Rabu, 06 Mei 2015

LAPORAN PENDAHULUAN BBL DENGAN ASFIKSIA




LAPORAN PENDAHULUAN
BBL DENGAN ASFIKSIA

1.      DEFINISI
-          Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan dimanan kegagalan nafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Perubahan-perybahan yang terjadi pasa asfiksia antara lain hipoksia, hipervapma, dan asidosis metabolik (Muslihatun, 2011)
-          Asfiksia Neonatorum merypakan salah satu kondisi dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan tidak teratur segera setelah laihr ( Beta dan Sowden, 2005)
-          Asfiksia berarti hipoksia yang progesif, penimbunan  dan asidosis bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ fital lainnya (Prawirohardjo, 2010)

2.      JENIS ASFIKSIA
Ada dua macam jenis Asfiksia, yaitu :
a.       Asviksia Livida (biru) ciri-cirinya : warna kulit kebiru-biruan, tonus otot masih baik, reaksi rangsangan positif, bunyi jantung reguler, prognasi lebih baik.
b.      Asfiksia Pillida (putih) ciri-cirinya : warna kulit pucat, tonus otot sudah berkurang, tidak ada rektasi rangsangan, bunyi jantung irreguler, prognosis jelek. (Prawirohardjo, 2010)

3.      KLASIFIKASI
Klasifikasi Asfiksia berdasarkan nilai APGAR
No
Klasifikasi
Nilai APGAR
Derajat Vitalitas
1
Fress Stillbirth
(bayi lahir mati)
0
Tidak ada pernapasan
Tidak ada denyut jantung
2
Asfiksia Berat
1-3
Denyut jantung <40x/menit
3
Asfiksia Sedang
4-6
Pernapasn tidak teratur, megap-megap, atau tidak ada pernapasan
4
Asfiksia Ringan / tanpa Asfiksia
7-9
Tangisan kuat disertai gerakan aktif
5
Bayi Normal
10









4.      ETIKOLOGI
Terjadinya asfiksia disebabkan oleh beberapa faktor
a.       Faktor Intrauterin
-       Keadaan Ibu
·      Hipotensi (syok) dengan berbagai sebab
·      Penyakit kardiovaskuler dan paru
·      Anemia / Mal nutrisi
·      Keadaan asidosid / dehidrasi
·      Sindrom supin hipotensi
·      Penyakit Diabetes Melitus
-       Uretus
·      Kontraksi uterus yang berlebihan
·      Gangguan sistem perdaran darah uterus
-       Plasenta
·      Gangguan pembuluh darah plasenta
·      Pendarahan pada plasenta pravia
·      Gangguan pertumbuhan plasenta
-       Tali Pusat
·      Kompresi tali pusat
·      Simpul tali pusat
·      Tali pusat terputir jell woartom yang lemah
·      Lilitan tali pusat
·      Prolapus / tali pusat terkemuka
-       Fetus
·      Infeksi intrauterin
·      Gangguan pertumbuhan intrauterin
·      Pendarahan pada janin
·      Anemia
b.      Faktor Umur Kehamilan
-       Persalinan prematur (BBLR)
-       Persalinan presipitatus
-       Persalinan lewat waktu
c.       Faktor Persalinan
-       Persalinan memanjang / terlantar
-       Persalinan dengan tindakan operatif
-       Persalinan dengan induksi
-       Persalinan dengan anestesi
-       Pendarahan (solusio plansenta marginalis)
d.      Faktor Buatan
-       Sindrom hipotensi supinasi (posisi tidur)
-       Asfiksia intrauterin pada induksi persalinan
-       Asfeksia intrauterin pada persalinan dengan anestesi



5.      TANDA-TANDA
a.       Asfiksia berat
-       Frekuensi jantung < 40 x / menit
-       Tidak ada usaha napas
-       Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada
-       Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan
-       Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu
-       Terjadi kekurangan  yang berlanjut sebelum atau sesudah persalinan
b.      Asfiksia sedang
-       Frekuensi jantung menurun menjadi 60-80 x / menit
-       Tidak ada usaha napas
-       Tanus otot lemah bahkan hampir tidak ada
-       Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika dirangsang
-       Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu
-       Terjadi kekurangan  yang berlanjut sebelum atau sesudah persalinan
c.       Asfiksia ringan / tanpa asfiksia
-       Takipnea napas > 40 x / menit
-       Bayi tampak cyanosis
-       Adanya retaksi sela iga
-       Adanya pernapasan cuping hidung
-       Pada pemeriksaan aultulkasi diperoleh ronchi, rates, wheezing
-       Bayi kurang aktivitas

6.      PATOFISIOLOGI
Asfiksia adalah keadaan BBL tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah laihir. Sering kali seorang bayi yang mengalami gawat janin sebelum persalinan akan mengalami asfiksia setelah persalinan.
Masalah ini mungkn berkaitan dengan kondisi ibu selama / sesudah bayi lahir (JMPK, KR, 2008)
Pernapasan spontan bagi bay baru lahir tergantung pada kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkan asfiksia ringan yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia trangien) proses ini dianggap sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernapasan agar terjadi “primary gruping” yang kemudian akan berkelanjut bila terdapat gangguan pertukaran gas /  selama kehamilan pwrsalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratur akan menyebabkan kamatian kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat reversible atau tidak tergantung pada berat dan lamanya asfiksia (FKUI, 2009)








7.      KOMPLIKASI YANG MUNGKIN MUNCUL
Komplikasi yang mungkin muncul pada asfiksia neonatus antara lain:
a.       Edema otak dan pendrahan otak
Pada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang telah berkelanjutan sehingga terjadi renjatan neonatus sehingga aliran darah ke otak menurun. Keadaan ini akan menyebabkan hipoksia dan iskemik otak yang berakibat terjadinya edema otak, dan pendarahan otak
b.      Anuria atau oliguria
Disfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita asfiksia. Keadaan ini dikenal istilah disfungsi miokardium pada saat terjadinya yang disertai dengan perubahan sirkulasi. Pada keadaan ini curah jantung akan lebih banyak mengalir ke organ seperti mesentrium atau ginjal. Hal ini yang menyebabkan terjadinya hipoksemia pada pembuluh darah mesentrium dan ginjal yang yang menyebabkan pengeluaran urine sedikit
c.       Kejang
Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan prtukarn gas dan transportasi  sehingga penderita kekurangan persediaan  dan kesulitan pengeluaran  hal ini dapat menyebabkan kejang pada bayi tersebut karena disfungsi jaringan efektif
d.      Koma
Apabila pada bayi asfiksia berat tidak segera ditangani akan menyebabkan koma karena beberapa hal diantaranya hipokemia dan pendarahan otak. (Muslimatun, 2011)























8.      PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada bayi baru lahir dengan asfiksia nonatorum:
a.       Pemantantauan golongan darah, denyut nadi, funsi dan sistem jantung dan baru dengan melakukan resusitasi memberikan  yang cukup serta memantau perkusi jaringan tiap 2 sampai 4 jam
b.      Mempertahankan jalan napas agar tetap kuat atau baik sehingga proses oksigenasi cukup agar sirkulasi darah tetap baik (Hidayat, 2008)
Cara menagatasi asfiksia sebagai berikut:
-       Asfiksia ringan (7-9)
·      Bayi dibungkus dengan kain hangat
·      Bersihkan jalan napas dengan menghisap lendir pada mulut kemudian hidung
·      Bersihakan badan dan tali pusat
·      Lakukan observasi TTV, pantau APGAR SCORE dan masukan kedalam inkubator
-       Asfiksia sedang (4-6)
·      Bayi dibungkus dengan kain hangat
·      Letakan bayi pada meja resusitasi
·      Bersihkan jalan napas bayi
·      Berikan  2 liter permenit, bila berhasil teruskan perawatan selanjutnya.
·      Bila belum berhasil angsang pernapasan dengan menepuk, nepuk telapak kaki, bila tidak berhasil juga pasang penlon masker di pompa box permenit.
·      Bila bayi sedah bernapas tapi masih cyanosis, beriakn terapi natrium dikarbonat 7,5 % sebanyak 6 cc,dektros 40% sebanyak 4 cc disuntikan melalui vena umbilikalis, masukan perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya pendarah intrakranial karena perubahan pH darah mendadak
-       Asfiksia berat (1-3)
·      Bayi dibungkus dengan kain hangat
·      Letakan bayi pada meja resusitasi
·      Bersihkan jalan napas bayi sambil pompa melalui ambubag
·      Beriakan 4-5 liter permenit
·      Bila tidak berhasil lakukan pemasangan ETT (endo cranial tube)
·      Bersihakan jalan napas melalui ETT
·      Bila bayi sedah bernapas tapi masih cyanosis, beriakn terapi natrium dikarbonat 7,5 % sebanyak 6 cc,dektros 40% sebanyak 4 cc disuntikan melalui vena umbilikalis, masukan perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya pendarah intrakranial karena perubahan pH darah mendadak
( Prawirohardjo, 2010)


POHON MASALAH
Metabolisme glukosa
Sistem gastrointestinal
Sistem imunologi
Faktor Neonatus
-       Depresi pusat
-       Pernapasan janin
-       Trauma persalinan
-       Kelainan konginental
Faktor Plasenta
-     Solusio plasenta
-     Pendarahan
-     Plasenta previa
-     kartoamnionitisi

Gejala
-     Pernapasan cuping hidung
-     Pernapasan cepat tapi singkat
-     Nadi cepat
-     Reflek lemah
-     Denyut jantung < 100 x / menit
-     Tonus otot menurun

BBL
Perubahan Fisiologi
Sistem pernapasan
Asfiksia Neonatus
Gangguan pertukaran pernapasan
Kebutuhan
-       Penaganan asfiksia neonaturum dengan penilaian dan resusitasi BBL
Faktor Ibu
-  Hoipoksia Ibu
-  Gangguan aliran darah uterus
-  Gangguan kontraksi
-  Hipotensi mendadak
-  Hipertensi / eklamsia
-  Diabetes Melitus
Faktor Fetus
-       Tali pusat menumbang
-       Tali pusat melilit leher
-       Komresi tali pusat antara tali pusat dan jalan lahir
-       Entoblastosis foralis
-       Oligohidromnion
-       Gawat janin
S. peredaran darah
Sistem pengeluaran
 






























DAFTAR PUSAKA


Bagian ilmu kesehatan anak FKUl 2007. Buku kuliah 3 ilmu kesehatan anak. Jakarta : Infomedika

Dewi. Vivian nanny. 2011. Asuhan Heonatus Bayi dan Anak Balita.Jakarta : Salemba Medika

Hidayat.A. aziz Alimul 2008. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

Muslihatun,wati nur 2011.  Asuhan Neonatus bayi dan balita.Yogyakarta : Fitra Maya

Prawiryoharyo Jarwono.2010. buku Ajar Asuhan kesehatan Maternal dan Neonatal Jakarta :YPB.SP

Hidayat A.Aziz. alimul dan Uliyah 2008 keterampilan dasar praktik klinik untuk kebidanan.Jakarta : Salemba Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT IBI Cabang Nganjuk Ke 66