Jumat, 08 Mei 2015

PWS KIA






BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1985. PWS merupakan alat pantau yang dapat memberikan data yang cepat sehingga pimpinan dapat memberikan respon atau tindakan yang cepat dalam wilayah kerjanya. PWS dimulai dengan program Imunisasi yang dalam perjalanannya, berkembang menjadi PWS-PWS lain seperti PWS-Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) dan PWS Gizi.
Peningkatan mutu pelayanan program KIA diharapkan menjadi kegiatan prioritas ditingkat Kabupaten/Kota. Peningkatan mutu program KIA juga dinilai dari besarnya cakupan program di masing-masing wilayah kerja. Untuk itu, besarnya cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah kerja perlu dipantau secara terus menerus, agar diperoleh gambaran yang jelas mengenai kelompok mana dalam wilayah kerja tersebut yang paling rawan. Untuk memantau cakupan pelayanan KIA tersebut dikembangkan sistem Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA).
Penyajian hasil analisa PWS KIA juga dapat dipakai sebagai alat advokasi, informasi dan komunikasi kepada sektor terkait, khususnya aparat setempat yang berperan dalam pendataan dan penggerakan sasaran. PWS KIA dapat digunakan untuk memecahkan masalah teknis dan non teknis. Pelaksanaan PWS KIA akan lebih bermakna bila ditindaklanjuti dengan upaya perbaikan dalam pelaksanaan pelayanan KIA, intensifikasi manajemen program, penggerakan sasaran dan sumber daya yang diperlukan dalam rangka meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA. Hasil analisis PWS KIA di tingkat puskesmas dan kabupaten/kota dapat digunakan untuk menentukan puskesmas dan desa/kelurahan yang rawan. Demikian pula hasil analisis PWS KIA di tingkat propinsi dapat digunakan untuk menentukan kabupaten/kota yang rawan.











                                                                   
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.    PENGERTIAN
Pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak adalah alat manajemen program kia untuk memantau cakupan pelayanan KIA di suatu wilayah kerja secara terus-menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap wilayah kerja yang cakupan pelayanan  KIA nya masih rendah.

B.     TUJUAN
Tujuan umum PWS-KIA adalah Meningkatnya pematauan cakupan dan pelayanan untuk setiap wilayah kerja secara terus menerus dalam rangka maningkatkan jangkauan dan mutu palayanan.
Tujuan khusus:
1.      Memantau cakupan pelayanan KIA yang dipilih sebagai indicator,secara teratur(bulanan)dan terus menerus untuk tiap wilayahnya.
2.      Menilai kesenjangan antara target yang ditetapkan dan pencapaian sebenarnya untuk tiap wilayahnya.
3.      Menentukan urutan wilayah prioritas yang akan ditangani secara intensif berdasarkan besarnya kesenjangan antara target dan pencapaian.
4.      Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan yang dapat digali.
5.      Membangkitkan peran aparat setempat dalam pergerakan sasaran dan mobilisasi sumber daya.

C.    PRINSIP PENGELOLAAN PROGRAM KIA
Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sbb:
1.      Peningkatan pelayanan antenatal disemua fasilitas pelayanan dengan mutu sesuai standar serta menjangkau seluruh sasaran.
2.      Peningkatanpertolongan persalinan ditujukan kepada peningkatan pertolongan oleh tenaga kesehatan kebidanan secara berangsur.
3.      Peningkatan deteksi dini resuko tinggi\komplikasi kebidanan,baik oleh tenaga kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan pengamatannya secara terus menerus.
4.      Peningkatan pelayanan komplikasi kebidanan secara ade kuat dan pengamatan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan.
5.      Peningkatan pelayanan neonatal dan ibu nifas dengan mutu sesuai standard an menjangkau seluruh sasaran.






D.    BATASAN DAN INDIKATOR PEMANTAUAN
1.      BATASAN
·      Pelayanan antenatal
·      Penjaringan(deteksi)dini kehamilan beresiko
·      Kunjungan Ibu Hamil
·      Kunjungan baru ibu hamil (K1)
·      K4
·      Kunjungan neonatal(KN)
·      Kunjungan ibu nifas(KF)
·      Sasaran ibu hamil.
·      Ibu hamil beresiko
2.      Indikator Pemantauan
·      Indikator Pemantaun Teknis
-          Akses pelayanan antenatal(cakupan K1)
-          Cakupan pelayanan ibu hamil(cakupan K4)
-          Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
-          Penjaringan(deteksi) ibu hamil oleh masyrakat
-          Penjaringan(deteksi) ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan
-          Cakupan pelayanan neonatal(KN) oleh tenaga kesehatan
-          Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan
-          Penanganan Komplikasi Obstetri
-          Penanganan Komplikasi Neonatal
·      Indikator Pemantauan Non-Teknis
Dalam upaya melibatkan lintas sector terkait,khususnya para aparat setempat dipilih 3 indikator yang mudah dipahami yaitu:
-          Cakupan K1 yang menggambarkan keterjangkauan pelayanan KIA
-          Cakupan K4,yang menggambarkan kualitas pelayanan KIA
-          Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan(PN\pernakes)

E.     CARA MEMBUAT GRAFIK PWS-KIA
PWS-KIA disajikan dalam bentuk grafik dari tiap indicator yang dipakai,yang juga menggambarkan pencapaian tiap desa dalam tiap bulan.
Dengan demikian tiap bulannya dibuat 9 grafik yaitu:
1.      Grafik cakupan K1
2.      Grafik cakupan K4
3.      Grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
4.      Grafik penjaringan ibu hamil berisiko oleh masyarakat
5.      Grafik penjaringan ibu hamil berisiko oleh tenaga kesehatan
6.      Grafik cakupan neonatal oleh tenaga kesehatan
7.      Grafik cakupan nifas
8.      Grafik penanganan komplikasi obstetric
9.      Grafik penanganan komplikasi neonatal



F.     LANGKAH-LANGKAH POKOK DALAM PEMBUATAN PWS-KIA
1.      Pengumpulan data
2.      Pengelolaan data
3.      Penggambaran grafik PWS-KIA

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan grafik PWS-KIA yaitu
a.       menentukan target rata-rata perbulan untuk menggambarkan skala pada garis vertical(sumbuY)
b.      Hasil perhitungan pencapaian kumulatif cakupan K1 sampai dengan bulan in dimasukkan dalam jalur % kumulaatif secara berurutan secara peringkat
c.       Namadesa yang bersangkutan ditulis pada jalur desa,sesuai dengan cakupan kumulatif masing-masing desa
d.      Gambar anak panah dipergunakan untuk engisi lajur tren

G.    ANALISA DAN TINDAK LANJUT PWS-KIA
Grafik PWS-KIA perlu dianalisis dan ditafsirkan,agar dapat diketahui desa mana yang paling memerlukan perhatian dan tindak lanjut yang perlu dilakukan.
Analisis grafik dapat digambarkan dalam matriks dan dari matriks diatas dapat disimpulkan adanya 4macam status cakupan desa yaitu:
1.      Status baik
2.      Status kurang
3.      Status cukup
4.      Status jelek

H.    PELEMBAGAAN PWS-KIA
Pelembagaan PWS-KIA adalah pemanfaatan PWS-KIA secara teratur dan terus menerus pada semua siklus pengambilan keputusan untuk mementau penyelenggaraan program KIA, disemua tingkatan administrasi pemerintah, baik yang bersifat teknis program maupun yang bersifat non-teknis dan lintas sektoral.













BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
(PWS KIA) adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA disuatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat. Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita.


























DAFTAR PUSTAKA

Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.
 Depkes RI, (2006) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit, Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
 Depkes RI. (2003). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.
 Depkes RI. (2002). Standar Profesi Kebidanan. Jakarta.
 Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.
 Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial. 2008.
 Soetjiningsih. (1998). Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta.
 Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT IBI Cabang Nganjuk Ke 66