Definisi
Prolaps tali pusat terjadi ketika tali pusat keluar dari uterus sebelum janinDiagnosis
- Pemeriksaan tali pusat dilakukan pada setiap pemeriksaan dalam saat persalinan.
- Setelah ketuban pecah, lakukan lagi pemeriksaan tali pusat bila ibu memiliki faktor risiko seperti di tabel berikut. Bila ibu tidak memiliki faktor risiko dan ketuban jernih, pemeriksaan tali pusat tidak perlu dilakukan.
- Jika pecah ketuban terjadi spontan, denyut jantung janin normal, dan tidak ada faktor risiko prolaps tali pusat, pemeriksaan vagina tidak perlu dilakukan bila ketuban jernih.
- Setelah ketuban pecah, periksa pula denyut jantung janin. Curigai adanya prolaps tali pusat bila ada perubahan pola denyut jantung janin yang abnormal setelah ketuban pecah atau amniotomi.
- Prolaps tali pusat dapat dipastikan bila:
- Tali pusat tampak atau teraba pada jalan lahir lebih rendah dari bagian terendah janin (tali pusat terkemuka, saat ketuban masih utuh)
- Tali pusat tampak pada vagina setelah ketuban pecah (tali pusat menumbung, saat ketuban sudah pecah)
Faktor Predisposisi
- Multiparitas
- Kehamilan multipel
- Ketuban pecah dini
- Hidramnion
- Tali pusat yang panjang
- Malpresentasi
Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
Tali pusat terkemukaTekanan tali pusat oleh bagian terendah janin dapat diminimalisasi dengan posisi knee chestatau Trendelenburg. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang menyediakan layanan seksio sesarea.
Tali pusat menumbung
Perhatikan apakah tali pusat masih berdenyut atau tidak. Jika sudah tidak berdenyut, artinya janin telah mati dan sebisa mungkin pervaginam tanpa tindakan agresif. Jika tali pusat masih berdenyut:
- Berikan oksigen.
- Hindari memanipulasi tali pusat. Jangan memegang atau memindahkan tali pusat yang tampak pada vagina secara manual.
- Posisi ibu Trendelenburg atau knee-chest.
- Dorong bagian terendah janin ke atas secara manual untuk mengurangi kompresi pada tali pusat.
- Segera rujuk ibu ke fasilitas yang melayani seksio sesarea. Pada saat proses transfer dengan ambulans, posisi knee chest kurang aman, sehingga posisikan ibu berbaring ke kiri.
b. Tatalaksana Khusus
- Di rumah sakit, bila persalinan pervaginam tidak dapat segera
berlangsung (persalinan kala I), lakukan seksio sesarea. Penanganan yang
harus dikerjakan adalah sebagai berikut:
- Dengan memakai sarung tangan steril/disinfeksi tingkat tinggi (DTT), masukkan tangan melalui vagina dan dorong bagian terendah janin ke atas.
- Tangan yang lain menahan bagian terendah di suprapubis dan nilai keberhasilan reposisi.
- Jika bagian terendah janin telah terpegang kuat di atas rongga panggul, keluarkan tangan dari vagina dan letakkan tangan tetap di atas abdomen sampai operasi siap.
- Jika tersedia, berikan salbutamol 0,5 mg IV secara perlahan untuk mengurangi kontraksi uterus.
- Bila persalinan pervaginam dapat segera berlangsung (persalinan kala II), pimpin persalinan sesegera mungkin.
- Presentasi kepala: lakukan ekstraksi vakum atau cunam dengan episiotomi
- Presentasi sungsang: lakukan ekstraksi bokong atau kaki lalu gunakan forsep Piper atau panjang untuk mengeluarkan kepala
- Letak lintang: segera siapkan seksio sesaria
- Siapkan segera resusitasi neonatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar