BAYI BARU LAHIR
1. DEFINISI
-
BBL Normal adalah bayi yang lahir
dari kehamilan 37 minggu – 42 minggu dengan berat badan 2500-4000 gram. (Asuhan
Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, 1993)
-
BBL Normal adalah bayi yang dikeluarkan dari hasil
konsepsi melalui jalan lahir dan dapat hidup diluar dengan berat 2,5 – 4 kg,
dengan usia Kehamilan 36 – 42 minggu, menangis spontan dan bernafas spontan,
teratur dan tonus otot baik. (Asuhan
Persalinan Normal, 2003)
-
BBL Normal adalah Adaptasi fisiologi adalah sangat
berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus, artinya
nantinya bayi harus dapat melakukan sendiri segala kegiatan untuk
mempertahankan hidupnya,
(Perawatan Ibu bersalin, Fitramaya 2000)
-
BBL Normal adalah Bayi yang lahir dari kehamilan 2500 –
4000 gram.
2. CIRI – CIRI BBL NORMAL
-
Berat badan : 2500 – 4000 gram
-
Panjang badan : 48 – 52 cm
-
Lingkar dada : 30 – 35 cm
-
Lingkar kepala : 33 – 35 cm
-
Detak jantung menit – menit pertama kira – kira 180 x/menit,
kemudian menurun 120 - 140 x/menit.
-
Pernafasan pada menit pertama 80 x/menit, menurun kira
– kira 46 x/menit
-
Warna kulit kemerahan dan licin, karena jaringan
subcutan terbatas dan diliputi verniks caseosa.
-
Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya
telah sempurna.
-
Kuku agak panjang dan lemas
-
Pada genetalia wanita labia mayora sudah menutup
-
Reflek – reflek pada bayi normal
-
Untuk pengeluaran urin dan meconium akan keluar 24 jam
pertama warna meconium coklat kehitaman.
3. PERUBAHAN FISIOLOGIS BBL
NORMAL
Menurut Pusdiknakes (2003)
perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
a. Perubahan sistim pernapasan /
respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
-
Perkembangan Paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang
dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses
ini terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan
alveolusnya akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya
gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan
mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan
tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
-
Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
·
Hipoksia pada akhir persalinan
dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di
otak.
·
Tekanan terhadap rongga dada,
yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan, yang merangsang
masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.
·
Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi lahir, kadar CO2
meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan
mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan
menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
·
Perubahan suhu
Keadaan dingin akan merangsang
pernapasan.
-
Surfaktan dan
upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
·
Mengeluarkan cairan dalam
paru-paru
·
Mengembangkan
jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin
/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi
surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai
paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah
untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding
alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.Tidak adanya surfaktan
menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit
bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen
dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang
sebelumnya sudah terganggu.
-
Dari cairan
menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati
jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari
paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secara
sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat
menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan
trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan
diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
-
Fungsi sistem
pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam
alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang
perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
b. Perubahan pada sistem peredaran darah
Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2
perubahan besar :
-
Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
-
Perubahan
duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan
tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh
mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga
mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system
pembuluh darah
-
Pada saat tali
pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan
menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium
kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan
itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit
mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
-
Pernafasan
pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan
tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan
terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru
mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan
peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, foramen
kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan
menutup.
-
Vena umbilikus,
duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara
fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan
anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Perbedaan Sirkulasi Darah Fetus dan Bayi
-
sirkulasi darah fetus
·
Struktur
tambahan pada sirkulasi fetus :
ü
Vena
umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta ke permukaan dalam hepar.
ü
Ductus venosus
: meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan mengalirkan sebagian
besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
ü
Foramen ovale :
merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke dalam
ventriculus sinistra.
ü
Ductus
arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter
dan aorta desendens.
ü
Arteri
hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke
plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri
umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri
hypogastica.
·
Sistem
sirkulasi fetus
ü
Vena
umbilicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam
hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar
dan mengembalikan darah ke vena cava inferior
ü
Ductus venosus
: adalah cabang – cabang dari vena umbilicalis dan mengalirkan sejumlah besar
darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
ü
Vena cava
inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas
inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan ductus venosus
dan membawanya ke atrium dextrum.
ü
Foramen ovale :
memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami oksigenasi dalam
ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah melewati
valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian melalui aorta masuk
kedalam cabang ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas
superior. Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang
mengalami oksigenasi.
ü
Vena cava
superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke atrium
dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior
melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam ventriculus dexter.
ü
Arteria
pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang nonfungsional, yang hanya memerlukan nutrien sedikit
ü
Ductus
arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke
dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas
inferior
ü
Arteria
hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah
kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang
dipasok dari peredaran darah maternal
-
Perubahan pada saat lahir
·
Penghentian
pasokan darah dari plasenta
·
Pengembangan
dan pengisian udara pada paru-paru
·
Penutupan
foramen ovale
·
Fibrosis
ü
Vena
umbilicalis
ü
Ductus venosus
ü
Arteriae
hypogastrica
ü
Ductus
arteriosus
c. Pengaturan Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya,
sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih rendah.
Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan
yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama
seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa
menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas
tubuh sampai 100%.Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan
glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak
coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya
stress dingin. Semakin lama usia kehamilan
semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia
akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.Sehingga upaya
pncegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban
untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBL.
d. Metabolisme
Glukosa
Untuk
memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir,
glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).Koreksi penurunan
kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
-
melalui penggunaan ASI
-
melalui
penggunaan cadangan glikogen
-
melalui pembuatan glukosa dari
sumber lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan
membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi
mempunyai persediaan glikogen yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa
dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam
rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan
hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran.
Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran
pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam
pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan
(prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan
dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi
berkurang (digunakan sebelum lahir).Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan
tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah,
letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada
awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di
seluruh di sel-sel otak.
e. Perubahan
Sistem Gastrointestinal
Sebelum
lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan
reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lahir.Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan
(selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih
belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus,
kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup
bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan
tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri
penting contohnya memberi ASI on demand.
f. Sistem
kekebalan tubuh/ imun
Sistem
imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus
rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan
memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari
struktur pertahanan tubuh yang
mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
perlindungan oleh kulit membran mukosa,fungsi jaringan
saluran napas, pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan
usus,perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.Kekebalan alami juga
disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL membunuh
mikroorganisme asing.
4. KEADAAN YANG HARUS DIWASPADAI SELAMA BAYI DIRAWAT
a. Keadaan umum : Bayi yang sehat
tampak kemerah – merahan aktif, tonus otot baik, menangis keras, minum baik,
suhu tubuh 36 5 O – 37 5 O C.
b. Suhu tubuh diukur 1x /hari, bila
suhu rectal di bawah 36O C, bayi harus diletakkan di tempat yang
lebih panas.
c. Penimbangan berat badan dilakukan
setiap hari. Dalam 3 hari pertama berat badan akan turun karena bayi
mengeluarkan air kencing dan meconium sedangkan cairan yang masuk belum cukup
pada hari ke 4 berat badan naik lagi.
d. Tinja akan keluar dalam waktu 24
jam. Setelah 2 – 3 hari warna tinja akan tergantung dari jenis susu yang
diminumnya.
e. Air kencing akan keluar dalam
waktu 24 jam.
f. Perubahan warna kulit harus perlu
diawasi untuk mencegah terjadinya ikterus, syanosis / perdarahan pada kulit.
g. Perubahan pernafasan harus
dihitung frekuensi dangkal / dalamnya, apakah apnue, nafas cuping hidung,
retraksi.
h.
Bila bayi muntah, harus perlu dipantau warna, konsistensi
dan jumlah muntahan untuk mendeteksi apakah hal ini terjadi karena kesalahan
pemberian susu, alergi terhadap susu / gangguan saluran pernafasan.
5. PENATALAKSANAAN AWAL BBL NORMAL
a.
Lakukan penilaian sepintas
-
Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan
-
Apakah bayi bergerak dengan aktif
Jika bayi
tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan langkah resusitasi
(lanjut kelangkah resusitasi pada asfiksia bayi baru lahir)
b.
Keringkan tubuh bayi
Keringkan
bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lain, kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan vernik. Ganti handuk basah denga handuk/kain kering. Pastikan bayi
dalam kondisi mantap di atas perut ibu
c.
Periksa kembali uterus ibu untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus (hamil tunggal)
d.
Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3
cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit
kembali tali pusat pada bagian 2 cm distal dari klem pertama
e.
Potong dan ikay tali pusat
-
Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut
-
Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkar kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi
lainnya
-
Lepaskan klem dan masukan kedalam wadah yang telah disediakan
f.
Latakan bayi agar kontak kulit dengan ibu
Letakkan bayi
tengkurap didada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel didada / perut
ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari puting payudara ibu
g.
Selimuti bayi dan ibu dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi
h.
Beri cukup waktu untuk melalukan kontak kulit ibu – bayi (di dada ibu
paling sedikit 1 jam)
-
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusui dini dalam
waktu 30 -60 menit. Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit.
Ber cukup menyusu dari satu payudara
-
Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusu
i.
Lakukan penimbangan dan pengukuran bayi
j.
Berikan salep mata/tetes mata antibiotik profilaksi
k.
Beri vitamin K 1 mg / neo K 0,5 mg dipaha kiri anterolateral setalah
kontak kulit ibu dan bayi
l.
Berikan suntikan imunisasi hepatitis B (setelah 1 jam pemberian vitamin
K1/ Neo K0 di paha kanan anterolateral
m.
Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60x/menit) serta sehu tubuh normal (36,5 – 37,5 C)
n.
Bounding atachment
Usahan untuk
mendekatkan bayi pada ibu dengan segera setelah dilahirkan dengan tujuan agar
bayi secara naluri dapat mengenali ibunya yang juga sangat membantu pemulihan
kesehatan
o.
Ajari ibu menyusui yang benar
-
Mengatur posisi terhadap payudara ibu
-
Keluarkan sedikit ASI dari puting susu, kemudian dioleskan pada puting
susu dan areola mamae
-
Jelaskan pada ibu bagaimanan teknik memegang bayi
-
Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari diatas, sedangkan jari yang
lain menopong bagian bawah payudara, serta gunakan ibu jari untuk membentuk
puting susu demikian rupa sehingga mudah memasukan kemulut bayi
-
Beri rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara menyentuhkan
bibir bayi ke puting susu
-
Tunggu bibir bayi membuka lebar
-
Gerakan bayi segera ke payudara dan bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu
yang digerakan kemulut bayi
-
Perhatikan selama menyusui
p.
Ajari ibu tentang perawatan bayi baru lahir
-
Mulai dari perawatan tali pusat
Hal-hal yang
dilarang adalah membubuhkan atau mengoleskan ramuan karena akan menyebabkan
infeksi. Menghindari kontak langsung dengan air kencing bayi karena air kencing
bayi tersebut adalah salah satu penyebab timbulnya infeksi pada talipusat bayi.
Memakaikan popok selai sebaiknya dibawah pusar. Merawat tali pusat denggan
prinsip bersih kering
-
Cara memandikan
Bayi
sebaiknya dimandikan 6 jam setelah lahir. Memandikan bayi pada jam pertama
setelah kelahiran dapat menyebabkan hipotermi
-
Menjaga kehangatan bayi
Idealnya bayi
baru lahir ditempat tidur yang sama dengan ibunya cara ini adalah cara paling
mudah untuk menjaga bayi tetap hangat
q.
Motivasi untuk ASI Esklusif
-
Inisiasi menyusui dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi
-
ASI Esklusif berikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau
minuman apapun kecuali vitamin dan imunisasi
-
ASI diberikan tidak mengunakan botol, cangkir maupun dot
r.
Motivasi untuk memberikan imunisasi 5 L
-
< 7 hari : Hepatitis B
-
1 bulan : BCG, POLIO 1
-
2 bulan : DBT / Hb 1, POLIO 2
-
3 bulan : DBT / Hb 2, POLIO 3
-
4 bulan : DBT / Hb 3, POLIO 4
-
9 bulan : campak
s.
Beritahu ibu akan tanda bahaya pada bayi baru lahir
t.
Anjurkan ibu membawa bayi kepada petugas kesehatan jika terdapat tanda
bahaya.
6. TANDA BAHAYA PADA BBL
Ajarkan pada ibu tentang tanda bahaya pada bayi dan
beritahu agar merujuk bayi segera untuk perawatan lebih lanjut jika ditemui tanda-tanda
bahaya yang harus diwaspadai pada BBL yaitu:
a.
Pernafasan sulit/ lebih dari
60x/menit, terlihat retraksi pada waktu bernafas
b.
Suhu terlalu panas lebih dari 38 C,
terlalu dingin kurang dari 36 C
c.
Warna abnormal, kulit/bibir biru
(sianosis/pucat) atau bayi sangat kering (terutama pada 24 jam pertama) biru
d.
Pemberian ASI sulit, hisapan lemah,
mengantuk berlebihan, banyak muntah
e.
Tali pusat merah, engkak, keluar
cairaan, bau busuk, berdarah
f.
Infeksi, suhu meningkat, merah,
bengkak, bernanah, bau busuk
g.
Gangguan gastrointestinal. Misalnya
tidak mengeluarkan mekonium selama 3 hari setelah lahir, muntah terus menerus,
pada perut bengkak, tinja hijau tua/ berdarah/ berlendir
h.
Tidak berkemih dalam 24 jam,
i.
Menggigil, tangisa tidak biasa,
lemas, mengangguk, kejang halus
j.
Mata mengkak dan mengeluarkan cairan
POHON MASALAH
BBL
BB 2500 – 4000 kg
PERUBAHAN YANG TERJADI
Perubahan Suhu Sistem
gastro Perubahan
sistem Perubahan intestinal metabolisme imun blm smprna
Suhu
tubuh kemampuan mencerna Kadar gula pada kekebalan
yang
Lebih
rendah dan menelan tali pusat menurun pasif
Kehangatan
bayi Hubungan antara Gangguan Peralalatan tidak
Tidak
dijaga esofagus bawah metabolisme Steril
Makanan
masih terbatas asam lemak
Kehilangan Gumoh Energi dan kalori Infeksi
panas Tidak
terpenuhi
Hipoglikrmi
Perubahan
sistem pernfasan Sistem
sirkulasi
Paru-paru, jantung, susuanan Tekanan
O2 di alveoli
Saraf mulai berfungsi meningkat
Surkutan
tidak ada Surkutan ada Pembuluh
darah
Vasokontraksi
Paru-paru tidak Nafas
mulai efektif Aliran
darah meningkat
Apneu Tekanan
atrium kiri meningkat
Dan
antrium kanan menurun
Asfiksia
INTERVENSI
Dx : NCB SMK usia............jam/hari
Tujuan : BBL dapat terhindar dari masalah seperti
hipotermi, hipoglikemi, asfiksia dll
KH : Keadaan umum baik
TTV Normal
S : 36,5-37,5 C N :
120-160 x/menit RR : 40-60
x/menit
BB : 2500-4000 gram
LD/ LK : 32-35 cm / 32-35 cm
Tonus Otot baik
Gerakan Aktif
Refleks baik
Warna kulit bayi kemerahan
Intervensi:
1. Bina
hubungan saling percaya dengan keluarga dan pasien
R : dengan hubungan saling percaya
antara nakes dengan keluarga akan terjalin kerjasama saat petugas kelsehatan
melakukan tindakan
2. Lakukan
pemriksaan fisik, observasi TTV dan jelaskan hasil pemeriksaan
R : dengan pemeriksaan fisik, maka
dapat diketahui tentang keadaan bayi sehingga dpat menentukan tindakan yang
harus dilakukan
3. Anjurkan
pada ibu untuk memberikan ASI Esklusif
R : dengan ASI Esklusif kebutuhan
nutrisi bayi baru lahir dapat terpenuhi dan mencegah terjadinya hipoglikemi
4. Ajari
dan anjurkan ibu dan keluarga merawat tali pusat yang benar
R : merawat tali pusat yang benar dapat
mencegah infeksi tali pusat dan mencegah hipertermi
5. Anjurkan
ibu dan keluarga menganti popok bayi setiap kali basah dan menjaga kehangatan
bayi
R : dengan sering menganti popok
yang basah setiap BAK akan mencegah diaperrash dan iritasi serta mencegah
hipotermi
6. Ajari
ibu dan menganjurkan ibu menyusui dengan teknik yang benar
R : dengan teknik menyusui yang
benar akan mencegah masalah pad ibu seperti puting lecet, pembengkakan payudara
dll
Selain itu bayi akan merasa nyaman
dan merasa hangat dan mencegah bingung puting pada bayi
7. Ajari
dan anjurkan ibu cara menggedong bayi dan memasang popok yang benar
R : dengan menggedong bayi dan
memasang popok yang benar akan memberikan kenyamanan bayi dan tidak membatasi
ruang gerak bayi dan mencegah infeksi tali pusat
8. Ajari
dan anjurkan ibu memadikan bayi dengan cara yang benar
R : dengan cara memandikan bayi
yang benar akan membuat bayi nyaman dan mencegah komplikasi pada bayi
9. Motivasi
ibu untuk imunisasi
R : dengan mengimunisasikan bayinya
secara teratur sesuai jadwal dapat menambah antibiotik anak
Masalah
A. Hipotermi
Tujuan : Hipotermi segera teratasi
KH : KU baik
Suhu 36,5 – 37,5 C
Gerakan aktif
Warna kulit kemerahan
Turgor baik
Intervensi:
1. Selimuti
bayi dengan selimut yang kering dan bersih
R : Dengan menyelimuti bayi dapat
mencegah kehilangan panas
2. Beriakan
ASI sesering mungkin
R : pemberian ASI deberikan agar
kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi
3. Latekakan
bayi di atas dada ibu sejajar dengan payudara
R : posisi kontak kulit antara ibu
dan bayi dapat memberi kehangatan pada bayi sehingga resiko hipotermi dapat
diminimalkan
B. Hipoglikemi
Tujuan :Hipoglikemi segera teratasi
KH : KU bayi baik
BB bayi bertambah
Turgor baik
Intervensi
1. Berikan
ASI secara Esklusif
R
: sebagai tindakan untuk mencapai normal glikemia
2. Lakukan
observasi pada bayi
R
: keadaan tunbang bayi dapat terdeteksi
3. Berikan
asupan cairan yang menandung glukosa
R
: kebutuhan glukosa dapat ditambah
C. Infeksi
Tujuan : Infeksi dapat teratasi
KH : KU baik
S
: 36,5-37,5 C N : 120-160 x/menit RR : 40-60 x/menit
Tidak ada peradangan
Tidak ada pembengkanan
Bayi bernafas dengan
normal tanpa bantuan
Bayi menagis kuat
Intervensi
1. Pertahankan
suhu tubuh tetap hangat
R
: suhu tubuh yang hangat dapat menjadikan sistem tubuh konstan
2. Berikan
ASI atau air gula
R
: kebutuhan energi tetap terpenuhi
3. Berikan
injeksi antibiotik spectrum luas
R : antibiotik yang luas / banyak dan
tidak terarah menyebabkan mikroorganisme tumbuh dan tahan terhadap antibiotik
IMPLEMENTASI
Tindakan
dari intervensi sesuai kebutuhan klien
EVALUASI
Dilakukan
untuk mengetahui sejauhmana keefektifitasan asuahan kebidanan yang dilakukan
dengan mengacu pada kriteria hasil
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Azizi
Alimul.2009.Asuhan Neonatus, Bayi dan
Balita. Jakarta : EGC
Saifudin, Adbul
Bari.2009.Buku Asuhan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakrta : JNPKKR– POGI
Varney, helen.2008.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2.
Jakrta :EGC
Winjosastro, Hanifa.
2008. Ilmu Kebidanan : YBP - SP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar