BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Sampai akhir aabat ke-21 di Indonesia akan dijumpai
sekitar 8-10% lansia dan wanita lebih banyak dibandingkan dengan kaum pria.
Kesehatan mereka harus diperhatikan.
Dalam perjalanan hidupnya seorang wanita yang mencapai
umur sekitar 45 tahun, mengalami penuaan indung telur, sehingga tidak sanggup
memenuhi hormon esterogen. Sistem hormonal seluruh tubuh mengalami kemunduran
dalam mengeluarkan hormonnya. Kemunduran pada kelenjar tiroid dengan hormon
tiroksin untuk metabolisme umum dan kemunduran kelenjar paratiroid yang
mengatur metabolisme kalsium. Terdapat peningkatan hormon FSH dan LH. Perubahan
pengeluaran hormon menyebabkan berbagai perubahan pada fisik dan psikis.
Segera sesudah menopouse tidak ada folikel ovarium yang
tersisa. Terjadi peningkatan FSH 10 – 20 kali lipat dan peningkatan LH sekitar
3 kali lipat dan kadar maksimal dicapai 1 – 3 tahun pascamenopouse, selanjutnya
terjadi penurunan yang bertahap, walaupun sedikit pada kedua gonadrotropin
tersebut. Peningkatan kadar FSH dan LH pada saat kehidupan merupakan bukti
pasti terjadinya kegagalan ovarium. Segera sesudah menopouse ovarium menyekresi
terutama androstenedion dan testosteron. Kadar androstenedion yang disirkulasi
adalah satu setengah kali sebelum menopouse. Androstenodion pascamenopouse sebagian
besar berasal dari kelendar adernal, sebagian kecil dari ovarium. Produksi
testosteron turun sekitar 25% pascamenopouse, kadar esterogen tetap bermakna
terutama karena konversi ekstraglandular dan androstenedioan dan testosteron
menjadi esterogen.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Perubahan apa saja yang terjadi pada
masa menopause?
2.
Bagaimana cara menghindri perubahan yang
terjadi pada masa menopause?
3.
Bgaimana penanganan komplikasi yang
terjadi pada masa menopause?
4.
Keluhan apa saja yang terjadi akibat
penurunan hormone pada masa menopause?
5.
Bagaimana cara pemberian terapi sulih
hormone pada masa menopause?
C. TUJUAN
Diharapkan
mahasiswa mampu mengawasi wanita lansia dengan pengetahuan dan
pendidikan khusus, sehingga mahasiswa dapat menaganinya secara benar dan sesuai
prosedur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PERUBAHAN
PADA MASA MENOPOUSE
v Perubahan Kejiwaan
Perubahan
kejiwaan yang dialami seorang wanita menjelang menopouse meliputi merasa tua,
tidak menarik lagi, rasa tertekan karena takut menjadi tua, mudah tersinggung,
mudah terkejut sehingga jantung berdebar, takut tidak dapat memenuhi kebutuhan
seksual suami, rasa takut suami akan menyeleweng, keinginan seksual menurun dan
sulit mencapai kepuasan (orgasme)
v
Perubahan Fisik
Pada perubahan
fisik seorang wanita mengalami perubahna kulit. Kulit bawah kulit berkurang
sehingga kelit menjadi kendor. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan
menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam. Pada kulit tumbuh bintik hitam.
Kelenjar bawah kulit berkurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan
keriput.
Penurunan
metabolisme ditandai dengan menurunnya pengeluaran hormon tiroksin dan insulin
mengakibatkan keperluan tubuh menjadi menurun. Untuk dapat menyesuaikan
penurunan metabolisme dilakuan perubanan pola makan dan sesuai dengan
kebutuhan. Kelebihan gula dapat menyebabkan gangguan metabolisme gula yang
menuju pada penyakit diabetes mailitus. Peruban pola makan dianjurkan kearah
makanan yang mengandung banyak serat.
Perubahan
sistem jantung dan pembuluh darah dapat terjadi karena adanya perubahan
metabolisme, menurunya esterogen dan hormon non paratiroid, serta meningkatnya
FSH dan LH. Rendahnya esterogen dapat menimbulkan perubahan pembuluh darah.
Penimbunan kolesterol pada pembuluh darah menimbulkan penyakit jantung koroner.
Perubahan yang
terjadi pada alat genetaria meliputi liang senggama terasa kering, dan tanpa
lendir. Lapisan sel senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi infeksi.
Daerah sensitif makin sulit untuk dirangsang. Saat hubungan seksual dapat
terjadi nyeri (dispareunia), dan sulit mencapai orgasme.
Perubahan pada
tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon esterogen dan paratiroid.
Tulang mengalami dekalsifikasi (pengapuran) artinya kalium menurun sehingga
tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang.
Pengawasan
wanita lansia memerlukan pengetahuan dan pendidikan khusus, akan sehingga dapat
menaganinya secara multidisiplin. Dengan demikan setiap klinik yang ingin
memberikan pelayanan untuk lansia memerlukan kerjasama berbagai disiplin ilmu
sehingga dapat melihat dan menanganinya secara holistik.
B. PENATALAKSANAAN
v
Menghindari Perubahan Kejiwaan
Perubahan dan gejolak jiwa menghadapi klimakterium sampai
senium dapat dihindari dengan keharmonisan keluarga dan saling pengertian.
Ditengah keharmonisan keluarga yang harmonis, kesiapan menerima proses penuaan
makin besar tanpa menghadapi gejala klinis yang berarti.
v
Menghindari Penuaan Kulit Terlalu Cepat
Makin tua umur kulit semakin tipis, makin sensitif
terhadap sinar matahari, lapisan lemak bawah kulit semakin longgar sehingga
keriput dan kering didaerah wajah, dagu, leher dll.
v
Menyesuaikan Pola Makan
Makanan yang diperlukan, sekedar dapat mempertahankan
proses pengantian jaringan yang rusak dan mengelupas. Kelebihan makan dalam
keadaan serba kekurangan hormon hormon dan kemampuan metabolisme, dapat
menimbulkan penyakit kencing manis, hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit
jantung koroner yang diikuti gagal jantung.
Dianjurkan pala makan vegetarian sehingga bahan ampas dan
serat lebih banyak. Makanan dengan pola vegetarian mempunyai keuntungan yang
sangat besar bagi lansia oleh karena menurunkan lemak tubuh dan kolesterol yang
dapat mengurangi penyakit (keganasan payudara, keganansan indung telur dan
rahim, menurunkan kejadian tekanan darah tinggi, menurunkan kolesterol tubuh,
sehingga mengurangi penyakit jantung koroner) dengan serat yang banyak kepuasan
BAB lebih terjamin dan mengurangi kemungkinan keganasan saluran pencernaan.
Vitamin pendukung sangat penting karena diperlukan untuk
meningkatkan metabolisme umum dan mempertahankan matabolisme kalsium sehingga
mengurangi kemungkinan tulang menjadi keropos.
v
Mempertahankan Aktivitas Fisik
Berolahraga pada lansia diperlukan asalkan disesuaikan
dengan kemampuan yang ada. Tempat senam untuk menambahkan kesegaran jasmani
banyak dibuka, sehingga dapat dipilih sesuai kebutuhan. Mengikuti senam
kesegaran jasmani sebanyak dua kali seminggu cukup untuk mempertahankan
kebugaran fisik.
Untuk menghemat waktu dapat dilakuakan senam dirumah
tanpa memerlukan ruangan yang luas. Denggan demikan aktifitas fisik untuk
meningkatkan kebugaran jasmanidapat dilakuakan setiap hari selama 10-15 menit.
v
Memertahankan Aktivitas Seksual
Masa klimakterium, menopause dan senium bukan merupakan
halangan untuk melakukan aktivitas seksual. Pada masa klimakterium, menopouse
dan senium, pasangan masih dapat menikmati hubungan seksual, sekalipun sudah
dapat dipastikan kuantitasnya sangat berkurang. Yang menjadi perhatian pada
masa klimakterium, menopouse dan senium adalah kualitasnya. Oleh karena
kegairahan seks sudah menurun, kemampuan untuk memberikan rangsangan di daerah
erotik sudah berkurang sedangkanwanita sulit untuk dirangsang. Untuk mencapai
tingkat eksotik sulit tercapai dan memerlukan waktu kesabarab kedua belah
pihak. Dalam situasi demikian memang diperlukan pengertian yang baik oleh
karena keadaan tersebut sudah merupakan perubahan alami.
Untuk dapat mencapai dan memberikan fantasi erotik yang
lebih sempurna, memerlukan fantasi, melihat adegan erotik, sehingga
kadang-kadang memutar film yang meningkatkan gairah seks. Konsep aktivitas seksual sudah dijabarkan
dengan tujuan dan berdasarkan kepentingan kekeluargaan.
C. KOMPLIKASI
Melalui proses alami, tidak perlu terjadi penyulitan yang
memberatkan proses penuaan. Mereka yang kurang mengetahui masalah yang muncul
pada penuaan menganggap sebagai proses alami. Dengan demikian memerupakan tugas
keluarga untuk memberikan perhatian kepada lansia, sehingga penyakitnya dpat
diketahui secara dini.
Keluarga harus berinisiatif melakukan pemeriksaan secara
rutin untuk dapat menemukan secara dini penyakit yang dideritanya dan
kemungkinan komlikasi jinak atau ganas. Pemeriksaan ini dapat berupa
pemeriksaan sederhana sampai mempergunakan alat canggih.
Berdasarkan usia, sebaikya pemeriksaan rutin dilakukan
bila usia 30 -35 tahun sampai setiap dua tahun, 36 – 45 tahun setiap tahun, dan
di atas 45 tahun sebaiknya setiap 6 bulan dengan penekanan pada hal-hal
tertentu saja. Bila tidak dijumpai keadaan abnormal, dapat hidup seperti biasa
sesuai dengan anjuran untuk menjadi
vegetarian. Bila dijumpai kelainan maka pemeriksaan akan berlanjut dengan
mempergunakan alat canggih. Di samping itu masih terdapat sejumlah alat
caanggih, untuk melakukan pemeriksaan spesifik atas dasar anjran dokter
keluarga.
D. KELUHAN
AKIBAT PENURUNAN HORMON
Sebagian mereka yang lansia, tidak dapat mengatasi
masalah, sehingga memerlukan bantuan pengobatan dengan hormon pengganti.
Penurunan hormon esterogen, bila tidak diatasi dapat menimbulkan keluhan.
v
Keluhan Psikologi
Menurunnya kemampuan berfikir dan ingatan sehingga
menimbulkan penyakit “pikun” atau Alzheimer. Gangguan emosi berupa takut bila
disebut tua, rasa takut menjadi tua dan tidak menarik, sukar tidur atau cepat
bangun, mudah tersinggung dan mudah marah, sangat emosional dan spontan, merasa
tertekan dan sedih tanpa diketahui sebabnya. Rasa takut kehilangan suami, anak,
dan ditinggalkan sendiri. Keinginan seks menurun dan sulit untuk dirangsang.
Situasi demikian dapat terjadi bila individu belum siap untuk menghadapi klimakterium,
menopouse, dan senium.
v
Keluhan Fisik
Tidak
semua keluhan fisik dapat terjadi pada seseorang, dan tidak semuanya pula dapat
dijabarkan secara rinci, tetapi keluhan yang dominan dan sering dijumpai dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a.
Jantung
dan Pembuluh Darah
Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan pembuluh
darah meliputi kulit terasa kering, keriput, dan longgar. Oleh karena turunnya
sirkulasi menuju kulit, badan terasa panas termasuk wajah, terjadi perubahan
sirkulasi pada wajah yang dapat melebar ke tengkuk berwarna merah, mudah
berdebar-debar, terjadi tekanan darah tinggi yang berlanjut ke penyakit jantung
koroner.
b.
Genitalia
Keluhan yang dirasakan mengenai alat kelamin meliputi
liang senggama terasa kering, sulit menerima rangsangan karena sensitivitasnya
sudah menurun, epitel liang senggama dan sekitarnya menipis, sehingga mudah
terjadi infeksi, dalam melakukan hubungan seks sehingga terasa sakit
(dispareunia), elastisitas sudah menurun sehingga terasa longgar.
c.
Sistem
Hormonal
Secara menyeluruh sistem hormonal sudah menurun fungsinya
sehingga memengaruhi metabolisme tubuh yang juga cenderung menurun. Oleh karena
itu diperlukan pehatian terhadap pola makan yang sebaiknya vegetarian. Penyakit
metabolisme yang dapat terjadi pada masa klimakterium dan menopouse adalah
cepat menjadi gemuk, kelebihan bahan makanan disimpan dalam bentuk lemak di
bokong, payudara, dan perut.
d.
Fungsi
Saraf
Pada lansia, keluhan saraf disebabkan oleh degenerasi sel
saraf dan sel tak sehingga menimbulkan manifestasi klinis. Pancaindra mengalami
kemunduran fungsi sehingga perlu perhatian, penglihatan dan pendengaran kurang
berfungsi sehingga mmerlukan bantuan alat untuk meningkatkan fungsi.
e.
Fungsi
Motorik
Keluhan fungsi motorik meliputi otot mulai lemah untuk
memegang atau mengambil barang, koordinasi sudah kurang tetap dan pegangan
sering lepas, gerakan otot mulai sulit dikendalikan sehingga sering gemetar.
f.
Fungsi
Sensorik
Keluhan saraf sensoris yang sering muncul adalah kram
atau sakit. Gejala ini timbul saat berdiam diri dan akan menghilang bila
digerakan. Kemunduran fungsi saraf menyebabkan gangguan sirkulasi darah dan
menimbulkan gangguan rasa perabaan, karena saraf paraba mengalami kemunduran
fungsi.
g.
Fungsi
Tulang
Tulang sebagai penyangga utama tubuh, karena proses
penuaan, dapat terjadi pengurasan kalsium tulang, sehingga menjadi keropos dan
mudah patah tulang adalah pada persendian tulang paha, sekalipun jatuh tidak
terlalu keras. Metabolisme kalsium, sebagai bahan tulang, dipengaruhi oleh
hormon paratiroid, esterogen, vitamin E dan D. Lansia perlu berhati-hati agar
tidak terjadi patah tulang yang pengobtannya sulit dilakukan.
E.
TERAPI
SULIH HORMON
Kesadaran
masyarakat ilmiah dunia terhadap semkin meningkatnya jumlah lansia,mendorong
penelitian tentang klimakterium,menopause dan senium. Di samping itu terdapat
perkumpulan ahli yang setiap tahun membicarakan tentang kemajuan dalam
menghadapi masalah lansia dari berbagai aspek. Di Indonesia jumlah lansia yang
memerlukan pengobatan tidak terlalu banyak. Kenyataan tersebut dapat
diperkirakan karena jumlah vitamin yang diperlukn cukup tersedia dalam makanan
yang kaya dengan sayur dan buah segar,sinar matahari yang berlimpah yang
mengubah provitamin D menjadi vitamin D di bawah kulit,ketaatan beragama
sehingga proses tua ini dihayati sebagai takdir dan menerima dengan pasrah.
Kenyataan ini menyebabkan tidak banyak terjadi keluhan psikologis yang menjadi
masalah dalam rumah tangga.
Atas
pertimbangan dan perkiraan itu,hanya sedikit masyarakat lansia wanita yang
memerlukan pengobatan tambahan di Indonesia. Dalam member terapi sulih hormone
diiiperlukan pemeriksaan yang cermat dan pengawasan yang seksama. Pemberian
hormone perlu dilakukan dengan interval,artinya tidak diberikan terus menerus
sehingga organ yng sensitive terhadap eksterogen dan turunnya bebas dari
pengaruh eksterogen dalam jangka waktu tertentu. Dapat diikuti dengan pemberian
progesterone,sehingga pengaruh negative eksterogen dapat ditiadakan. Juga perlu
diikuti dengan pemeriksaan cermat terhadap payudara,mulut rahim,dan badan
rahim. Secara berkala dilakukan pemeriksaan pap smear sehingga dapat diketahui
kemungkinan degenerasi ganas secara dini.
Dalam
meminta atau ingin mendapatkan hormone tambahan atau pengganti perlu sekali
melakukan konsultasi dengan dokter yang mempunyai simpati masalah
klimakterium,menopause,dan semium. Dalam memilih hormone mana dan beberapa yang
diperlukan sangat bergantung pada pengalaman dan pengetahuan dokter sendiri.
Dikemukakan bahwa banyak macam hormone pengganti yang dapat dipakai sehingga
keluhan tersebut dapat di atasi. Untuk maksud tersebut perlu meminta nasehat
dan pengawasan dokter.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menopause
dalah terhentinya secara fisiologi siklus menstruasi yang berkaitan dengan
tingkat lanjut usia wanita. Seorang wanita yng mengalami menopouse alamiah sama
sekali tidak dapat mengetahui apakah saat menstruasi tertentu benar-benar
merupakan menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu.menopouse kadang-kadang
disebut sebagai perubahan kehidupan.
Pada
masa menopause terjadi perubahan kejiwaan dan perubahan fisik. Dimana
penatalaksanaanya dapat menghindari perubahan kejiwaan, menhindari penuaan
kulit terlalu cepat, penyesuaian pola makan, dan mempertahankan aktivitas fisik. Hal ini dapat
mengakibatkan berbagai komplikasi.
Saat
menopause banyak keluhan akibat penurunan hormone yang meliputi keluhan
psikologi dan keluhan fisik. Keluh ini
dapat diatasi dengan terapi sulih hormon.
B. Saran
Diharapkan untuk semua tenaga
kesehatan yang memberikan penyuluhan kepada wanita lanjut usia harus mengetahui
penantalaksanaan pada wanita lanjut usia, memperhatikan komplikasi dan keluhan
yang terjadi pada wanita lansia, serta mengetahui cara mengatasi komplikasi dan
keluhan dengan terapi sulih hormon atau cara yang lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar, mochamad dkk.2011.Ilmu
Kandungan.Jakarta.PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuaba,IBG.2009.Memahami kesehatan
reproduksi wanita.Jakarta. Buku Kedokteran EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar