BBL
DENGAN ASFIKSIA
1.
DEFINISI
-
Asfiksia Neonatorum
adalah suatu keadaan dimanan kegagalan nafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir. Perubahan-perybahan yang terjadi pasa asfiksia antara lain
hipoksia, hipervapma, dan asidosis metabolik (Muslihatun, 2011)
-
Asfiksia Neonatorum
merypakan salah satu kondisi dimana bayi tidak dapat bernapas secara spontan
dan tidak teratur segera setelah laihr ( Beta dan Sowden, 2005)
-
Asfiksia berarti
hipoksia yang progesif, penimbunan
dan
asidosis bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan
otak atau kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ fital lainnya
(Prawirohardjo, 2010)
2.
JENIS
ASFIKSIA
Ada
dua macam jenis Asfiksia, yaitu :
a. Asviksia
Livida (biru) ciri-cirinya : warna kulit kebiru-biruan, tonus otot masih baik,
reaksi rangsangan positif, bunyi jantung reguler, prognasi lebih baik.
b. Asfiksia
Pillida (putih) ciri-cirinya : warna kulit pucat, tonus otot sudah berkurang,
tidak ada rektasi rangsangan, bunyi jantung irreguler, prognosis jelek.
(Prawirohardjo, 2010)
3.
KLASIFIKASI
Klasifikasi
Asfiksia berdasarkan nilai APGAR
No
|
Klasifikasi
|
Nilai APGAR
|
Derajat Vitalitas
|
1
|
Fress Stillbirth
(bayi lahir mati)
|
0
|
Tidak ada pernapasan
Tidak ada denyut
jantung
|
2
|
Asfiksia Berat
|
1-3
|
Denyut jantung
<40x/menit
|
3
|
Asfiksia Sedang
|
4-6
|
Pernapasn tidak
teratur, megap-megap, atau tidak ada pernapasan
|
4
|
Asfiksia Ringan /
tanpa Asfiksia
|
7-9
|
Tangisan kuat
disertai gerakan aktif
|
5
|
Bayi Normal
|
10
|
4.
ETIKOLOGI
Terjadinya
asfiksia disebabkan oleh beberapa faktor
a. Faktor
Intrauterin
- Keadaan
Ibu
· Hipotensi
(syok) dengan berbagai sebab
· Penyakit
kardiovaskuler dan paru
· Anemia
/ Mal nutrisi
· Keadaan
asidosid / dehidrasi
· Sindrom
supin hipotensi
· Penyakit
Diabetes Melitus
- Uretus
· Kontraksi
uterus yang berlebihan
· Gangguan
sistem perdaran darah uterus
- Plasenta
· Gangguan
pembuluh darah plasenta
· Pendarahan
pada plasenta pravia
· Gangguan
pertumbuhan plasenta
- Tali
Pusat
· Kompresi
tali pusat
· Simpul
tali pusat
· Tali
pusat terputir jell woartom yang lemah
· Lilitan
tali pusat
· Prolapus
/ tali pusat terkemuka
- Fetus
· Infeksi
intrauterin
· Gangguan
pertumbuhan intrauterin
· Pendarahan
pada janin
· Anemia
b. Faktor
Umur Kehamilan
- Persalinan
prematur (BBLR)
- Persalinan
presipitatus
- Persalinan
lewat waktu
c. Faktor
Persalinan
- Persalinan
memanjang / terlantar
- Persalinan
dengan tindakan operatif
- Persalinan
dengan induksi
- Persalinan
dengan anestesi
- Pendarahan
(solusio plansenta marginalis)
d. Faktor
Buatan
- Sindrom
hipotensi supinasi (posisi tidur)
- Asfiksia
intrauterin pada induksi persalinan
- Asfeksia
intrauterin pada persalinan dengan anestesi
5.
TANDA-TANDA
a. Asfiksia
berat
- Frekuensi
jantung < 40 x / menit
- Tidak
ada usaha napas
- Tonus
otot lemah bahkan hampir tidak ada
- Bayi
tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan
- Bayi
tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu
- Terjadi
kekurangan
yang berlanjut sebelum atau sesudah persalinan
b. Asfiksia
sedang
- Frekuensi
jantung menurun menjadi 60-80 x / menit
- Tidak
ada usaha napas
- Tanus
otot lemah bahkan hampir tidak ada
- Bayi
tidak dapat memberikan reaksi jika dirangsang
- Bayi
tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu
- Terjadi
kekurangan
yang berlanjut sebelum atau sesudah persalinan
c. Asfiksia
ringan / tanpa asfiksia
- Takipnea
napas > 40 x / menit
- Bayi
tampak cyanosis
- Adanya
retaksi sela iga
- Adanya
pernapasan cuping hidung
- Pada
pemeriksaan aultulkasi diperoleh ronchi, rates, wheezing
- Bayi
kurang aktivitas
6.
PATOFISIOLOGI
Asfiksia
adalah keadaan BBL tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera
setelah laihir. Sering kali seorang bayi yang mengalami gawat janin sebelum
persalinan akan mengalami asfiksia setelah persalinan.
Masalah
ini mungkn berkaitan dengan kondisi ibu selama / sesudah bayi lahir (JMPK, KR,
2008)
Pernapasan
spontan bagi bay baru lahir tergantung pada kondisi janin pada masa kehamilan
dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkan asfiksia ringan
yang bersifat sementara pada bayi (asfiksia trangien) proses ini dianggap
sangat perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernapasan agar terjadi
“primary gruping” yang kemudian akan berkelanjut bila terdapat gangguan
pertukaran gas /
selama kehamilan pwrsalinan akan terjadi
asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan
bila tidak teratur akan menyebabkan kamatian kerusakan
dan gangguan fungsi ini dapat reversible atau tidak tergantung pada berat dan
lamanya asfiksia (FKUI, 2009)
7.
KOMPLIKASI
YANG MUNGKIN MUNCUL
Komplikasi
yang mungkin muncul pada asfiksia neonatus antara lain:
a. Edema
otak dan pendrahan otak
Pada
penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang telah berkelanjutan
sehingga terjadi renjatan neonatus sehingga aliran darah ke otak menurun.
Keadaan ini akan menyebabkan hipoksia dan iskemik otak yang berakibat
terjadinya edema otak, dan pendarahan otak
b. Anuria
atau oliguria
Disfungsi
ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita asfiksia. Keadaan ini
dikenal istilah disfungsi miokardium pada saat terjadinya yang disertai dengan
perubahan sirkulasi. Pada keadaan ini curah jantung akan lebih banyak mengalir
ke organ seperti mesentrium atau ginjal. Hal ini yang menyebabkan terjadinya
hipoksemia pada pembuluh darah mesentrium dan ginjal yang yang menyebabkan
pengeluaran urine sedikit
c. Kejang
Pada
bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan prtukarn gas dan
transportasi
sehingga penderita kekurangan persediaan
dan kesulitan pengeluaran
hal ini dapat menyebabkan kejang pada bayi
tersebut karena disfungsi jaringan efektif
d. Koma
Apabila
pada bayi asfiksia berat tidak segera ditangani akan menyebabkan koma karena
beberapa hal diantaranya hipokemia dan pendarahan otak. (Muslimatun, 2011)
8.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
pada bayi baru lahir dengan asfiksia nonatorum:
a. Pemantantauan
golongan darah, denyut nadi, funsi dan sistem jantung dan baru dengan melakukan
resusitasi memberikan
yang cukup serta memantau perkusi jaringan
tiap 2 sampai 4 jam
b. Mempertahankan
jalan napas agar tetap kuat atau baik sehingga proses oksigenasi cukup agar
sirkulasi darah tetap baik (Hidayat, 2008)
Cara
menagatasi asfiksia sebagai berikut:
- Asfiksia
ringan (7-9)
· Bayi
dibungkus dengan kain hangat
· Bersihkan
jalan napas dengan menghisap lendir pada mulut kemudian hidung
· Bersihakan
badan dan tali pusat
· Lakukan
observasi TTV, pantau APGAR SCORE dan masukan kedalam inkubator
- Asfiksia
sedang (4-6)
· Bayi
dibungkus dengan kain hangat
· Letakan
bayi pada meja resusitasi
· Bersihkan
jalan napas bayi
· Berikan
2
liter permenit, bila berhasil teruskan perawatan selanjutnya.
· Bila
belum berhasil angsang pernapasan dengan menepuk, nepuk telapak kaki, bila
tidak berhasil juga pasang penlon masker di pompa box permenit.
· Bila
bayi sedah bernapas tapi masih cyanosis, beriakn terapi natrium dikarbonat 7,5
% sebanyak 6 cc,dektros 40% sebanyak 4 cc disuntikan melalui vena umbilikalis,
masukan perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya pendarah intrakranial karena
perubahan pH darah mendadak
- Asfiksia
berat (1-3)
· Bayi
dibungkus dengan kain hangat
· Letakan
bayi pada meja resusitasi
· Bersihkan
jalan napas bayi sambil pompa melalui ambubag
· Beriakan
4-5 liter permenit
· Bila
tidak berhasil lakukan pemasangan ETT (endo cranial tube)
· Bersihakan
jalan napas melalui ETT
· Bila
bayi sedah bernapas tapi masih cyanosis, beriakn terapi natrium dikarbonat 7,5
% sebanyak 6 cc,dektros 40% sebanyak 4 cc disuntikan melalui vena umbilikalis,
masukan perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya pendarah intrakranial karena
perubahan pH darah mendadak
(
Prawirohardjo, 2010)
POHON MASALAH
Metabolisme glukosa
|
Sistem gastrointestinal
|
Sistem imunologi
|
Faktor Neonatus
-
Depresi
pusat
-
Pernapasan
janin
-
Trauma
persalinan
-
Kelainan
konginental
|
Faktor Plasenta
-
Solusio
plasenta
-
Pendarahan
-
Plasenta
previa
-
kartoamnionitisi
|
Gejala
-
Pernapasan
cuping hidung
-
Pernapasan
cepat tapi singkat
-
Nadi
cepat
-
Reflek
lemah
-
Denyut
jantung < 100 x / menit
-
Tonus
otot menurun
|
BBL
|
Perubahan Fisiologi
|
Sistem pernapasan
|
Asfiksia Neonatus
|
Gangguan pertukaran
pernapasan
|
Kebutuhan
-
Penaganan
asfiksia neonaturum dengan penilaian dan resusitasi BBL
|
Faktor Ibu
-
Hoipoksia
Ibu
-
Gangguan
aliran darah uterus
-
Gangguan
kontraksi
-
Hipotensi
mendadak
-
Hipertensi
/ eklamsia
-
Diabetes
Melitus
|
Faktor Fetus
-
Tali
pusat menumbang
-
Tali
pusat melilit leher
-
Komresi
tali pusat antara tali pusat dan jalan lahir
-
Entoblastosis
foralis
-
Oligohidromnion
-
Gawat
janin
|
S. peredaran darah
|
Sistem pengeluaran
|
DAFTAR
PUSAKA
Bagian ilmu kesehatan anak FKUl 2007. Buku kuliah 3 ilmu kesehatan anak.
Jakarta : Infomedika
Dewi. Vivian nanny. 2011. Asuhan Heonatus Bayi dan Anak Balita.Jakarta
: Salemba Medika
Hidayat.A. aziz Alimul 2008. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan
kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Muslihatun,wati nur 2011. Asuhan
Neonatus bayi dan balita.Yogyakarta : Fitra Maya
Prawiryoharyo Jarwono.2010. buku Ajar Asuhan kesehatan Maternal dan
Neonatal Jakarta :YPB.SP
Hidayat A.Aziz. alimul dan Uliyah 2008 keterampilan dasar praktik klinik untuk
kebidanan.Jakarta : Salemba Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar