Rabu, 06 Mei 2015

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR




LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR

1.      DEFINISI
-          BBL Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu – 42 minggu dengan berat badan 2500-4000 gram. (Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, 1993)
-          BBL Normal adalah bayi yang dikeluarkan dari hasil konsepsi melalui jalan lahir dan dapat hidup diluar dengan berat 2,5 – 4 kg, dengan usia Kehamilan 36 – 42 minggu, menangis spontan dan bernafas spontan, teratur dan tonus otot baik. (Asuhan Persalinan Normal, 2003)
-          BBL Normal adalah Adaptasi fisiologi adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus, artinya nantinya bayi harus dapat melakukan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan hidupnya,
(Perawatan Ibu bersalin, Fitramaya 2000)
-          BBL Normal adalah Bayi yang lahir dari kehamilan 2500 – 4000 gram.
(Depkes, RI 1998, hal. 93)

2.      CIRI – CIRI BBL NORMAL
-          Berat badan : 2500 – 4000 gram
-          Panjang badan : 48 – 52 cm
-          Lingkar dada : 30 – 35 cm
-          Lingkar kepala : 33 – 35 cm
-          Detak jantung menit – menit pertama kira – kira 180 x/menit,    kemudian menurun 120 - 140 x/menit.
-          Pernafasan pada menit pertama 80 x/menit, menurun kira – kira 46 x/menit
-          Warna kulit kemerahan dan licin, karena jaringan subcutan terbatas dan diliputi verniks caseosa.
-          Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
-          Kuku agak panjang dan lemas
-          Pada genetalia wanita labia mayora sudah menutup
-          Reflek – reflek pada bayi normal
-          Untuk pengeluaran urin dan meconium akan keluar 24 jam pertama warna meconium coklat kehitaman.

3.      PERUBAHAN FISIOLOGIS BBL NORMAL
Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
a.       Perubahan sistim pernapasan / respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
-          Perkembangan Paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnya akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
-          Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
·         Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
·         Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.
·         Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
·         Perubahan suhu
Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
-          Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
·         Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
·         Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
-          Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secara  sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.


-          Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

b.      Perubahan pada sistem peredaran darah
Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
-          Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
-          Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.

Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah
-          Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
-          Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foramen kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
-          Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

Perbedaan Sirkulasi Darah Fetus dan Bayi
-          sirkulasi darah fetus
·    Struktur tambahan pada sirkulasi fetus :
ü  Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta ke permukaan dalam hepar.
ü  Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
ü  Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke dalam ventriculus sinistra.
ü  Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan aorta desendens.
ü  Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri hypogastica.
·      Sistem sirkulasi fetus
ü  Vena umbilicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena cava inferior
ü  Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena umbilicalis dan mengalirkan sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
ü  Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum.
ü  Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian melalui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang mengalami oksigenasi.
ü  Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam ventriculus dexter.
ü  Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang nonfungsional, yang hanya memerlukan nutrien sedikit
ü  Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior
ü  Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal

-          Perubahan pada saat lahir
·      Penghentian pasokan darah dari plasenta
·      Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
·      Penutupan foramen ovale
·      Fibrosis
ü  Vena umbilicalis
ü  Ductus venosus
ü  Arteriae hypogastrica
ü  Ductus arteriosus
c.       Pengaturan Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih rendah. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%.Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.Sehingga upaya pncegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBL.

d.      Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
-          melalui penggunaan ASI
-          melalui penggunaan cadangan glikogen
-          melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak.



e.       Perubahan Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lahir.Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.
f.       Sistem kekebalan tubuh/ imun
            Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami: perlindungan oleh kulit membran mukosa,fungsi jaringan saluran napas, pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus,perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL membunuh mikroorganisme asing.

4.      KEADAAN YANG HARUS DIWASPADAI SELAMA BAYI DIRAWAT
a.       Keadaan umum : Bayi yang sehat tampak kemerah – merahan aktif, tonus otot baik, menangis keras, minum baik, suhu tubuh 36 5 O – 37 5 O C.
b.      Suhu tubuh diukur 1x /hari, bila suhu rectal di bawah 36O C, bayi harus diletakkan di tempat yang lebih panas.
c.       Penimbangan berat badan dilakukan setiap hari. Dalam 3 hari pertama berat badan akan turun karena bayi mengeluarkan air kencing dan meconium sedangkan cairan yang masuk belum cukup pada hari ke 4 berat badan naik lagi.
d.      Tinja akan keluar dalam waktu 24 jam. Setelah 2 – 3 hari warna tinja akan tergantung dari jenis susu yang diminumnya.
e.       Air kencing akan keluar dalam waktu 24 jam.
f.       Perubahan warna kulit harus perlu diawasi untuk mencegah terjadinya ikterus, syanosis / perdarahan pada kulit.
g.      Perubahan pernafasan harus dihitung frekuensi dangkal / dalamnya, apakah apnue, nafas cuping hidung, retraksi.
h.      Bila bayi muntah, harus perlu dipantau warna, konsistensi dan jumlah muntahan untuk mendeteksi apakah hal ini terjadi karena kesalahan pemberian susu, alergi terhadap susu / gangguan saluran pernafasan.






5.      PENATALAKSANAAN AWAL BBL NORMAL
a.       Lakukan penilaian sepintas
-          Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan
-          Apakah  bayi bergerak dengan aktif
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan langkah resusitasi (lanjut kelangkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir)
b.      Keringkan tubuh bayi
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lain, kecuali bagian tangan tanpa membersihkan vernik. Ganti handuk basah denga handuk/kain kering. Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas perut ibu
c.       Periksa kembali uterus ibu untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil tunggal)
d.      Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada bagian 2 cm distal dari klem pertama
e.       Potong dan ikay tali pusat
-          Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut
-          Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkar kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya
-          Lepaskan klem dan masukan kedalam wadah yang telah disediakan
f.       Latakan bayi agar kontak kulit dengan ibu
Letakkan bayi tengkurap didada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel didada / perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara ibu
g.      Selimuti bayi dan ibu dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi
h.      Beri cukup waktu untuk melalukan kontak kulit ibu – bayi (di dada ibu paling sedikit 1 jam)
-          Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui dini dalam waktu 30 -60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Ber cukup menyusu dari satu payudara
-          Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil menyusu
i.        Lakukan penimbangan dan pengukuran bayi
j.        Berikan salep mata/tetes mata antibiotik profilaksi
k.      Beri vitamin K 1 mg / neo K 0,5 mg dipaha kiri anterolateral setalah kontak kulit ibu dan bayi
l.        Berikan suntikan imunisasi hepatitis B (setelah 1 jam pemberian vitamin K1/ Neo K0 di paha kanan anterolateral
m.    Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60x/menit) serta sehu tubuh normal (36,5 – 37,5 C)


n.      Bounding atachment
Usahan untuk mendekatkan bayi pada ibu dengan segera setelah dilahirkan dengan tujuan agar bayi secara naluri dapat mengenali ibunya yang juga sangat membantu pemulihan kesehatan
o.      Ajari ibu menyusui yang benar
-          Mengatur posisi terhadap payudara ibu
-          Keluarkan sedikit ASI dari puting susu, kemudian dioleskan pada puting susu dan areola mamae
-          Jelaskan pada ibu bagaimanan teknik memegang bayi
-          Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari diatas, sedangkan jari yang lain menopong bagian bawah payudara, serta gunakan ibu jari untuk membentuk puting susu demikian rupa sehingga mudah memasukan kemulut bayi
-          Beri rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara menyentuhkan bibir bayi ke puting susu
-          Tunggu bibir bayi membuka lebar
-          Gerakan bayi segera ke payudara dan bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu yang digerakan kemulut bayi
-          Perhatikan selama menyusui
p.      Ajari ibu tentang perawatan bayi baru lahir
-          Mulai dari perawatan tali pusat
Hal-hal yang dilarang adalah membubuhkan atau mengoleskan ramuan karena akan menyebabkan infeksi. Menghindari kontak langsung dengan air kencing bayi karena air kencing bayi tersebut adalah salah satu penyebab timbulnya infeksi pada talipusat bayi. Memakaikan popok selai sebaiknya dibawah pusar. Merawat tali pusat denggan prinsip bersih kering
-          Cara memandikan
Bayi sebaiknya dimandikan 6 jam setelah lahir. Memandikan bayi pada jam pertama setelah kelahiran dapat menyebabkan hipotermi
-          Menjaga kehangatan bayi
Idealnya bayi baru lahir ditempat tidur yang sama dengan ibunya cara ini adalah cara paling mudah untuk menjaga bayi tetap hangat
q.      Motivasi untuk ASI Esklusif
-          Inisiasi menyusui dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi
-          ASI Esklusif berikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman apapun kecuali vitamin dan imunisasi
-          ASI diberikan tidak mengunakan botol, cangkir maupun dot
r.        Motivasi untuk memberikan imunisasi 5 L
-          < 7 hari : Hepatitis B
-          1 bulan : BCG, POLIO 1
-          2 bulan : DBT / Hb 1, POLIO 2
-          3 bulan : DBT / Hb 2, POLIO 3
-          4 bulan : DBT / Hb 3, POLIO 4
-          9 bulan : campak
s.       Beritahu ibu akan tanda bahaya pada bayi baru lahir
t.        Anjurkan ibu membawa bayi kepada petugas kesehatan jika terdapat tanda bahaya.

6.      TANDA BAHAYA PADA BBL
Ajarkan pada ibu tentang tanda bahaya pada bayi dan beritahu agar merujuk bayi segera untuk perawatan lebih lanjut jika ditemui tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada BBL yaitu:
a.       Pernafasan sulit/ lebih dari 60x/menit, terlihat retraksi pada waktu bernafas
b.      Suhu terlalu panas lebih dari 38 C, terlalu dingin kurang dari 36 C
c.       Warna abnormal, kulit/bibir biru (sianosis/pucat) atau bayi sangat kering (terutama pada 24 jam pertama) biru
d.      Pemberian ASI sulit, hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah
e.       Tali pusat merah, engkak, keluar cairaan, bau busuk, berdarah
f.       Infeksi, suhu meningkat, merah, bengkak, bernanah, bau busuk
g.      Gangguan gastrointestinal. Misalnya tidak mengeluarkan mekonium selama 3 hari setelah lahir, muntah terus menerus, pada perut bengkak, tinja hijau tua/ berdarah/ berlendir
h.      Tidak berkemih dalam 24 jam,
i.        Menggigil, tangisa tidak biasa, lemas, mengangguk, kejang halus
j.        Mata mengkak dan mengeluarkan cairan
























POHON MASALAH


BBL
BB 2500 – 4000 kg

PERUBAHAN YANG TERJADI

Perubahan Suhu          Sistem gastro                           Perubahan sistem                    Perubahan                               intestinal                                  metabolisme                imun blm smprna


Suhu tubuh                  kemampuan mencerna Kadar gula pada          kekebalan yang
Lebih rendah               dan menelan                            tali pusat menurun       pasif


Kehangatan bayi         Hubungan antara                     Gangguan                    Peralalatan tidak
Tidak dijaga                esofagus bawah                       metabolisme                Steril
                                    Makanan masih terbatas          asam lemak

Kehilangan                  Gumoh                                    Energi dan kalori         Infeksi
panas                                                                           Tidak terpenuhi

                                                                                    Hipoglikrmi


            Perubahan sistem pernfasan                                                    Sistem sirkulasi

            Paru-paru, jantung, susuanan                                                  Tekanan O2 di alveoli
            Saraf mulai berfungsi                                                              meningkat

Surkutan tidak ada                  Surkutan ada                                       Pembuluh darah
Vasokontraksi

Paru-paru tidak                       Nafas mulai efektif                             Aliran darah meningkat

Apneu                                                                                     Tekanan atrium kiri meningkat
                                                                                                Dan antrium kanan menurun
Asfiksia                                                                                                                      





INTERVENSI
Dx       : NCB SMK usia............jam/hari
Tujuan : BBL dapat terhindar dari masalah seperti hipotermi, hipoglikemi, asfiksia dll
KH      : Keadaan umum baik
              TTV Normal
              S : 36,5-37,5 C          N : 120-160 x/menit                RR : 40-60 x/menit
              BB : 2500-4000 gram
              LD/ LK : 32-35 cm / 32-35 cm
              Tonus Otot baik
              Gerakan Aktif
              Refleks baik
              Warna kulit bayi kemerahan
Intervensi:
1.      Bina hubungan saling percaya dengan keluarga dan pasien
R : dengan hubungan saling percaya antara nakes dengan keluarga akan terjalin kerjasama saat petugas kelsehatan melakukan tindakan
2.      Lakukan pemriksaan fisik, observasi TTV dan jelaskan hasil pemeriksaan
R : dengan pemeriksaan fisik, maka dapat diketahui tentang keadaan bayi sehingga dpat menentukan tindakan yang harus dilakukan
3.      Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI Esklusif
R : dengan ASI Esklusif kebutuhan nutrisi bayi baru lahir dapat terpenuhi dan mencegah terjadinya hipoglikemi
4.      Ajari dan anjurkan ibu dan keluarga merawat tali pusat yang benar
R : merawat tali pusat yang benar dapat mencegah infeksi tali pusat dan mencegah hipertermi
5.      Anjurkan ibu dan keluarga menganti popok bayi setiap kali basah dan menjaga kehangatan bayi
R : dengan sering menganti popok yang basah setiap BAK akan mencegah diaperrash dan iritasi serta mencegah hipotermi
6.      Ajari ibu dan menganjurkan ibu menyusui dengan teknik yang benar
R : dengan teknik menyusui yang benar akan mencegah masalah pad ibu seperti puting lecet, pembengkakan payudara dll
Selain itu bayi akan merasa nyaman dan merasa hangat dan mencegah bingung puting pada bayi
7.      Ajari dan anjurkan ibu cara menggedong bayi dan memasang popok yang benar
R : dengan menggedong bayi dan memasang popok yang benar akan memberikan kenyamanan bayi dan tidak membatasi ruang gerak bayi dan mencegah infeksi tali pusat
8.      Ajari dan anjurkan ibu memadikan bayi dengan cara yang benar
R : dengan cara memandikan bayi yang benar akan membuat bayi nyaman dan mencegah komplikasi pada bayi
9.      Motivasi ibu untuk imunisasi
R : dengan mengimunisasikan bayinya secara teratur sesuai jadwal dapat menambah antibiotik anak
Masalah
A.    Hipotermi
Tujuan      : Hipotermi segera teratasi
KH           : KU baik
                   Suhu 36,5 – 37,5 C
                   Gerakan aktif
                   Warna kulit kemerahan
                   Turgor baik
Intervensi:
1.      Selimuti bayi dengan selimut yang kering dan bersih
R : Dengan menyelimuti bayi dapat mencegah kehilangan panas
2.      Beriakan ASI sesering mungkin
R : pemberian ASI deberikan agar kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi
3.      Latekakan bayi di atas dada ibu sejajar dengan payudara
R : posisi kontak kulit antara ibu dan bayi dapat memberi kehangatan pada bayi sehingga resiko hipotermi dapat diminimalkan

B.     Hipoglikemi
Tujuan      :Hipoglikemi segera teratasi
KH           : KU bayi baik
                   BB bayi bertambah
                   Turgor baik
Intervensi
1.      Berikan ASI secara Esklusif
R : sebagai tindakan untuk mencapai normal glikemia
2.      Lakukan observasi pada bayi
R : keadaan tunbang bayi dapat terdeteksi
3.      Berikan asupan cairan yang menandung glukosa
R : kebutuhan glukosa dapat ditambah

C.     Infeksi
Tujuan      : Infeksi dapat teratasi
KH           : KU baik
                          S : 36,5-37,5 C          N : 120-160 x/menit                RR : 40-60 x/menit
                          Tidak ada peradangan
Tidak ada pembengkanan
Bayi bernafas dengan normal tanpa bantuan
Bayi menagis kuat






Intervensi
1.      Pertahankan suhu tubuh tetap hangat
R : suhu tubuh yang hangat dapat menjadikan sistem tubuh konstan
2.      Berikan ASI atau air gula
R : kebutuhan energi tetap terpenuhi
3.      Berikan injeksi antibiotik spectrum luas
R : antibiotik yang luas / banyak dan tidak terarah menyebabkan mikroorganisme tumbuh dan tahan terhadap antibiotik

IMPLEMENTASI
Tindakan dari intervensi sesuai kebutuhan klien

EVALUASI
Dilakukan untuk mengetahui sejauhmana keefektifitasan asuahan kebidanan yang dilakukan dengan mengacu pada kriteria hasil





























DAFTAR PUSTAKA


Hidayat, Azizi Alimul.2009.Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta : EGC

Saifudin, Adbul Bari.2009.Buku Asuhan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakrta : JNPKKR– POGI

Varney, helen.2008.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. Jakrta :EGC

Winjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kebidanan : YBP - SP


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT IBI Cabang Nganjuk Ke 66