Rabu, 05 April 2017

Kontrasepsi Metode Barier

KONTRASEPSI METODE BARIER

Pengertian kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim. Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam kontrasepsi. Metode dalam kontrasepsi tidak ada satupun yang efektif secara menyeluruh. Meskipun begitu, beberapa metode dapat lebih efektif dibandingkan metode lainnya. Efektivitas metode kontrasepsi yang digunakan bergantung pada kesesuaian pengguna dengan instruksi. Perbedaan keberhasilan metode juga tergantung pada tipikal penggunaan (yang terkadang tidak konsisten) dan penggunaan sempurna (mengikuti semua instruksi dengan benar dan tepat). Perbedaan efektivitas antara penggunaan tipikal dan penggunaan sempurna menjadi sangat bervariasi antara suatu metode kontrasepsi dengan metode kontrasepsi yang lain.
Keistimewaan metode barier (penghalang) ini adalah mencegah infertilitas, kanker servix dan PMS dan meningkatkan partisipasi pria dalam kontrasepsi. Metode barier terdiri dari 3 jenis yaitu :
I. KONDOM
• Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah IMS termasuk HIV/ AIDS
• Efektif bila dipakai dengan baik dan benar
• Dapat dipakai bersama kontrasepsi lain untuk mencegah IMS
Kondom merupakan selubung / sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan di antaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk menigkatkan efektivitasnya (misalnya penambahan spermisida) maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual.
Modifikasi tersebut dilakukan dalam hal :
• Bentuk
• Warna
• Pelumas
• Ketebalan
• Bahan
Cara Kerja :
• Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.
• Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu pasang kepada pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil)
Efektivas :
Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
Manfaat :
• Kontrasepsi
 Efektif bila digunakan dengan benar
 Tidak mengganggu produksi asi
 Tidak mengganggu kesehatan klien
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik
 Murah dan dapat dibeli secara umum
 Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
 Metode kontrasepsi sementar bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda
• Nonkontrasepsi
 Memberi dorongan kepada pria untuk ikut ber KB
 Dapat mencegah penularan IMS
 Mencegah ejakulasi dini
 Membantu mencegah terjadinya kanker serviks (mengurangi iritasi bahan karsinogenik eksogen pada serviks)
 Saling berinteraksi sesama pasangan
 Mencegah imuno fertilitas
Keterbatasan
 Efektivitas tidak terlalu tinggi
 Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
 Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)
 Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk mempertahankan ereksi
 Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksusal
 Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum
 Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah
Penilaian klien
Klien tidak memerlukan atau membutuhkan anamnesis atau pemeriksaan khusus untuk pemakaian kondom, tetapi mereka perlu diberi penjelasan lisan atau instruksi tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan untuk seleksi penggunaan kondom dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1 : seleksi klien pengguna kondom
Kondom
Sesuai intuk pria yang : Tidak sesuai untuk pria yang :
Ingin berpartisipasi dalam program KB Mempunyai pasangan yang berisiko tinggi apabila terjadi kehamilan
Ingin segera mendapatkan alat kontrasepsi Alergi terhadap bahan dasar kondom
Ingin kontrasepsi sementara Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
Ingin kontrasepsi tambahan Tidak mau terganggu dengan berbagai persiapan untuk melakukan hubungan seksual
Hanya ingin menggunakan alat kontrasepsi jika akan berhubungan Tidak pedul berbagai persyaratan kontrasepsi
Berisiko tinggi tertular / menularkan IMS
Cara Penggunaan / Instruksi Bagi Klien
• Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual
• Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermisida ke dalam kondom
• Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting atau benda tajam lainnya pada saat mebuka kemasan
• Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi, tempelkan ujungnya pada gland penis dan tempatkan pada bagian penampung sperma pada ujung uretra. Lepaskan gulungan karetnya dengan jalan menggeser gulungan tersebut ke arah pangkal penis. Pemasangan ini harus dilakukan sebelum penetrasi penis ke vagina.
• Bila kondom tidak mempunyai tmpat penampungan sperma pada bagian ujungnya, maka saat memakai longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan pada saat ejakulasi.
• Kondom dilepas sebelum penis melembek.
• Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom tidak terlepas pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom diluar vagina agar terjadi tumpahan cairan sperma disekitar vagina.
• Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai.
• Buang kondom bekas pakai pada tempat yang aman
• Sediakan kondom dalam jumlah cukup dirumah dan jangan disimpan ditempat yang panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atau robek saat digunakan.
• Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak rapuh / kusut
• Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral, atau pelumas dari bahan petrolatum karena akan segera merusak kondom.
Memberikan persediaan kondom kepada klien
• Jumlah kondom yang diberikan dapat bervariasi menurut pertimbangan orang per orang. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah frekuensi hubungan seksual, jarak dari klinik / tempat pelayanan dan pemintaan khusus. Kondom dibagikan dalam jumlah yang cukup untuk melindungi pasangan selama 6 bulan.
• Kondom yang diberikan pada klien harus terjamin mutunya dan petugas klinik harus mengetahui jenis dan spesifikasi dari kondom yang disalurkan dan sudah melalui pengkajian mutu. Kalau ada keraguan tentang mutu kondom sebaiknya jangan diberikan, kalau terpaksa diberikan sebaiknya dipakai bersama-sama dengan spermisida.
Tabel 2 : penanganan efek samping dan masalah kesehatan lainnya
Efek samping atau masalah Tidak sesuai untuk pria
Kondom rusak / diperkirakan bocor (sebelum berhubungan) Buang dan pakai kondom baru atau pakai spermisida digabung kondom
Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat behubungan Jika dicurugai ada kebocoran, pertimbangkan pemberian Morning After Pill
Dicurigai adanya reaksi aleergi (spermisida) Reaksi alergi, meskipun jarang, dapat mengganggu dan bisa berbahaya. Jika keluhan menetap sesudah berhubungan dn tidak ada gejala IMS, berika kondom alami (lamb skin atau gut) atau bantu klien memilih metode lain
Mengurangi kenikmatan hubungan seksual Jika penurunan kepekaan tidak bisa ditolerir biarpun dengan kondom yang lebih tipis, anjurkan pemakaian metode lain.
II. DIAFRAGMA
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
Jenis:
• Flat spring (flat metal band)
• Coil spring (coiled wire)
• Arching spring (kombinasi metal spring)
Cara kerja :
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai alt tempat spermisida
Manfaat :
• Kontrasepsi :
 Efektif bila digunakan dengan benar
 Tidak mengganggu produksi ASI
 Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6 jam sebelumnya
 Tidak mengganggu kesehatan klien
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik
• Non kontrasepsi :
 Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khusus apabila digunakan dengan spermisida
 Bila digunakan pada saat haid, menampung darah menstruasi
Keterbatasan
• Efektivitas sedang (bila digunakan dengan spermisida angka kegagalan 6-18 kehamila per 100 perempuan per tahun pertama
• Keberhasilan sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
• Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan menggunakannya setiap berhubungan seksual
• Pemeriksaan pelvik oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan
• Pada bebrapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra
• Pada 6 jam pascahubungan seksual, alat masih harus berada di posisinya.
Tabel 3: Seleksi klien pengguna diafragma
Diafragma
Sesuai untuk perempuan yang Tidak sesuai untuk perempuan yang
• Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal, seperti perokok, atau di atas usia 35 thn.
• Tidak menyukai AKDR
• Menyusui dan perlu kontrasepsi
• Memerlukan proteksi terhadap IMS
• Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode yang lain. • Berdasarkan umur dan paritas serta masalah kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi beresiko tinggi.
• Terinfeksi saluran uretra
• Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelaminnya (vulva dan vagina).
• Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan.
• Ingin metode KB efektif.
Tabel 4 : Penanganan efek samping
Efek samping Penanganan
• Infeksi saluran uretra • Pengobatan dengan antibiotika yang sesuai, apabila diafragma menjadi pilihan utama dalam ber-KB. Sarankan untuk segera mengosongkan kandung kemih setelah melakukan hubungan seksual atau sarankan memakai metode lain.
• Dugaan adanya reaksi alergi difragma atau dugaan adanya reaksi alergi spermisida. • Walaupun jarang terjadi, terasa kurang nyaman dan mungkin berbahaya. Jika ada iritasi vagina, khususnya pasca sanggama, dan tidak mengidap IMS, berikan spermisida yang lain atau bantu untuk memilih metode lain.
• Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih/rektum. • Pastikan ketepatan letak difragma apabila alat terlalu besar. Cobalah dengan ukuran yang lebih kecil. Tindaklanjuti untuk meyakinkan masalah telah ditangani.
• Timbul cairan vagina dan berbau jika dibiarkan lebih dari 24 jam. • Pemeriksa adanya IMS atau benda asing dalam vagina, jika tidak ada, sarankan klien untuk melepas diafragma setelah melakukan hubungan seksual, tapi tidak kurang dari 6 jam setelah aktivitas terakhir. Setelah diangkat (diafragma harus di cuci dengan hati-hati menggunakan sabun cair dan air, jangan menggunakan bedak jika akan disimpan). Jika mengidap IMS, lakukan pemrosesan alat sesuai dengan pencegahan infeksi.
Cara Penggunaan/Instruksi bagi Klien
• Gunakan difragma setiap kali melakukan hubunngan sekksual.
• Pertama kosongkan kandung kemih dan cuci tangan.
• Pastikan diafragma tidak berlubang (tes dengan mengisi difragma dengan air, atau melihat menembus cahaya).
• Oleskan sedikit spermisida krim atau jelli pada kap diafragma (untuk memudahkan pemasangan tambahkan krim atau jelli, remas bersamaan dengan pinggirannya).
• Posisi saat pemasangan diafragma:
 Satu kaki diangkat ke atas kursi atau dudukan toilet.
 Sambil berbaring
 Sambil jongkok.
• Lebarkan kedua bibir vagina.
• Masukkan diafragma vagina jauh ke belakang, dorong bagian depan pinggiran ke atas di balik tulang pubis.
• Masukan jari ke dalam vagina sampai menyentuh serviks, sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi.
• Diafragma dipasang di vagina sampai 6 jam sebelum hubungan seksual. Jika hubungan seksual berlangsung di atas 6 jam setelah pemasangan, tambahkan spermisida ke dalamm vagina.
• Mengangkat dan mencabut diafragma dengan menggunakan jari telunjuk dan tengah.
• Cuci dengan sabun dan air, keringkan sebelum disimpan kembali ditempatnya.
III. SPERMISIDA
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk:
• Aerosol (busa)
• Tablet vagina, suppositoria, atau dissovable film.
• Krim
Cara Kerja
Menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
Pilihan
• Busa (aerosol) efektif setelah insersi.
• Busa spermisida dianjurkan apabila digunakan hanya sebagai metode kontrasepsi.
• Tablet vagina, suppositoria, dan film penggunaannya disarankan menunggu 10 – 15 menit sesudah dimasukkan sebelum hubungan seksual.
• Jenis spermisida jelli biasanya hanya digunakan dengan diafragma.
Manfaat
• Kontrasepsi:
 Efektif seketika (busa dan krim).
 Tidak mengganggu produksi ASI.
 Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain.
 Tidak mengganggu kesehatan klien.
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
 Mudah digunakan.
 Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
 Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
• Nonkontrasepsi :
 Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS.
Keterbatasan
• Efektivitas kurang (3 – 21 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama).
• Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengetahui cara penggunaan.
• Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual (tablet busa vagina, suppositoria dan film).
• Efektifitas aplikasi hanya 1-2 jam.
Tabel 5 : Seleksi klien pengguna spermisida
Spermisida
Sesuai untuk perempuan yang: Tidak sesuai untuk perempuan yang:
• Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal, seperti perokok atau diatas 35 tahun.
• Tidak menyukai penggunaan AKDR.
• Menyusui dan perlu kontrasepsi.
• Memerlukan proteksi terhadap IMS.
• Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode yang lain. • Berdasarkan umur dan paritas serta masalah kesehatan menyebabkan kehamilan dengan resiko tinggi.
• Terinfeksi saluran uretra.
• Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelaminnya(vulva dan vagina).
• Mempunyai riwayat sindrokkarena keracunan.
• Ingin metode KB efektif.
Tabel 6: Penanganan efek samping dan masalah lain
• Efek sampi dan masalah • Penanganan
• siIritasi vagina. • Periksa adanya vaginitis dan IMS. Jika penyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih metode lain.
• Iritasi penis dan tidak nyaman. • Periksa IMS, jika penyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih metode lain.
• Gangguan rasa panas di vagina. • Periksa reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Jika tidak ada perubahan. alihkan ke spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih metode lain.
• Kegagalan tablet tidak larut. • Pilih spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih metode lain.
Cara Penggunaan/instruksi bagi kien:
• Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator (busa atau krim ) dan insersi spermisida.
• Penting untuk menggunakan spermisida setiap melakukan aktivitas hubungan seksual.
• Jarak tunggu sesudah setelah memasukkan tablet vagina atau suppositoria adalah 10-15 menit.
• Tidak ada jarak tunggu setelah memasukkan busa.
• Penting untuk mengikuti anjuran dari pabrik tentang car penggunaan dan penyimpanan dari setiap produk (misalnya kocok aerosol sebelum di isi ke dalam aplikator)
• Spermisida di tempatkan jauh di dalam vagina sehingga serviks terlindungi dengan baik.
Aerosol (busa).
• Kocok tempat aerosol 20-30 menit sebelum digunakan.
• Tempatkan kontainer dengan posisi keatas,letakkan aplikator pada mulut kontainer, dan tekan aplikator untuk mengisi busa.
• Sambil berbaring lakukan insersi aplikator kedalam vagina mendekati serviks. Dorong sampai busa keluar.
• Aplikator segera di cuci pakai sabun dan air, tiriskan, dan keringkan. Jangan berbagi aplikator dengan orang lain.
Tablet vagina atau sippositoria
• Cuci tangan sebelum membuka paket.
• Lepaskan tablet atau suppositoria dari paket.
• Sambil berbaring masukkan tablet vagina atau suppositoria jauh ke dalam vagina.
• Tunggu 10-15menit sebelum memulai berhubungan seksual.
• Sediakan selalu extra pengadaan tablet vagina atau suppositoria di tempat.
Catatan : beberapa busa dari tablet vagina menyebabkan rasa hangat di vagina itu normal-normal saja.
Krim
• Insersi kontrasepsi krim setelah di kemas ke dalam aplikator sampai penuh,masukkan ke dalam vagina sampai mendekati serviks.
• Tekan alat pendorong sampai krim keluar. Tidak perlu menunggu kerja krrim.
• Aplikator harus di cuci dengan sabun dan air sesuai dengan pencegahan infeksi untuk alat-alat, tiriskan dan keringkan.
• Untuk memudahkan pembersihan alat, pisahkan bagian-bagiannya. Jangan berbagi aplikator dengan orang lain.
• Sediakan selalu extra pengadaan krim terutama apabila ternyata kontainer kosong.
Dissovable film
• Sebelum membuka kemasan, terlebih dahulu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
• Spermisida bentuk film/ tissue ini berupa kotak-kotak tipis yang larutdalam serviks. Untuk menggunakannya, lipat film menjadi dua dan kemudianletakkan di ujung jari.
• Masukkan jari Anda ke dalam vagina dan dorong film kedalam vagina mendekati serviks.
• Keadaan jari yang kering dan cara memasukkan film secepat mungkin ke dalam vagina, akan membantu penempelan dan jari tidak menjadi lengket.
• Tunggu sekitar 15 menit agar film larut dan bekerja efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT IBI Cabang Nganjuk Ke 66