a. Pengertian Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap (kontap) adalah suatu tindakan
untuk membatasi keturunan dalam jangka waktu yang tidak terbatas; yang
dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan suami isteri atas
permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan sukarela (Zietraelmart, 2010).
b. Jenis- jenis kontrasepsi
mantap
1) Tubektomi
a) Pengertian
Tubektomi
adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan)
seorang perempuan (Saiffudin,2006;
h. MK-81).
Tubektomi
adalah tindakan oklusi/pengambilan sebagian saluran telur wanita untuk mencegah
proses fertilisasi (Saifuddin, 2007; h.486).
Tubektomi
adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan wanita
bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi (Mansjoer, 2001; h. 369).
b)
Jenis – Jenis Tubektomi
Menurut
Hartanto (2004;h. 243) jenis-jenis tubektomi antara lain:
(1) Laparotomi
(2) Minilaparotomi
= Mini-lap
Sub-umbilikal/infra-umbilikal:
post-partum
Supra
pubis/Mini-Pfannenstiel: post-abortus, interval
(3) Laparoskopi
c)
Manfaat Kontrasepsi
Menurut
Saifuddin (2003; h. MK-79) manfaat kontrasepsi tubektomi sebagai berikut :
(1) Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan
selama tahun pertama penggunaan).
(2) Tidak mempengaruhi proses menyusui (breastfeeding)
(3) Tidak bergantung pada faktor senggama
(4) Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi
risiko kesehatan yang serius
(5) Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan
anestesi lokal
(6) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
(7) Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak
ada efek pada produksi hormon ovarium).
d)
Manfaat Nonkontrasepsi
Menurut
Saifuddin (2003;h.MK-79) adalah berkurangnya resiko kanker ovarium
e)
Keterbatasan
Keterbatasan
tubektomi menurut Saifuddin (2003;h. MK-79) adalah :
(1) Harus dipertimbangkan sifat permanen metode
kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan lagi), kecuali dengan operasi
rekanalisasi.
(2) Klien dapat menyesal dikemudian hari.
(3) Resiko komplikasi kecil ( meningkat apabila
digunakan anestesi umum).
(4) Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek
setelah tindakan.
(5) Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dibutuhkan
dokter spesialis ginekology atau dokter spesialis bedah untuk proses
laparoskopi)
(6) Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV
dan HIV/AIDS.
f)
Indikasi
Yang
dapat menjalani tubektomi menurut Saifuddin (2003;h. MK-82) antara lain :
(1) Usia lebih dari 26 tahun
(2) Paritas lebih dari dua
(3) Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai
dengan kehendaknya.
(4) Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko
kesehatan yang serius.
(5) Pascapersalinan.
(6) Pascakeguguran.
(7) Paham dan secara sukarela setuju dengan
prosedur ini.
Menurut
seminar Kuldoskopi Indonesia pertama di Jakarta
(18-19 Desember 1972) dalam Wiknjosastro
(2007; h.565), sebaiknya tubektomi sukarela dilakukan pada wanita yang memenuhi
syarat-syarat berikut :
(1) Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup
(2) Umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak hidup
(3) Umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup
Sedangkan
pada konferensi khusus perkumpulan
untuk Sterilisasi Sukarela Indonesia di Medan (3-5 Juni 1976) dalam Wiknjosastro
(2007; h.565 ) dianjurkan pada umur antara 25-40 tahun, dengan jumlah anak
sebagai berikut :
(1) Umur antara 25-30 tahun dengan 3 anak atau
lebih
(2) Umur antara 30-35 tahun dengan 2 anak atau
lebih
(3) Umur antara 35-40 tahun dengan 1 anak atau
lebih
g)
Kotraindikasi
Menurut
Saifuddin (2006;h. MK-83) yang tidak boleh melakukan tubektomi antara lain :
(1) Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai).
(2) Perdarahan pervaginal yang belum terjelaskan
(hingga harus dievaluasi).
(3) Infeksi sistemik atau pelvik yang akut (hingga
masalah itu disembuhkan atau dikontrol).
(4) Tidak boleh menjalani proses pembedahan.
(5) Kurang pasti mengenai keinginannya untuk
fertilitas di masa depan.
(6) Belum memberikan persetujuan tertulis.
h)
Kontraindikasi
relatif menurut Everett (2008;h.253) adalah:
(1) Meminta sterilisasi pada usia muda, misalnya
dibawah 25 tahun
(2) Obesitas dapat dikontraindikasikan untuk
prosedur laparoskopik.
i)
Efektivitas
Menurut
Everett (2008;h. 252) sterilisasi wanita adalah bentuk kontrasepsi yang sangat
efektif dengan angka kegagalan 1-5 per 1000 kasus, yang berarti efektivitasnya
99,4- 99,8% per 100 wanita per tahun. Keefektivan bervariasi, bergantung pada
metode mana yang dipakai.
j) Efek Samping
Menurut
Saifuddin (2006;h. MK-85) efek samping yang ditimbulkan setelah prosedur bedah
biasanya adalah:
(1) Nyeri bahu selama 12 – 24 jam setelah
laparoskopi relatif lazim dialami karena gas (CO2 atau udara) di bawah diafragma.
(2) Periode menstruasi akan berlanjut seperti
biasa. (Apabila mempergunakan metode hormonal sebelum prosedur, jumlah dan
durasi haid dapat meningkat setelah pembedahan).
k)
Waktu Pelaksanaan
Menurut
Saifuddin (2003; h. MK-80 – MK-81) waktu yang tepat dilakukan tubektomi adalah
:
(1) Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila
diyakini secara rasional klien tersebut tidak hamil.
(2) Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi
(fase proliferasi).
(3) Pascapersalinan
Minilap
: di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu.
Laparoskopi
: tidak tepat untuk klien-klien pascapersalinan.
(4) Pascakeguguran
Triwulan
pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap
atau laparoskopi).
Triwulan
kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap).
2)
Vasektomi
a)
Pengertian
Kontrasepsi
mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor
pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang
singkat dan tidak memerlukan anestesi umum ( Hartanto, 2004 ; h. 307).
Vasektomi
adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan
jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi
(penyatuan dengan ovum) tidak terjadi (Saifuddin, 2006 ; h. MK-85).
Vasektomi
adalah pemotongan vas deferens, yang merupakan saluran yang mengangkut sperma
dari epididimis di dalam testis vesikula seminalis (Everett, 2008; h.70).
b)
Jenis - Jenis Vasektomi
Menurut
Saifuddin (2006;h. PK-85) macam- macam vasektomi ada 2 yaitu :
(1) Vasektomi dengan pisau
(2) Vasektomi Tanpa Pisau (VTP)
c)
Keuntungan
Keuntungan
memakai vasektomi menurut Hartanto (2004;h. 308) antara lain :
(1)
Efektif
(2)
Aman,
morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.
(3)
Sederhana.
(4)
Cepat,
hanya memerlukan waktu 5-10 menit.
(5)
Menyenangkan
bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja.
(6)
Biaya
rendah.
(7)
Secara
kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu untuk
ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedis
wanita.
(8)
Metode
permanen
(9)
Efektivitas
tinggi
(10)
Menghilangkan
kecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.
d)
Kerugian
Menurut
Hartanto (2004; h. 308) kerugian yang ditimbulkan dari kontrasepsi vasektomi
adalah :
(1) Diperlukan suatu tindakan operatif.
(2) Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti
perdarahan atau infeksi.
(3) Kontap pria belum memberikan perlindungan total
sampai semua spermatozoa, yang sudah ada di dalam sistem reproduksi distal dari
tempat oklusi vas deferens, dikeluarkan.
(4) Problem psikologis yang berhubungan dengan
perilaku seksual mungkin bertambah parah setelah tindakan operatif yang
menyangkut sistem reproduksi pria.
e)
Indikasi
Vasektomi
merupakan upaya untuk menghentikan
fertilitas di mana fungsi reproduksi merupakkan ancaman atau gangguan terhadap
kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga
(Saifuddin, 2006 : h.MK-85).
f)
Kontra-indikasi
Menurut
Hartanto (2004;h. 308-309) yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi vasektomi
adalah :
(1) Infeksi kulit lokal, misal Scabies
(2) Infeksi traktus genitalia.
(3) Kelainan skrotum dan sekitarnya
(a) Varicocele
(b) Hydrocele besar
(c) Filariasis
(d) Hernia inguinalis
(e) Orchiopexy
(f)
Luka
parut bekas operasi hernia
(g) Scrotum yang sangat tebal
(4) Penyakit sistemik
(a) Penyakit-penyakit perdarahan
(b) Diabetes mellitus
(c) Penyakit jantung koroner yang baru
(5) Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual
yang tidak stabil
g)
Efektivitas
Vasektomi
adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif. Angka kegagalan langsungnya
adalah 1 dalam 1000; angka kegagalan lanjutnya adalah antara 1 dalam 3000 dan 1
dalam 7000 (Everett,2008; h.70).
Menurut Hartanto (2004; h.313) angka kegagalan
0-2,2%, umumnya kurang dari 1%. Kegagalan vasektomi umumnya disebabkan oleh :
senggama yang tidak terlindung sebelum semen/ejakulat bebas sama sekali dari spermatozoa,
rekanalisasi spontan dari vas deferens, umumnya terjadi setelah pembentukan
granuloma spermatozoa; pemotongan dan oklusi struktur jaringan lain selama
operasi.
h)
Efek
samping
Efek
samping yang ditimbulkan kontrasepsi vasektomi menurut Everett (2008, h. 71)
adalah :
(1) Infeksi
(2) Hematoma
(3) Granula sperma
i)
Waktu
pelaksanaan
Tidak ada batasan usia, dapat
dilaksanakan bila diinginkan. Yang penting sudah memenuhi syarat sukarela,
bahagia, dan kesehatan (Zietraelmart, 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar