Jumat, 08 Mei 2015

Perubahan yang Terjadi pada Setiap Siklus Kesehatan Wanita LANJUT USIA







BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Sampai akhir aabat ke-21 di Indonesia akan dijumpai sekitar 8-10% lansia dan wanita lebih banyak dibandingkan dengan kaum pria. Kesehatan mereka harus diperhatikan.
Dalam perjalanan hidupnya seorang wanita yang mencapai umur sekitar 45 tahun, mengalami penuaan indung telur, sehingga tidak sanggup memenuhi hormon esterogen. Sistem hormonal seluruh tubuh mengalami kemunduran dalam mengeluarkan hormonnya. Kemunduran pada kelenjar tiroid dengan hormon tiroksin untuk metabolisme umum dan kemunduran kelenjar paratiroid yang mengatur metabolisme kalsium. Terdapat peningkatan hormon FSH dan LH. Perubahan pengeluaran hormon menyebabkan berbagai perubahan pada fisik dan psikis.
Segera sesudah menopouse tidak ada folikel ovarium yang tersisa. Terjadi peningkatan FSH 10 – 20 kali lipat dan peningkatan LH sekitar 3 kali lipat dan kadar maksimal dicapai 1 – 3 tahun pascamenopouse, selanjutnya terjadi penurunan yang bertahap, walaupun sedikit pada kedua gonadrotropin tersebut. Peningkatan kadar FSH dan LH pada saat kehidupan merupakan bukti pasti terjadinya kegagalan ovarium. Segera sesudah menopouse ovarium menyekresi terutama androstenedion dan testosteron. Kadar androstenedion yang disirkulasi adalah satu setengah kali sebelum menopouse. Androstenodion pascamenopouse sebagian besar berasal dari kelendar adernal, sebagian kecil dari ovarium. Produksi testosteron turun sekitar 25% pascamenopouse, kadar esterogen tetap bermakna terutama karena konversi ekstraglandular dan androstenedioan dan testosteron menjadi esterogen.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Perubahan apa saja yang terjadi pada masa menopause?
2.      Bagaimana cara menghindri perubahan yang terjadi pada masa menopause?
3.      Bgaimana penanganan komplikasi yang terjadi pada masa menopause?
4.      Keluhan apa saja yang terjadi akibat penurunan hormone pada masa menopause?
5.      Bagaimana cara pemberian terapi sulih hormone pada masa menopause?
C.    TUJUAN
Diharapkan mahasiswa mampu mengawasi wanita lansia dengan  pengetahuan dan pendidikan khusus, sehingga mahasiswa dapat menaganinya secara benar dan sesuai prosedur.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A.    PERUBAHAN PADA MASA MENOPOUSE

v  Perubahan Kejiwaan
Perubahan kejiwaan yang dialami seorang wanita menjelang menopouse meliputi merasa tua, tidak menarik lagi, rasa tertekan karena takut menjadi tua, mudah tersinggung, mudah terkejut sehingga jantung berdebar, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut suami akan menyeleweng, keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan (orgasme)

v  Perubahan Fisik
Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahna kulit. Kulit bawah kulit berkurang sehingga kelit menjadi kendor. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam. Pada kulit tumbuh bintik hitam. Kelenjar bawah kulit berkurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput.
Penurunan metabolisme ditandai dengan menurunnya pengeluaran hormon tiroksin dan insulin mengakibatkan keperluan tubuh menjadi menurun. Untuk dapat menyesuaikan penurunan metabolisme dilakuan perubanan pola makan dan sesuai dengan kebutuhan. Kelebihan gula dapat menyebabkan gangguan metabolisme gula yang menuju pada penyakit diabetes mailitus. Peruban pola makan dianjurkan kearah makanan yang mengandung banyak serat.
Perubahan sistem jantung dan pembuluh darah dapat terjadi karena adanya perubahan metabolisme, menurunya esterogen dan hormon non paratiroid, serta meningkatnya FSH dan LH. Rendahnya esterogen dapat menimbulkan perubahan pembuluh darah. Penimbunan kolesterol pada pembuluh darah menimbulkan penyakit jantung koroner.
Perubahan yang terjadi pada alat genetaria meliputi liang senggama terasa kering, dan tanpa lendir. Lapisan sel senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi infeksi. Daerah sensitif makin sulit untuk dirangsang. Saat hubungan seksual dapat terjadi nyeri (dispareunia), dan sulit mencapai orgasme.
Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon esterogen dan paratiroid. Tulang mengalami dekalsifikasi (pengapuran) artinya kalium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang.
Pengawasan wanita lansia memerlukan pengetahuan dan pendidikan khusus, akan sehingga dapat menaganinya secara multidisiplin. Dengan demikan setiap klinik yang ingin memberikan pelayanan untuk lansia memerlukan kerjasama berbagai disiplin ilmu sehingga dapat melihat dan menanganinya secara holistik.




B.     PENATALAKSANAAN

v  Menghindari Perubahan Kejiwaan
Perubahan dan gejolak jiwa menghadapi klimakterium sampai senium dapat dihindari dengan keharmonisan keluarga dan saling pengertian. Ditengah keharmonisan keluarga yang harmonis, kesiapan menerima proses penuaan makin besar tanpa menghadapi gejala klinis yang berarti.
v  Menghindari Penuaan Kulit Terlalu Cepat
Makin tua umur kulit semakin tipis, makin sensitif terhadap sinar matahari, lapisan lemak bawah kulit semakin longgar sehingga keriput dan kering didaerah wajah, dagu, leher dll.
v  Menyesuaikan Pola Makan
Makanan yang diperlukan, sekedar dapat mempertahankan proses pengantian jaringan yang rusak dan mengelupas. Kelebihan makan dalam keadaan serba kekurangan hormon hormon dan kemampuan metabolisme, dapat menimbulkan penyakit kencing manis, hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung koroner yang diikuti gagal jantung.
Dianjurkan pala makan vegetarian sehingga bahan ampas dan serat lebih banyak. Makanan dengan pola vegetarian mempunyai keuntungan yang sangat besar bagi lansia oleh karena menurunkan lemak tubuh dan kolesterol yang dapat mengurangi penyakit (keganasan payudara, keganansan indung telur dan rahim, menurunkan kejadian tekanan darah tinggi, menurunkan kolesterol tubuh, sehingga mengurangi penyakit jantung koroner) dengan serat yang banyak kepuasan BAB lebih terjamin dan mengurangi kemungkinan keganasan saluran pencernaan.
Vitamin pendukung sangat penting karena diperlukan untuk meningkatkan metabolisme umum dan mempertahankan matabolisme kalsium sehingga mengurangi kemungkinan tulang menjadi keropos.
v  Mempertahankan Aktivitas Fisik
Berolahraga pada lansia diperlukan asalkan disesuaikan dengan kemampuan yang ada. Tempat senam untuk menambahkan kesegaran jasmani banyak dibuka, sehingga dapat dipilih sesuai kebutuhan. Mengikuti senam kesegaran jasmani sebanyak dua kali seminggu cukup untuk mempertahankan kebugaran fisik.
Untuk menghemat waktu dapat dilakuakan senam dirumah tanpa memerlukan ruangan yang luas. Denggan demikan aktifitas fisik untuk meningkatkan kebugaran jasmanidapat dilakuakan setiap hari selama 10-15 menit.
v  Memertahankan Aktivitas Seksual
Masa klimakterium, menopause dan senium bukan merupakan halangan untuk melakukan aktivitas seksual. Pada masa klimakterium, menopouse dan senium, pasangan masih dapat menikmati hubungan seksual, sekalipun sudah dapat dipastikan kuantitasnya sangat berkurang. Yang menjadi perhatian pada masa klimakterium, menopouse dan senium adalah kualitasnya. Oleh karena kegairahan seks sudah menurun, kemampuan untuk memberikan rangsangan di daerah erotik sudah berkurang sedangkanwanita sulit untuk dirangsang. Untuk mencapai tingkat eksotik sulit tercapai dan memerlukan waktu kesabarab kedua belah pihak. Dalam situasi demikian memang diperlukan pengertian yang baik oleh karena keadaan tersebut sudah merupakan perubahan alami.
Untuk dapat mencapai dan memberikan fantasi erotik yang lebih sempurna, memerlukan fantasi, melihat adegan erotik, sehingga kadang-kadang memutar film yang meningkatkan gairah seks.  Konsep aktivitas seksual sudah dijabarkan dengan tujuan dan berdasarkan kepentingan kekeluargaan.

C.    KOMPLIKASI
Melalui proses alami, tidak perlu terjadi penyulitan yang memberatkan proses penuaan. Mereka yang kurang mengetahui masalah yang muncul pada penuaan menganggap sebagai proses alami. Dengan demikian memerupakan tugas keluarga untuk memberikan perhatian kepada lansia, sehingga penyakitnya dpat diketahui secara dini.
Keluarga harus berinisiatif melakukan pemeriksaan secara rutin untuk dapat menemukan secara dini penyakit yang dideritanya dan kemungkinan komlikasi jinak atau ganas. Pemeriksaan ini dapat berupa pemeriksaan sederhana sampai mempergunakan alat canggih.
Berdasarkan usia, sebaikya pemeriksaan rutin dilakukan bila usia 30 -35 tahun sampai setiap dua tahun, 36 – 45 tahun setiap tahun, dan di atas 45 tahun sebaiknya setiap 6 bulan dengan penekanan pada hal-hal tertentu saja. Bila tidak dijumpai keadaan abnormal, dapat hidup seperti biasa sesuai  dengan anjuran untuk menjadi vegetarian. Bila dijumpai kelainan maka pemeriksaan akan berlanjut dengan mempergunakan alat canggih. Di samping itu masih terdapat sejumlah alat caanggih, untuk melakukan pemeriksaan spesifik atas dasar anjran dokter keluarga.


D.    KELUHAN AKIBAT PENURUNAN HORMON
Sebagian mereka yang lansia, tidak dapat mengatasi masalah, sehingga memerlukan bantuan pengobatan dengan hormon pengganti. Penurunan hormon esterogen, bila tidak diatasi dapat menimbulkan keluhan.

v  Keluhan Psikologi
Menurunnya kemampuan berfikir dan ingatan sehingga menimbulkan penyakit “pikun” atau Alzheimer. Gangguan emosi berupa takut bila disebut tua, rasa takut menjadi tua dan tidak menarik, sukar tidur atau cepat bangun, mudah tersinggung dan mudah marah, sangat emosional dan spontan, merasa tertekan dan sedih tanpa diketahui sebabnya. Rasa takut kehilangan suami, anak, dan ditinggalkan sendiri. Keinginan seks menurun dan sulit untuk dirangsang. Situasi demikian dapat terjadi bila individu belum siap untuk menghadapi klimakterium, menopouse,  dan senium.

v  Keluhan Fisik
Tidak semua keluhan fisik dapat terjadi pada seseorang, dan tidak semuanya pula dapat dijabarkan secara rinci, tetapi keluhan yang dominan dan sering dijumpai dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.       Jantung dan Pembuluh Darah
Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh darah meliputi kulit terasa kering, keriput, dan longgar. Oleh karena turunnya sirkulasi menuju kulit, badan terasa panas termasuk wajah, terjadi perubahan sirkulasi pada wajah yang dapat melebar ke tengkuk berwarna merah, mudah berdebar-debar, terjadi tekanan darah tinggi yang berlanjut ke penyakit jantung koroner.
b.      Genitalia
Keluhan yang dirasakan mengenai alat kelamin meliputi liang senggama terasa kering, sulit menerima rangsangan karena sensitivitasnya sudah menurun, epitel liang senggama dan sekitarnya menipis, sehingga mudah terjadi infeksi, dalam melakukan hubungan seks sehingga terasa sakit (dispareunia), elastisitas sudah menurun sehingga terasa longgar.
c.       Sistem Hormonal
Secara menyeluruh sistem hormonal sudah menurun fungsinya sehingga memengaruhi metabolisme tubuh yang juga cenderung menurun. Oleh karena itu diperlukan pehatian terhadap pola makan yang sebaiknya vegetarian. Penyakit metabolisme yang dapat terjadi pada masa klimakterium dan menopouse adalah cepat menjadi gemuk, kelebihan bahan makanan disimpan dalam bentuk lemak di bokong, payudara, dan perut.
d.      Fungsi Saraf
Pada lansia, keluhan saraf disebabkan oleh degenerasi sel saraf dan sel tak sehingga menimbulkan manifestasi klinis. Pancaindra mengalami kemunduran fungsi sehingga perlu perhatian, penglihatan dan pendengaran kurang berfungsi sehingga mmerlukan bantuan alat untuk meningkatkan fungsi.
e.       Fungsi Motorik
Keluhan fungsi motorik meliputi otot mulai lemah untuk memegang atau mengambil barang, koordinasi sudah kurang tetap dan pegangan sering lepas, gerakan otot mulai sulit dikendalikan sehingga sering gemetar.
f.       Fungsi Sensorik
Keluhan saraf sensoris yang sering muncul adalah kram atau sakit. Gejala ini timbul saat berdiam diri dan akan menghilang bila digerakan. Kemunduran fungsi saraf menyebabkan gangguan sirkulasi darah dan menimbulkan gangguan rasa perabaan, karena saraf paraba mengalami kemunduran fungsi.
g.      Fungsi Tulang
Tulang sebagai penyangga utama tubuh, karena proses penuaan, dapat terjadi pengurasan kalsium tulang, sehingga menjadi keropos dan mudah patah tulang adalah pada persendian tulang paha, sekalipun jatuh tidak terlalu keras. Metabolisme kalsium, sebagai bahan tulang, dipengaruhi oleh hormon paratiroid, esterogen, vitamin E dan D. Lansia perlu berhati-hati agar tidak terjadi patah tulang yang pengobtannya sulit dilakukan.

E.     TERAPI SULIH HORMON
Kesadaran masyarakat ilmiah dunia terhadap semkin meningkatnya jumlah lansia,mendorong penelitian tentang klimakterium,menopause dan senium. Di samping itu terdapat perkumpulan ahli yang setiap tahun membicarakan tentang kemajuan dalam menghadapi masalah lansia dari berbagai aspek. Di Indonesia jumlah lansia yang memerlukan pengobatan tidak terlalu banyak. Kenyataan tersebut dapat diperkirakan karena jumlah vitamin yang diperlukn cukup tersedia dalam makanan yang kaya dengan sayur dan buah segar,sinar matahari yang berlimpah yang mengubah provitamin D menjadi vitamin D di bawah kulit,ketaatan beragama sehingga proses tua ini dihayati sebagai takdir dan menerima dengan pasrah. Kenyataan ini menyebabkan tidak banyak terjadi keluhan psikologis yang menjadi masalah dalam rumah tangga.
Atas pertimbangan dan perkiraan itu,hanya sedikit masyarakat lansia wanita yang memerlukan pengobatan tambahan di Indonesia. Dalam member terapi sulih hormone diiiperlukan pemeriksaan yang cermat dan pengawasan yang seksama. Pemberian hormone perlu dilakukan dengan interval,artinya tidak diberikan terus menerus sehingga organ yng sensitive terhadap eksterogen dan turunnya bebas dari pengaruh eksterogen dalam jangka waktu tertentu. Dapat diikuti dengan pemberian progesterone,sehingga pengaruh negative eksterogen dapat ditiadakan. Juga perlu diikuti dengan pemeriksaan cermat terhadap payudara,mulut rahim,dan badan rahim. Secara berkala dilakukan pemeriksaan pap smear sehingga dapat diketahui kemungkinan degenerasi ganas secara dini.
Dalam meminta atau ingin mendapatkan hormone tambahan atau pengganti perlu sekali melakukan konsultasi dengan dokter yang mempunyai simpati masalah klimakterium,menopause,dan semium. Dalam memilih hormone mana dan beberapa yang diperlukan sangat bergantung pada pengalaman dan pengetahuan dokter sendiri. Dikemukakan bahwa banyak macam hormone pengganti yang dapat dipakai sehingga keluhan tersebut dapat di atasi. Untuk maksud tersebut perlu meminta nasehat dan pengawasan dokter.
















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Menopause dalah terhentinya secara fisiologi siklus menstruasi yang berkaitan dengan tingkat lanjut usia wanita. Seorang wanita yng mengalami menopouse alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu.menopouse kadang-kadang disebut sebagai perubahan kehidupan.
Pada masa menopause terjadi perubahan kejiwaan dan perubahan fisik. Dimana penatalaksanaanya dapat menghindari perubahan kejiwaan, menhindari penuaan kulit terlalu cepat, penyesuaian pola makan, dan  mempertahankan aktivitas fisik. Hal ini dapat mengakibatkan berbagai komplikasi.
Saat menopause banyak keluhan akibat penurunan hormone yang meliputi keluhan psikologi dan  keluhan fisik. Keluh ini dapat diatasi dengan terapi sulih hormon.

B.     Saran
Diharapkan untuk semua tenaga kesehatan yang memberikan penyuluhan kepada wanita lanjut usia harus mengetahui penantalaksanaan pada wanita lanjut usia, memperhatikan komplikasi dan keluhan yang terjadi pada wanita lansia, serta mengetahui cara mengatasi komplikasi dan keluhan dengan terapi sulih hormon atau cara yang lain.








DAFTAR PUSTAKA
Anwar, mochamad dkk.2011.Ilmu Kandungan.Jakarta.PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuaba,IBG.2009.Memahami kesehatan reproduksi wanita.Jakarta. Buku Kedokteran EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT IBI Cabang Nganjuk Ke 66