Kamis, 06 April 2017

Resusitasi Jantung Paru Pada Kehamilan

Berikut adalah langkah-langkah resusitasi jantung paru pada kehamilan:
  • Periksa kesadaran ibu dengan memanggil atau menggoyang-goyangkan tubuh ibu. Bila ibu tidak sadar, lakukan langkah-langkah selanjutnya.
  • Panggil bantuan tenaga kesehatan lain dan bekerjalah dalam tim.
  • Khusus untuk ibu dengan usia kehamilan >20 minggu (uterus di atas umbilikus), miringkan ibu dalam posisi berbaring ke sisi kiri dengan sudut 15-30° atau bila tidak memungkinkan, dorong uterus ke sisi kiri (lihat gambar berikut).
  • kbibu-bab3-311
  • Mendorong uterus ke kiri
    Mendorong uterus ke kiri
  • Bebaskan jalan napas. Tengadahkan kepala ibu ke belakang (head tilt) dan angkat dagu (chin lift). Bersihkan benda asing di jalan napas.
  • Bila ada sumbatan benda padat di jalan napas, sapu keluar dengan jari atau lakukan dorongan pada dada di bagian tengah sternum (chest thrust). Hindari menekan prosesus xifoideus!
  • chest thrust
    chest thrust
  • Sambil menjaga terbukanya jalan napas, “lihat – dengar – rasakan” napas ibu (lakukan cepat, kurang dari 10 detik) dengan cara mendekatkan kepala penolong ke wajah ibu. Lihat pergerakan dada, dengar suara napas, dan rasakan aliran udara dari hidung/mulut ibu.
    • Jika ibu bernapas normal, pertahankan posisi, berikan oksigen sebagai tindakan suportif. Lanjutkan pemantauan untuk memastikan ibu tetap bernapas normal.
  • Menilai pernapasan
    Menilai pernapasan
  • Jika ibu tidak bernapas atau bernapas tidak normal, periksa pulsasi arteri karotis dengan cepat (tidak lebih dari 10 detik).
  • memeriksa pulsasi arteri karotis
    memeriksa pulsasi arteri karotis
  • Bila nadi teraba namun ibu tidak bernapas atau megap-megap (gasping), berikan bantuan napas (ventilasi) menggunakan balon-sungkup atau melalui mulut ke mulut dengan menggunakan alas (seperti kain, kasa) sebanyak satu kali setiap 5-6 detik. Pastikan volume napas buatan cukup sehingga pengembangan dada terlihat. Cek nadi arteri karotis tiap 2 menit.
  • Bantuan Napas Mulut ke Mulut
    Bantuan Napas Mulut ke Mulut
  • Bantuan Napas dengan Balon  dan Masker
    Bantuan Napas dengan Balon dan Masker
  • Bila nadi tidak teraba, segera lakukan resusitasi kardiopulmoner.
    • Resusitasi kardiopulmoner pada ibu dengan usia kehamilan >20 minggu dilakukan dalam posisi ibu miring ke kiri sebesar 15-300.
    • Penekanan dada dilakukan di pertengahan sternum. Kompresi dilakukan dengan cepat dan mantap, menekan sternum sedalam 5 cm dengan kecepatan 100-120x/menit.
    • Setelah 30 kompresi, buka kembali jalan napas lalu berikan 2 kali ventilasi menggunakan balonsungkup atau melalui mulut ke mulut dengan alas. Tiap ventilasi diberikan dalam waktu 1 detik. Berikan ventilasi yang cukup sehingga pengembangan dada terlihat.
    • Kemudian lanjutkan kompresi dada dan ventilasi dengan perbandingan 30:2.
    • Kompresi Dada
      Kompresi Dada
    • Pasang kanul intravena (2 jalur bila mungkin) menggunakan jarum ukuran besar (no. 16 atau 18 atau ukuran terbesar yang tersedia) dan berikan cairan sesuai kondisi ibu.
  • Tindakan resusitasi kardiopulmoner diteruskan hingga:
    • Tim yang lebih terlatih untuk menangani henti nafas dan henti jantung telah datang dan mengambil alih tindakan, ATAU
    • Tidak didapatkannya respon setelah 30 menit, ATAU
    • Penolong kelelahan, ATAU
      • Ibu menunjukkan tanda-tanda kembalinya kesadaran, misalnya batuk, membuka mata, berbicara atau bergerak secara sadar DAN mulai bernapas normal. Pada keadaan tersebut, lanjutkan tatalaksana dengan:
        • Berikan oksigen
        • Pasang kanul intravena (bila sebelumnya tidak berhasil dilakukan) dan berikan cairan sesuai kondisi ibu
        • Lanjutkan pemantauan untuk memastikan ibu tetap bernapas
          normal.
  • Setelah masalah jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi teratasi, pikirkan dan evaluasi kemungkinan penyebab hilangnya kesadaran ibu, di antaranya:
    • perdarahan hebat (paling sering)
    • penyakit tromboemboli
    • penyakit jantung
    • sepsis
    • keracunan obat (contoh: magnesium sulfat, anestesi lokal)
    • eklampsia
    • perdarahan intrakranial
    • anafilaktik
    • gangguan metabolik/elektrolit (contoh: hipoglikemia)
    • hipoksia karena gangguan jalan napas dan/atau penyakit paru
  • Lakukan pemeriksaan lanjutan, misalnya USG abdomen untuk melihat perdarahan intraabdomen tersembunyi.
  • Atasi penyebab penurunan kesadaran atau rujuk bila fasilitas tidak memungkinkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT IBI Cabang Nganjuk Ke 66