BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemantauan
Wilayah Setempat (PWS) telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1985. PWS
merupakan alat pantau yang dapat memberikan data yang cepat sehingga pimpinan
dapat memberikan respon atau tindakan yang cepat dalam wilayah kerjanya. PWS
dimulai dengan program Imunisasi yang dalam perjalanannya, berkembang menjadi
PWS-PWS lain seperti PWS-Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) dan PWS Gizi.
Peningkatan
mutu pelayanan program KIA diharapkan menjadi kegiatan prioritas ditingkat
Kabupaten/Kota. Peningkatan mutu program KIA juga dinilai dari besarnya cakupan
program di masing-masing wilayah kerja. Untuk itu, besarnya cakupan pelayanan
KIA di suatu wilayah kerja perlu dipantau secara terus menerus, agar diperoleh
gambaran yang jelas mengenai kelompok mana dalam wilayah kerja tersebut yang
paling rawan. Untuk memantau cakupan pelayanan KIA tersebut dikembangkan sistem
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA).
Penyajian
hasil analisa PWS KIA juga dapat dipakai sebagai alat advokasi, informasi dan
komunikasi kepada sektor terkait, khususnya aparat setempat yang berperan dalam
pendataan dan penggerakan sasaran. PWS KIA dapat digunakan untuk memecahkan
masalah teknis dan non teknis. Pelaksanaan PWS KIA akan lebih bermakna bila
ditindaklanjuti dengan upaya perbaikan dalam pelaksanaan pelayanan KIA,
intensifikasi manajemen program, penggerakan sasaran dan sumber daya yang
diperlukan dalam rangka meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA. Hasil
analisis PWS KIA di tingkat puskesmas dan kabupaten/kota dapat digunakan untuk
menentukan puskesmas dan desa/kelurahan yang rawan. Demikian pula hasil
analisis PWS KIA di tingkat propinsi dapat digunakan untuk menentukan
kabupaten/kota yang rawan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
PENGERTIAN
Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak
adalah alat manajemen program kia untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu
wilayah kerja secara terus-menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat
dan tepat terhadap wilayah kerja yang cakupan pelayanan KIA nya masih rendah.
B.
TUJUAN
Tujuan umum PWS-KIA adalah Meningkatnya pematauan
cakupan dan pelayanan untuk setiap wilayah kerja secara terus menerus dalam
rangka maningkatkan jangkauan dan mutu palayanan.
Tujuan khusus:
1.
Memantau
cakupan pelayanan KIA yang dipilih sebagai indicator,secara teratur(bulanan)dan
terus menerus untuk tiap wilayahnya.
2.
Menilai
kesenjangan antara target yang ditetapkan dan pencapaian sebenarnya untuk tiap
wilayahnya.
3.
Menentukan
urutan wilayah prioritas yang akan ditangani secara intensif berdasarkan
besarnya kesenjangan antara target dan pencapaian.
4.
Merencanakan
tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan yang dapat
digali.
5.
Membangkitkan
peran aparat setempat dalam pergerakan sasaran dan mobilisasi sumber daya.
C.
PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM KIA
Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sbb:
1.
Peningkatan
pelayanan antenatal disemua fasilitas pelayanan dengan mutu sesuai standar
serta menjangkau seluruh sasaran.
2.
Peningkatanpertolongan
persalinan ditujukan kepada peningkatan pertolongan oleh tenaga kesehatan
kebidanan secara berangsur.
3.
Peningkatan
deteksi dini resuko tinggi\komplikasi kebidanan,baik oleh tenaga kesehatan
maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan
pengamatannya secara terus menerus.
4.
Peningkatan
pelayanan komplikasi kebidanan secara ade kuat dan pengamatan secara terus
menerus oleh tenaga kesehatan.
5.
Peningkatan
pelayanan neonatal dan ibu nifas dengan mutu sesuai standard an menjangkau
seluruh sasaran.
D.
BATASAN DAN INDIKATOR PEMANTAUAN
1.
BATASAN
·
Pelayanan
antenatal
·
Penjaringan(deteksi)dini
kehamilan beresiko
·
Kunjungan Ibu
Hamil
·
Kunjungan baru
ibu hamil (K1)
·
K4
·
Kunjungan
neonatal(KN)
·
Kunjungan ibu
nifas(KF)
·
Sasaran ibu
hamil.
·
Ibu hamil
beresiko
2.
Indikator
Pemantauan
·
Indikator
Pemantaun Teknis
-
Akses pelayanan
antenatal(cakupan K1)
-
Cakupan
pelayanan ibu hamil(cakupan K4)
-
Cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan
-
Penjaringan(deteksi)
ibu hamil oleh masyrakat
-
Penjaringan(deteksi)
ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan
-
Cakupan
pelayanan neonatal(KN) oleh tenaga kesehatan
-
Cakupan
pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan
-
Penanganan Komplikasi
Obstetri
-
Penanganan Komplikasi
Neonatal
·
Indikator
Pemantauan Non-Teknis
Dalam upaya melibatkan lintas sector terkait,khususnya para aparat setempat
dipilih 3 indikator yang mudah dipahami yaitu:
-
Cakupan K1 yang
menggambarkan keterjangkauan pelayanan KIA
-
Cakupan K4,yang
menggambarkan kualitas pelayanan KIA
-
Cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan(PN\pernakes)
E.
CARA MEMBUAT GRAFIK PWS-KIA
PWS-KIA disajikan dalam bentuk grafik dari tiap indicator yang dipakai,yang
juga menggambarkan pencapaian tiap desa dalam tiap bulan.
Dengan demikian tiap bulannya dibuat 9 grafik yaitu:
1.
Grafik cakupan
K1
2.
Grafik cakupan
K4
3.
Grafik cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan
4.
Grafik
penjaringan ibu hamil berisiko oleh masyarakat
5.
Grafik penjaringan
ibu hamil berisiko oleh tenaga kesehatan
6.
Grafik cakupan
neonatal oleh tenaga kesehatan
7.
Grafik cakupan
nifas
8.
Grafik
penanganan komplikasi obstetric
9.
Grafik
penanganan komplikasi neonatal
F.
LANGKAH-LANGKAH POKOK DALAM PEMBUATAN PWS-KIA
1.
Pengumpulan data
2.
Pengelolaan
data
3.
Penggambaran
grafik PWS-KIA
Langkah-langkah
yang dilakukan dalam pembuatan grafik PWS-KIA yaitu
a.
menentukan
target rata-rata perbulan untuk menggambarkan skala pada garis vertical(sumbuY)
b.
Hasil
perhitungan pencapaian kumulatif cakupan K1 sampai dengan bulan in dimasukkan
dalam jalur % kumulaatif secara berurutan secara peringkat
c.
Namadesa yang
bersangkutan ditulis pada jalur desa,sesuai dengan cakupan kumulatif
masing-masing desa
d.
Gambar anak
panah dipergunakan untuk engisi lajur tren
G.
ANALISA DAN TINDAK LANJUT PWS-KIA
Grafik PWS-KIA perlu dianalisis dan ditafsirkan,agar dapat diketahui desa
mana yang paling memerlukan perhatian dan tindak lanjut yang perlu dilakukan.
Analisis grafik dapat digambarkan dalam matriks dan dari matriks diatas
dapat disimpulkan adanya 4macam status cakupan desa yaitu:
1.
Status baik
2.
Status kurang
3.
Status cukup
4.
Status jelek
H.
PELEMBAGAAN PWS-KIA
Pelembagaan PWS-KIA adalah pemanfaatan PWS-KIA secara teratur dan terus
menerus pada semua siklus pengambilan keputusan untuk mementau penyelenggaraan
program KIA, disemua tingkatan administrasi pemerintah, baik yang bersifat
teknis program maupun yang bersifat non-teknis dan lintas sektoral.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
(PWS KIA)
adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA disuatu wilayah
kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan
tepat. Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru
lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita.
DAFTAR PUSTAKA
Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.
Depkes RI, (2006) Modul Manajemen
Terpadu Balita Sakit, Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan
Masyarakat, Jakarta.
Depkes RI. (2003). Buku Kesehatan
Ibu dan Anak. Jakarta.
Depkes RI. (2002). Standar Profesi
Kebidanan. Jakarta.
Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan
Kebidanan. Jakarta.
Pelayanan Obtetri dan Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial. 2008.
Soetjiningsih. (1998). Tumbuh
Kembang Anak. EGC. Jakarta.
Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan
Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar