Jumat, 08 Mei 2015

Mendampingi Pasien Kritis







BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Situasi darurat dapat terjadi kapan saja tanpa peringatan, seseorang yang telah terlatih dengan baik mengenai teknik-teknik pertolongan dapat memberikan pertolongan pertama secara cepat. Prosedur  umum untuk penanganan kedaruratan meliputi memeriksa situasi, pemeriksaan pasien.
Pasien yang gagal atau dengan istilah disfungsi pada satu atau lebih sistem tubuh tergantung pada penggunaan peralatan monitoring dan terapi disebut pasien kritis. Hal ini harus memerlukan perawatan keahlian di bidang keperawatan dan kedokteran untuk merawat pasien sakit kritis.

B.     TUJUAN

Pada dasarnya tujuan kelompok kami menulis makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ketrampilan Dasar Kebidanan I.

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah:
1.      Menjelaskan Pengertian Pasien Kritis
2.      Menjelaskan Karakteristik Situasi Kritis











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

MENDAMPINGI PASIEN KRITIS

A.    Pengertian Pasien Kritis
Definisi pasien kritis adalah pasien yang memerlukan pemantauan atau perawatan yang canggih atau terapi yang intensif. Diperlukan perawatan intensif yang menggabungkan teknologi tinggi dan keahlian khusus yang dibutuhkan untuk merawat pasien sakit kritis. Perawatan memiliki peran untuk memenuhi kebutuhan bio, psyco, socio, spiritual pasien. Akan tetapi kebutuhan spiritual sering kali dianggap tidak penting oleh perawat. Padahal aspek kebutuhan spiritual sangat penting terutama untuk pasien yang harapan untuk sembuh sangat tipis.
Biasanya pasien sangat membutuhkan bimbingan oleh perawat adalah pasien yang didiagnosis dengan penyakit berat, dan tidak dapat disembuhkan lagi. Langkah pemeriksaan pasien meliputi memeriksa tanda-tanda vital/ TTV, memeriksa keracunan internal, memeriksa syok, memeriksa penyakit yang timbul mendadak dan kondisi nontraumatik.
Prioritas pasien dinyatakan kritis, kelompok pasien prioritas:
1.      Merupakan pasien sakit kritisstabil, tidak stabil, yang melakukan perawatan intensif.
2.      Memerlukan pantauan canggih dari ICU, termasuk pasien beresiko yang memerlukan pemantauan intensif dengan metode pulmotary arteri cateteter
3.      Pasien Jenis ini sakit kritis dan tidak stabil dimana status kesehatan sebelumnya mendasarinya.










B.     Karakteristik Situasi Kritis
Karakter pasien dibedakan menjadi 2 yaitu ingin mencari informasi lebih jelas dan ada yang mementingkan penjelasan Petugas kesehatan. Mungkin yang masih ada dipedesaan yang penduduknya masih polos, latar pendidikannya kurang, para pasien yang sudah terlampau percaya pada petugas kesehatannya dengan segala macam gejala penyakit yang dikeluhkan. Mereka tidak peduli apa nama penyakitnya, sudah cukup dengan diberikan obat begitu saja lebih baik. Ini merupakan ciri pasien jenis kedua yang hampir jarang ditemukan di era saat ini.
Berbeda dengan pasien pencari informasi yang akan lebih aktif bertanya kepada petugas kesehatan. Belum merasa puas kalau petugas kesehatan belum bisa atau belum sempat menjawab pertanyaan mereka. Didasari juga oleh penggaruh psikis, golongan pasien ini debedakan antara yang bisa menerima penjelasan petugas kesehatan  secara prefesional dan ada juga yang bertype ngeyel. Tetapi tidak semua pasien menyulitkan petugas kesehatan. Yang menjadi masalah bagi petugas kesehatan dalam berkomunikasi dengan pasien adalah apa yang bisa disebut komunikasi berjenjang. Ini terutama terjadi pada pasien yang dirawat di RS dan mempunyai banyak keluarga. Maksud dari berjenjang yaitu dari satu anggota keluarga ke anggota keluarga lainnya. Sehingga hal ini sedikit membebani petugas kesehatan untuk menjelaskan hal yang sama berulang kali.














BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Dalam Bidang kesehatan khususnya bidan mendampingi pasien kritis merupakan tugas yang sangat berat dan memerlukan perawatan yang intensif agar keadaan pasien menjadi normal. Dalam mengabdi kepada masyarakat diperlukan kesiapan-kesiapan yang harus di miliki oleh seorang bidan antara profesi bidan atau perawat dijadikan profesi yang sebenarnya, memperhatikan dan meminimalisir resiko negatif yang timbul serta rasa tanggung jawab yang harus dilaksanakan dalam menghadapi semua resiko yang datang secara tiba-tiba.
Dalam hal ini petugas medis atau bidan harus bertindak secara prefesional dalam mendampingi seorang pasien yang kritis dan harus menjaga emosional diri dan berfikiran positif


B.     SARAN
Dalam Hal ini Kelompok kami menyusun beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua kalangan petugas kesehatan, antara lain yaitu:
1.      Petugas kesehatan harus memperhatikan ketelitian, rasa tanggung jawab terhadap pasien dan semua tindakan yang dilakukan.
2.      Berfikir positif dan  mengontrol emosional diri.
3.      Memegang tuguh kejujuran dan menjunjung tinggi rasa tanggung jawab untuk menjadi bidan yang prefesional









DAFTAR PUSTAKA
1.                Uliyah, Musrifatul, dkk.2009. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika
2.                Uliyah,Musrifatul,dkk.2012.Buku Ajar Ketrampilan Dasar Kebidanan 1 Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya:Health Book Publishing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT IBI Cabang Nganjuk Ke 66