Jumat, 08 Mei 2015

Perkemihan Masa Nifas





BAB 1
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui masa nifas adalah suatu rentang waktu yang amat penting bagi kesehatan ibu dan anak,setelah melewati masa hamil dan melahirkan. Pada masa ini terjadi banyak sekali perubahan-perubahan penting yang berpengaruh sekali pada Ibu.Perubahan peran ibu memerlukan adaptasi yg hrs dijalani.Tanggung-jawab bertambah dg hadirnya bayi yg baru lahir.Dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif untuk ibu.Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan.
Tugas bidan sebagai tenaga kesehatan adalah memberikan asuhan yang tepat pada Ibu agar mampu merawat bayinya maupun dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain lagi. Juga untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan Ibu pada masa itu.
Adapun peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan masa nifas antara lain :
1.      Mengidentifikasi dan merespon terhadap kebutuhan dan komplikasi yang terjadi pada saat-saat penting yaitu 6 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu.
2.      Mengadakan kolaborasi antara orangtua dan keluarga.
3.      Membuat kebijakan, perencanaan kesehatan dan administrator.

1.2        Rumusan Masalah
Bagaimana perubahan sistem perkemihan pada ibu nifas?

1.3        Tujuan
1.3.1        Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
1.3.2        Melaksanakan skrinning secara komperehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
1.3.3        Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu berkaitan denagn gizi, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya, perawatan bayi sehat dan KB.
1.3.4        Memberikan pelayanan KB

1.4        Manfaat
1.4.1        Bagi Penulis
·         Sebagai bahan suatu pembelajaran
·         Sebagai syarat pemenuhan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
1.4.2        Bagi Pembaca
·         Sebagai literature
·         Sebagai bahan suatu pertimbangan dalam pembuatan makalah




BAB 2
PEMBAHASAN



2.1        Pengertian
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim,sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ – organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya brkaitan saat melahirkan.
Tahap Masa Nifas
Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :
1.      Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini  sering terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu.
2.      Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
3.      Periode late postpartum (1 minggu- 5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan seharihari serta konseling






2.2        Perubahan Sistem Ekskresi
Pasca persalinan ada suatu peningkatan kapasitas kandung kemih, pembengkakan dan trauma jaringan sekitar uretra yang terjadi selama proses melahirkan. Ini terjadi akibat kelahiran dan efek konduksi anestesi yang menghambat fungsi neural pada kandung kemih.Distensi yang berlebihan pada kandung kemih dapat mengakibatkan perdarahan dan kerusakan lebih lanjut.Pengosongan kandung kemih harus diperhatikan. Kandung kemih biasanya akan pulih dalam waktu 5-7 hari pascamelahirkan sedangkan saluran kemih normal dalam waktu 2-8 minggu tergantung pada keadaan/ status sebelum persalinan, lamanya kala II yang dilalui, besarnyatekanan kepala janin saat lahir.
Dinding kandung kencing memperlihatkan oedema dan hyperemia.Kadang-kadang oedema trigonum, menimbulkan abstraksi dari uretra sehingga terjadi retensio urine.Kandung kencing dalam puerperium kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kencing penuh atau sesudah kencing masih tertinggal urine residual (normal + 15 cc).Sisa urine dan trauma pada kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi.
Dilatasi ureter dan pyolum normal dalam waktu 2 minggu.Urine biasanya berlebihan (poliurie) antara hari kedua dan kelima, hal ini disebabkan karena kelebihan cairan sebagai akibat retensi air dalam kehamilan dan sekarang dikeluarkan. Kadang-kadang hematuri akibat proses katalitik involusi. Acetonurie terutama setelah partus yang sulit dan lama yang disebabkan pemecahan karbohidrat yang banyak, karena kegiatan otot-otot rahim dan karena kelaparan.Proteinurine akibat dari autolisis sel-sel otot.
Pada masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi yang berperan meningkatkan fungsi ginjal. Begitu sebaliknya, pada pasca melahirkan kadar steroid menurun sehingga menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah melahirkan.
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama.kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.
Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesidah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan memgalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
Hal yang berkaitan dengan fungsi sistem perkemihan, antara lain:
1.      Hemostatis internal
Tubuh, terdiri dari air dan unsur-unsur yang larut di dalamnya, dan 70% dari cairan tubuh terletak di dalam sel-sel, yang disebut dengan cairan intraselular.Cairan ekstraselular terbagi dalam plasma darah, dan langsung diberikan untuk sel-sel yang disebut cairan interstisial. Beberapa hal yang berkaitan dengan cairan tubuh antara lain edema dan dehidrasi. Edema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan akibat gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh.Dehidrasi adalah kekurangan cairan atau volume air yang terjadi pada tubuh karena pengeluaran berlebihan dan tidak diganti.
2.      Keseimbangan asam basa tubuh
Keasaman dalam tubuh disebut PH. Batas normal PH cairan tubuh adalah 7,35-7,40. Bila PH >7,4 disebut alkalosis dan jika PH < 7,35 disebut asidosis.
3.      Pengeluaran sisa metabolism
Zat toksin ginjal mengekskresi hasil akhir dari metabolisme protein yang mengandung nitrogen terutama urea, asam urat dan kreatinin.
Ibu post partum dianjurkan segera buang air kecil, agar tidak mengganggu proses involusi uteri dan ibu merasa nyaman. Namun demikian, pasca melahirkan ibu merasa sulit buang air kecil.
Hal yang menyebabkan kesulitan buang air kecil pada ibu post partum,
antara lain:
1.      Adanya odema trigonium yang menimbulkan obstruksi sehingga terjadi retensi urin.
2.      Diaforesis yaitu mekanisme tubuh untuk mengurangi cairan yang teretansi dalam tubuh, terjadi selama 2 hari setelah melahirkan.
3.      Depresi dari sfingter uretra oleh karena penekanan kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus sfingter ani selama persalinan, sehingga menyebabkan miksi.
Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen akan menurun, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah akibat kehamilan, hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan. Keadaan ini disebut dengan diuresis pasca partum. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urin menyebabkan penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama masa pasca partum. Pengeluaran kelebihan cairan yang tertimbun selama hamil kadang-kadang disebut kebalikan metabolisme air pada masa hamil (reversal of the water metabolisme of pregnancy).
Bila wanita pasca persalinan tidak dapat berkemih dalam waktu 4 jam pasca persalinan mungkin ada masalah dan sebaiknya segera dipasang dower kateter selama 24 jam. Bila kemudian keluhan tak dapat berkemih dalam waktu 4 jam, lakukan kateterisasi dan bila jumlah residu > 200 ml maka kemungkinan ada gangguan proses urinasinya. Maka kateter tetap terpasang dan dibuka 4 jam kemudian , bila volume urine < 200 ml, kateter dibuka dan pasien diharapkan dapat berkemih seperti biasa.
2.3        Perubahan Perkemihan
Saluran Kencing kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu,tergantung pada:
1.      Keadaan atau status sbelum persalinan
2.      Amanya partus ala II dilalui
3.      Besarnya tekanan kepala janin yang menekan pada saat persalinan

Disamping itu,dari hasil pemeriksaan sistoscopik segera setelah persalinan tidak menunjukkan adanya edema dan hyperemia dinding veseica urunaria,akan tetapi sering terjadi extravasi artinya keluarnya darah dari pembuluh – pembuluh darah didalam badan.
Lagi pula vesica urinaria masa nifas mempunyai kapasitas bertambah besar dan relativ tidak sensitiv terhadap tekanan cairan intra vesica.Oleh sebab itu pengembangannya yang berlebihan ,terutama karena analgesia dan gangguan fungsi neural sementara pada vesica urinaria.Pengaruh persalinan pada fungsi vesica urinaria post partum,yang dipelajari menggunakan teknik uridinamik,dapat diketahui bahwa bahwa bila persalinan lama dapat dihindari,dan bila dilakukan kateterenisasi secepatnya dikerjakan pada vesica urinaria meskipun dilaporkan pula dari hasil mempelajari dengan cara tersebut diatas
Dari penelitian 35 % wanita yang menerima analgesia epidural mengalami retensi urin asymthomatic.Jadi tampak bahwa perhatian yang teliti pada semua wanita post bpartum dengan kateterisasi cepat untuk yang tidak dapt kencing akan mencegah banyak masalh saluran kencing.
Kira-kira 40 % wanita post partum mempunyai protein uria fissiologis ( dalam 1-2 hari).Demi pemeriksaan laboratorium yang akurat,specimen diambil langsung dari kateter agar tidak terkontaminasi dengan lochea.keadaan tau kondisi fisiologis dari protein uria dapat diamsusikan hanya apabila tidak ada gejala dan tanda-tanda UTI (ISK) atau PE.

1.      Distensi ( distention = peregangan ) berlebihan pada vesica urinaria adalh hal-hal yang umum terjadi karena peningktan kapasitas vasica urinaria,pembengkakan,memar jaringan disekitar uretra dan hilangnya sensasi terhadap tekanan yang meninggi.
a.       Vesica urinaria yang penuh menggeser uterus dan dapat menyebabkan pendarahan post partum,distensi vesica urinaria dapat disebabkan oleh restensi urine
b.      Pengosongan veseca urinaria yang adekuat umumnya kembali dalam 5-7 hari setelah terjadi pemulihan jaringan yang bengkan dan memar.
2.      Laju Filtarasi Glomerulus ( GFR) tetap meninggi selama kurang lebih 7 hari post partum
3.      Ureter yang berdilatasi dan pelvis renal kembali ke keadaan sebelum hamil 6-10 minggu setelah melahirkan.
4.      Diaforesis puerpenalis (pembentukan kemih) terjadi dalam 24 jam pertama setelah melahirkan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil.  Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran nyeri akibat jahitan juga karena penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses melahirkan. Untuk itu perlu memberikan penjelasan agar ibu mengusahakan tetap kencing secara teratur, dan membuang rasa takut dan khawatir, karena kandung kencing yang terlalu penuh dapat menghambat kontraksi rahim yang berakibat terjadi perdarahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT IBI Cabang Nganjuk Ke 66