Kamis, 06 April 2017

Gangguan Jantung

Definisi

Gangguan jantung pada pembahasan ini adalah gagal jantung. Gagal jantung adalah sindrom klinis akibat kelainan struktural maupun fungsional jantung yang menyebabkan terganggunya fungsi pengisian dan pengosongan ventrikel.

Diagnosis

Diagnosis gangguan jantung kadang sulit dilakukan karena perubahan fisiologis pada kehamilan sering menyerupai tanda dan gejala gangguan jantung. Berikut ini adalah tanda dan gejala yang dapat mendukung kecurigaan adanya penyakit jantung pada kehamilan.
  • Dispneu atau ortopneu yang memberat
  • Batuk di malam hari
  • Hemoptisis
  • Pingsan
  • Nyeri dada
  • Sianosis
  • Jari tabuh
  • Distensi vena leher yang menetap
  • Murmur sistolik grade 3/6 atau lebih
  • Murmur diastolik
  • Kardiomegali
  • Aritmia yang menetap
  • Split bunyi jantung kedua yang menetap
Diagnosis lebih lanjut ditegakkan berdasarkan pemeriksaan penunjang seperti EKG, ekokardiografi, dan foto rontgen dada (harus dilakukan dengan pelindung radiasi untuk melindungi janin). Untuk mendukung tatalaksana, penting juga untuk mengenali klasifikasi kondisi klinis ibu.
bab 5 - klasifikasi gagal jantung

Faktor predisposisi

Faktor predisposisi terjadinya gagal jantung bergantung pada kelainan struktural maupun fungsional yang mendasari. Gagal jantung juga dapat terjadi secara idiopatik.

Tatalaksana

Konseling prakonsepsi
Untuk menurunkan morbiditas da mortalitas wanita penderita penyakit jantung dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, perlu dilakukan konseling prakonsepsi dengan memperhatikan risiko masing-masing penyakit. Pasien dengan kelainan jantung kelas 3 dan 4 sebaiknya tidak hamil dan dapat memilih cara kontrasepsi AKDR, tubektomi, atau vasektomi pada suaminya.
Penanganan kelas I dan II selama kehamilan
  • Morbiditas rendah, tetapi diperlukan kewaspadaan pada kehamilan dan nifas untuk mencegah dan deteksi dini kemungkinan terjadinya gagal jantung.
  • Sebaiknya ibu dirujuk ke rumah sakit yang memiliki dokter spesialis jantung dan unit perawatan intensif yang memadai.
  • Cegah infeksi dengan cara:
  • • Hindari kontak dengan penderita infeksi saluran napas termasuk influenza
  • Dilarang merokok dan menggunakan obat-obatan narkotik
  • Gejala dan tanda ke arah kegagalan jantung umumnya bertahap, mulai dari ronkhi basah serta batuk-batuk, sesak napas dalam aktivitas seharihari dan kemudian dapat terjadi hemoptisis, edema, dan takikardia.
Penanganan gagal jantung selama persalinan
  • Baringkan ibu dalam posisi miring ke kiri untuk menjamin aliran darah ke uterus
  • Batasi pemberian cairan intravena untuk mencegah overload cairan
  • Berikan analgesia yang sesuai
  • Jika perlu oksitosin, berikan dalam konsentrasi tinggi, dengan tetesan rendah dan pengawasan keseimbangan cairan. Jangan beri ergometrin.
  • Persalinan pervaginam dengan mempercepat kala II.
  • Sedapat mungkin hindari mengedan.
  • Jika perlu, lakukan episiotomi dan akhiri persalinan dengan ekstraksi vakum atau cunam.
  • Penanganan aktif kala III.
Gagal jantung bukan merupakan indikasi seksio sesarea
Penanganan gawat jantung selama seksio sesarea
Lakukan anestesia lokal (infiltrasi) dan sedasi. Jangan lakukan anestesia spinal.
Gagal jantung akibat anemia (berat)
  • Transfusi packed red cell dengan tetesan perlahan. Jika darah tak dapat disentrifus, biarkan kantong darah tergantug sehingga sel darah terpisah di bagian bawah. Infus sel tersebut perlahan-lahan, buang serumnya.
  • Berikan furosemid 40 mg IV untuk tiap 100 ml packed red cell.
Gagal jantung akibat penyakit jantung
  • Tangani gagal jantungya. Berikan obat sebagai berikut:
    • Morfin 10 mg IM dosis tunggal
    • ATAU furosemid 40 mg IV diulang jika perlu
    • ATAU digoksin 0,5 mg IV dosis tunggal
    • ATAU nitrogliserin 0,3 mg sublingual, diulang setiap 15 menit jika perlu.
  • Rujuk ke rumah sakit yang memiliki dokter spesialis jantung dan unit perawatan intensif yang memadai.
Masa nifas
  • Ibu dengan kelainan jantung yang melalui masa kehamilan dan persalinan tanpa masalah dapat bermasalah pada masa nifas. Oleh karena itu, lanjutkan pemantauan pada masa nifas. Hal-hal yang dapat menimbulkan gagal jantung pada nifas:
    • Perdarahan
    • Anemia
    • Infeksi
    • Tromboemboli
  • Pada masa nifas kontrasepsi harus diberikan. Pada kondisi yang stabil, tubektomi dapat dilakukan.
Penanganan kelas III dan IV
Kehamilan dengan gangguan jantung kelas III dan IV berisiko sangat tinggi.
Jika seorang ibu hamil adalah penderita kelainan jantung kelas III dan IV, ada 2 kemungkinan penanganan, yaitu:
  • Terminasi kehamilan.
  • Meneruskan kehamilan dengan tirah baring total dan pengawasan ketat. Ibu dalam posisi setengah duduk.
    • Persalinan dilakukan dengan seksio sesarea.
    • Berikan furosemid agar volume darah berkurang dan beban jantung menurun. Di samping itu, berikan juga oksigen. Jika terdapat gagal napas, lakukan intubasi dan ventilasi mekanik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT IBI Cabang Nganjuk Ke 66