka klien di rujuk untuk di lakukan px rontagen/USG. Bila
tidak di temukan pasang kembali AKDR sewaktu datang haid. Jika di temukan
kehamilan dan benag AKDR tidak kelihatan lihat penanganan amenorea
e.
Cairan vagina/ dugaan radang panggul
Penanganan
: bila penyebab kuman gonokokus atau klamidia, cabut AKDR dan berikan
penanganana yang sesuai. Penykit radang ini cukup di obati dan AKDR tidak perlu
di cabut. Apabila klien dengan penyakit radang panggul dan tidak ingin memakai
AKDR lagi beri antibiotika selama 2 hari kemudian AKDR di cabut dan bantu klien
utk memilih metode kontrasepsi lain.
a.
Suntikan Progestin
a.
Setiap saat selama haid, asal ibu tersebut tidak hamil
b.
Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
c.
Pada ibu yang tidakhaid, injeksi pertama di berikan
setiap saat, asalkan ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan
tidak boleh melakukan hubungan sex
d.
Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin
mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi
hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan
pertama dapat segera di berikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya
datang
e.
Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain
dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi
suntikan yang akan di berikan di mulai saat jadual kontrasepsi suntikan yang
sebelmnya
f.
Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin
menggantinya kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang
akan di berikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil. Dan pemberiannya tidak
perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu di suntik setelah hari ke
7 haid, ibu tersebut selama 7 hari belum
boleh hubungan sex
g.
Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal,
suntikan pertama dapat di berikan pada haari pertama sampai hari ke 7 siklus
haid, asal saja ibu tersebut tidak hamil
h.
Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur.
Suntikan pertama dapat di berikan setiap saat, asal saja ibu tidak hamil, dan
selama 7 hari ibu belum boleh hub sex
1. Implant/AKBK
a.
Setiap saat selama siklus haid hari ke 2-7 tidak di
perlukan metode kontrasepsi tambahan
b.
Insersi dapat di lakukan kapan saja asalkan di yakini
tidak hamil, bila di insersi setelah7 hari siklus haid, klien jangan melakukan
hubungan sex/ menggunakan metode kontrasepsi lain selama7 hari
c.
Bila tidak haid insersi di lakukan kapan saja, asal di
yakini tidak hamil, jangan melakukan hub sex atau menggunakan kontrasepsi lain
untuk 7 hari saja
d.
Bila menyusui antara 6 minggu-6 bulan pasca persalinan
insersi dapat di lakukan setiap saat, bila menyusui penuh klien tidak perku
menggunakan kontrasepsi lain
e.
Setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid
kembali insersi dapat di lakukan setiap saat, tetpai jangan melakukan hubungan
sex selama 7 hari
f.
Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin
mengganti dengan implan, insersi dapat di lakukan setiap saat, asal saja klien
tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi yang dulu dengan benar
g.
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan,
implan dapat di berikan pada saat jadual kontrasepsi suntikan tersebut, tidak
di perlukan metode kontrasepsi lain
h.
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non
hormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan implan, insersi
implan dapat di lakukan setiap saat, asal di yakini klien tidak hamil. Tidak
perlu menunggu datangnya haid berikutnya
i.
Bila kontersepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin
menggantinya dengan implan, implan dapat di pasang pada saat haid hari ke 7,
dan klien jangan melakukan hubungan sex selama 7 hari. AKDR segera di cabut
2.
IUD
a.
Setiap waktu selama siklus haid, di pastikan ibu tidak
hami
b.
Sesudah melahirkan dalam waktu 48 jam pertama
pascapersalinan, 6-8 mgg atau sesudah melahirkan
c.
Segera setelah haid, pasca keguguran spontan atau
keguguran buatan dengan syarat tidak terbukti adanya suatu infeksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar