Selasa, 04 April 2017

Pendidikan Kesehatan Ibu Bayi



PENDIDIKAN KESEHATAN IBU BAYI

Menjaga Bayi Tetap Hangat
Setelah bayi dilahirkan dan berhasil memalui adaptasi dari intra ke ekstra uterin, bayi harus dijaga tetap hangat. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga bayi tetap hangat adalah :
1.      Jelaskan kepada ibu bahwa menjaga bayi tetap hangat adalah sangat penting untuk menjaga bayi tetap sehat
2.      Bayi memakai pakaian yang lembut, hangat kering dan bersih, bila perlu bayi memakai tutup kepala, sarung tangan dan kaos kaki
3.      Yakinkan bayi menggunakan baju dan diselimuti
4.      Bayi harus dirawat gabung dengan ibunya sehingga ibu mudah menjangkau bayi
5.      Apabila bayi harus dipisahkan dengan ibunya, yakinkan bayi menggunakan pakaian yang hangat dan diselimuti
6.      Raba telapak kaki bayi, bila teraba dingin lakukan kontak kulit ke kulit atau ditambah selimut dan lakukan penilaian ulang
7.      Jaga ruangan tetap hangat
8.      Posisi tidur pada bayi: bayi harus tidur bersama ibu di tempat yang sama untuk memudahkan menyusui sesuai dengan keinginan bayi. Sebaiknya bayi tidur bersama ibu dibawah kelambu, terutama untuk daerah malaria. Posisi tidur bayi yang dianjurkan adalah terlentang atau miring, tidak dianjurkan untuk tidur tengkurap terlebih taanpa pengawasan terus menerus.

Tanda bahaya Bayi
1.      Sulit minum, sulit menghisap, atau hisapan lemah
2.      Kesulitan bernafas, yaitu nafas cepat > 60 x/menit atau menggunakan otot nafas tambahan
3.      Gerak retraksi di dada
4.      Warna abnormal - kulit atau bibir bayi biru (sianosis)
5.      Suhu terlalu panas  > 38° C (febris) atau terlalu dingin < 36°C (hipotermia)
6.      Gerakan bayi kurang aktif
7.      Gangguan gastrointestinal, tinja atau kemih - tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek,  muntah terus menerus, muntah dan perut bengkah, tinja hijau atau berdarah atau lendir, perut kembung
8.      Mata bengkak atau mengeluarkan cairan
9.      Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit
10.  Merintih
11.  Sangat kuning
12.  Kejang atau periode kejang-kejang kecil

Perawatan tali pusat
1.      Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat
2.      Jaga tali pusat selalu bersih dan kering sampai sisa tali pusat mengering dan terlepas sendiri
3.      Jangan diberi ramuan apapun atau mengeloskan cairan apapun, jika kotor bersihkan hati-hati dengan air DTT (air matang) dan sabun dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
4.      Beritahu tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada kulit sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda-tanda infeksi, nasiheti ibu untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan.

IMUNISASI
Imunisasi
Penyakit yang Bisa Dicegah

Hepatitis B
Mencegah Hepatitis B (kerusakan Hati)
BCG
Mencegah TBC/Tuberkulosisi (sakit paru-paru)
Polio
Mencegah Polio (lumpuh layuh pada tungkai kaki 7 lengan tangan)
DPT
Mencegah :
Difteri (penyumbatan jalan nafas
Pertusis; Batuk rejan (batuk 100 hari)
Tetanus
Campak
Mencegah campak (radang paru, radang otak, dan kebutaan)

Bounding attachment
Adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu dan bayi pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi
Komponen: sentuhan, kontak mata, bau badan, kehangatan tubuh, suara.

Pemberian ASI
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung zat gizi yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, baik kualitas maupun kuantitasnya. Beri ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu (jika payudara penuh) dan tentu saja ini lebih berarti pada menyusui sesuai kehendak bayi atau kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam),  bergantian antara payudara kiri dan kanan. Seorang bayi yang menyusu sesuai permintaannya bisa menyusu banyak 12-15 kali dalam 24 jam. Biasanya, ia langsung mengosongkan payudara pertama dalam beberapa menit. Pemberian ASI saja cukup pada periode usia 0-6 bulan, kebutuhan gizi bayi baik kualitas maupun kuantitas terpenuhinya dari ASI saja,tanpa hatus diberikan makanan ataupun minuman lainnya. Pemberian makanan lain akan mengganggu produksi ASI dan mengurangi kemampuan bayi untuk menghisap. (Vivian, 2010)
Menasehati ibu tentang cara pemberian ASI.

Cara pemberian ASI yang benar
1.      Tetekkan bayi segera atau selambatnya setengah jam setelah bayi lahir. Bayi tidak harus diberikan dari satu payudara (kiri atau kanan saja), tetapi bayi mesti diberi ASI dari kedua payudara secara bergantian.
2.      Biasakan mencuci tangan dengan sabun setiap kali sebelum menetekkan
3.      Perah sedikit kolostrum atau ASI dan oleskan pada  daerah puting dan sekitarnya.
4.      Ibu duduk atau tiduran atau berbaring dengan santai
5.      Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi
a.    Perut bayi menempel keperut ibu
b.    Dagu bayi menempel ke payudara
c.    Telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus.
d.   Mulut bayi terbuka lebar menutupi daerah gelap sekitar puting susu.
6.      Cara agar mulut bayi  terbuka adalah dengan menyentuhkan puting  susu pada bibir atau pipi bayi
7.      Setelah mulut bayi terbuka lebar, segera masukkan puting dan sebagian besar lingkaran atau daerah gelap disekitar puting susu kedalam mulut bayi.
8.      Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya. Pemberian ASI berikutnya mulai dari payudara yang belum kosong tadi
9.      Jangan mencuci puting payudara menggunakan sabun atau alkohol karena dapat membuat puting payudara kering dan menyebabkan pengerasan yang bisa mengakibatkan terjadinya luka

Mengajari ibu cara meningkatkan produksi ASI
1.      Cara untuk meningkatkan ASI adalah dengan menyusui sesering mungkin
2.      Menyusui lebih sering akan lebih baik karena merupakan kebutuhan bayi
3.      Menyusui pada payudara kiri dan kanan secara bergantian
4.      Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya
5.      Jika bayi telah tidur lebih dari 2 jam, bangunkan dan langsung disusui

Perawatan payudara
Jelaskan pada ibu cara merawat payudara
1.      Jika posisi bayi terhadap payudara tidak sesuai maka kecukupan nutrisi bayi tidak terjamin dan puting susu ibu mengkin mengalami trauma. Ibu tidak boleh mendorongkan tubuh kearah bayi saat menyusui, tapi ibu harus dapat membawa bayi kearahnya.
2.      Minta ibu memastikan bahwa puting susunya tetap bersih dan kering.
3.      Yakinkan bahwa puting susu lecet dan retak bukan merupakan yang berbahaya dan tidak menghalangi ibu untuk terus menyusui bayinya. Untuk mencegah lecet dan retak, ajarkan ibu untuk mengeluarkan sedikit ASI nya kemudian dioleskan ke puting susunya
4.      Jelaskan cara mengkaji gejala dan tanda tersumbatnya saluran ASI. Jika hal tersebut terjadi maka anjurkan ibu untuk mencari pertolongan segera tetapi tetap meneruskan pemberian ASI

Tanda bayi cukup ASI
1.      Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI 8 kali pada 2-3 minggu pertama.
2.      Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering, dan warna menjadi lebih muda pada hari kelima setelah lahir.
3.      Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 x sehari.
4.      Ibu dapat mendengarkan pada saat bayi menelan ASI.
5.      Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis.
6.      Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal.
7.      Pertumbuhan berat badan (BB) bayi dan tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan grafik pertumbuhan (Kementrian kesehatan RI, 2012). Berat badan bayi pada minggu pertama setelah kelahiran mengalami penurunan sekitar 10% dari berat badan saat lahir. Selanjutnya setelah akhir minggu pertama berat badan bayi bertambah. Selama bulan pertama meningkat rata-rata berat badan 120 sampai 240 gram per minggu (Anik Maryunani, 2010)
8.      Perkembangan motorik baik (bayiaktif dan motoriknya sesuai dengan rentang usianya).
9.      Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar bangun dan tidur dengan cukup.
10.  Bayi menyusu dengan kuat (rakus), kemudian melemah dan tertidur pulas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT IBI Cabang Nganjuk Ke 66