Jumat, 08 Mei 2015

Teknik pemberian obat







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Obat merupakan subtansi yang diberikan kepada manusia sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi didalam tubuh. Dalam pelaksanaannya tenaga medis memiliki tanggung jawab dalam keamanan obat dan pemberian secara langsung ke pasien hal ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Obat adalah suatu subtansi atau bahan yang digunakan untuk mendiagnosa, menyembuhkan, mengatasi, membebaskan suatu penyakit untuk mendapatkan efek terafeutik, namun bila salah dapat mengakibatkan alergi dan shock bahkan kematian. Oleh karena itu sebagai tenaga medis harus mengetahui betul hal-hal yang berhubungan dengan pemberian obat dan teknik pemberian obat.
Pemberian obat melalui rektum, merupakan cara pemberian obat dengan memasukan obat melalui anus dan kemudian rektum. Dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistematik.
Pemberian obat melalui kulit, merupakan cara pemberian obat dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukan kulit, mengurangi iritsi kulit atau mengatasi infeksi.
Pemberian obat melalui mata, merupakan cara pemberian obat dengan tetes mata dan salep mata. Digunakan untuk pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil dan menghilangkan iritasi mata.
Pemberian obat melalui epidural, merupakan teknik untuk menghilangkan rasa sakit atau nyeri dengan memasukan jarum kecil berisi tabung (kateter) yang sangat kecil melalui punggung hingga ke daerah epidural (rongga di bagian telang belakang. Hal ini dilakukan oleh dokter anestesi.

B.     Rumusan masalah

Bagaimana Teknik Pemberian Obat melalui Rektum, Kulit, Mata, dan Epidural?

C.    Tujuan

Adapun tujuan yang dapat diambil dari masalah diatas yaitu “ untuk mengetahui dan memahami  lebih dalam Bagaimana teknik pemberian obat melalui rektum, kulit, mata dan epidural dalam keterampilan dasar kebidanan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Teknik Pemberian Obat melalui Rektum
Obat dapat diberikan melalui rektum. Obat dalam bentuk cairan yang banyak memalui rektal yang sering disebut enema. Obat tertentu yang berbentuk kapsul yang besar dan panjang juga dikemas untuk diberikan melalui rektum.  Pemberian obat melalui rektum, merupakan cara pemberian obat dengan memasukan obat melalui anus dan kemudian rektum. Dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistematik (gambar 1). Tindakan ini disebut juga dengan supositoria yang bertujuan untuk efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses, dan merangsang buang air besar.
Pemberian obat yang memiliki efek lokal seperti Dulcolac Supositoria, berfungsi untuk meningkatkan defekasi secara lokal. Pemberian obat dengan efek sisitematik, seperti obat Aminofilin Supositoria, berfungsi untuk mendilatasi bronkhus. Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada  dinding rektal yang melewati spincher ani interna. Kontradikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rektal.

Persiapan Alat:
a.       Bak Instrumen kecil berisi:
v  Obat Suppositoria dalam bungkusnya,
v  sarung tangan,
v  kassa/ kapas steril
b.      Jelly/pelicin
c.       Tissue
d.      Sampiran (bila perlu)
e.       Perlak kecil + Pengalas
f.       Korentang dalam tempatnya
g.      Bengkok
h.      Larutan clorin 0,5 %
i.        Tempat sampah medis dan non medis
Persiapan Pasien:
1.      Memberitahu dan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2.      Atur posisi pasien dalam posisi sim

Pelaksanaan:
1.      Mendekatkan alat ke samping pasien
2.      Siapkan alat dan bahan secara ergonomis
3.      Pasang sampiran/tirai/tutup pintu (bila perlu)
4.      Mencuci tangan
5.      Pasang pengalas dibawah bokong
6.      Memakai sarung tangan
7.      Buka pembungkus suppositoria dan pegang dengan kain kasa
8.      Oleskan jelly/pelicin pada ujung suppositoria
9.      Rengangkan glutea dengan tangan kiri
10.  Masukan suppositoria dengan perlahan melalui anus, sphincter anal interna, serta mengenai dinding rektal ± 10 cm pada orang dewasa dan ± 5 cm pada aanak-anak. (sambil anjurkan pasien bernapas melalui mulut)
11.  Tarik jari tangan dan bersihkan daerah anus dengan tissue
12.  Anjurkan pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring selama ± 5 menit
13.  Merapikan pasien
14.  Merapikan alat
15.  Melepas sarung tangan dan merendam dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit.
16.  Mencuci tangan
17.  Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
Sikap:
1.      Menjaga privacy pasien
2.      Bersikap ramah, hati-hati, dan sopan terhadap pasien
3.      Komunikatif



B.       Teknik Pemberian Obat melalui Kulit
Obat dapat diberikan pada kulit dengan cara digosokan, ditepukan, disemprotkan, dioleskan dan iontoforesis.  Pemberian obat melalui kulit bertujuan untuk mempertahankan hidarasi melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Jenis obat kulit yang diberiikan bermacam-macam seperti krim, lossion, aerosol, dan spray.

Persiapan alat:
a.       Bak instrumen kecil berisi:
1.      Obat dalam tempatnya
2.      Spatel
3.      Kain kassa
4.      Sarung tangan
5.      Pinset anatomis
6.      Kapas lidi
b.      Balutan, gunting, plester (bila perlu)
c.       Air hangat + waslap
d.      Perlak kecil + Pengalas
e.       Korentang dalam tempatnya
f.       Bengkok
g.      Larutan clorin 0,5 %
h.      Tempat sampah medis dan non medis
Persiapan Pasien:
1.      Memberitahu dan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2.      Atur posisi pasien senyaman mungkin
Pelaksanaan:
1.      Mendekatkan alat ke samping pasien
2.      Siapkan alat dan bahan secara ergonomis
3.      Mencuci tangan
4.      Pasang pengalas dibawah daerah yang akan diobati
5.      Memakai sarung tangan
6.      Bersihkan daerah yang akan diobati dengan air hangat mengunakan waslap, apabila terdapat kulit mengeras gunakan pinset anatomis. Kemudian keringkan dengan kasa seteril
7.      Mengambil obat dengan spatel dan oleskan kapas lidi steril bila obat berupa krim (banyaknya obat tergantung dari daerah yang diobati)
8.      Oleskan obat pada kulit sambil menekan.
9.      Tutup dengan kain kasa atau balutan dan diplester pada daerah yang diobati (bila perlu).
10.  Merapikan pasien
11.  Merapikan alat
12.  Melepas sarung tangan dan merendam dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit.
13.  Mencuci tangan
14.  Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
Sikap:
1.      Menjaga privacy pasien
2.      Bersikap ramah, hati-hati, dan sopan terhadap pasien
3.      Komunikatif


















C.      Teknik Pemberian Obat melalui Mata
Obat mata yang biasanya digunakan berupa tetes mata dan salep mata. Pemberian obat pada mata dengan obat tetes mata atau salep mata digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan mendilitasi pupil, pengukuran refreksi lensa dengan melemahkan otot lensa, serta penghilangan iritasi mata (gambar 2).

Persiapan alat:
a.       Bak instrumen berisi:
1.      Obat mata (tetes mata atau salep mata)
2.      Kasa steril
3.      Sarung tangan Steril
b.      Kapas DTT
c.       Balutan + plester (bila perlu)
d.      Korentang dalam tempatnya
e.       Bengkok
f.       Larutan clorin 0,5 %
g.      Tempat sampah medis dan non medis
Persiapan Pasien:
1.      Memberitahu dan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
2.      Atur posisi pasien senyam dengan kepala menengadah dengan posisi
Pelaksanaan:
1.      Mendekatkan alat ke samping pasien
2.      Siapkan alat dan bahan secara ergonomis
3.      Mencuci tangan
4.      Memakai sarung tangan
5.      Bersihkan mata dengan kapas DTT dari arah dalam ke luar
6.      Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari dan bagian atas tulang orbita dengan jari telunjuk
7.      Teteskan obat mata diatas sakus konjungtiva sesuai dosis, apabila mengunakan obat tetes mata. Kemudian anjurkan pasien untuk menutup mata dengan perlahan-lahan.
8.      Apabila obat mata berupa salep yang digunkan, pegang aplikator salep di atas pinggir kelopak mata kemudian pencet tube sehingga obat keluar. Lalu berikan obat pada kelopak mata bawah. Anjurkan pasien untuk melihat kebawah. Secara bergantian, berikan obat pada kelopak mata yang atas, kemudian biarkan pasien untuk memejamkan mata dan mengerakkan kelopak mata.
9.      Tutup mata dengan kain kasa atau balutan dan diplester (bila perlu)
10.  Merapikan pasien
11.  Merapikan alat
12.  Melepas sarung tangan dan merendam dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit.
13.  Mencuci tangan
14.  Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan
Sikap:
1.      Menjaga privacy pasien
2.      Bersikap ramah, hati-hati, dan sopan terhadap pasien
3.      Komunikatif



















D.      Teknik Pemberian Obat melalui Epidural
Pemberian obat melalui epidural, merupakan teknik untuk menghilangkan rasa sakit atau nyeri dengan memasukan jarum kecil berisi tabung (kateter) yang sangat kecil melalui punggung hingga ke daerah epidural (rongga di bagian telang belakang dan sangat hati-hati menarik ujung jarum hingga tabung polythene tertinggal di dalam rongga epidural. Kemudian dokter dapat memberikan pembiusan melalui tabung di rongga tersebut (gambar 3). Hal ini dilakukan oleh dokter spesialis anestesi.































BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pemberian obat melalui rektum, merupakan cara pemberian obat dengan memasukan obat melalui anus dan kemudian rektum. Dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistematik.
Pemberian obat melalui kulit, merupakan cara pemberian obat dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukan kulit, mengurangi iritsi kulit atau mengatasi infeksi.
Pemberian obat melalui mata, merupakan cara pemberian obat dengan tetes mata dan salep mata. Digunakan untuk pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil dan menghilangkan iritasi mata.
Pemberian obat melalui epidural, merupakan teknik untuk menghilangkan rasa sakit atau nyeri dengan memasukan jarum kecil berisi tabung (kateter) yang sangat kecil melalui punggung hingga ke daerah epidural (rongga di bagian telang belakang. Hal ini dilakukan oleh dokter anestesi.

B.     Saran

1.      Kepada mahasiswa untuk lebih mengetahui betul hal-hal yang berhubungan dengan pemberian obat dan teknik pemberian obat.
2.      Diharapkan mahasiswa dapat melaksanakan pelayanan pemberian obat secara benar.












DAFTAR PUSTAKA


Uliyah, Musrifatul dan A. Aziz Alimul Hidayat.2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika

Kusmiyati, Yuni.2007.Penuntun Belajar Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan.Yogyakarta:Fitramaya




















LAMPIRAN










Gambar 1 Posisi Pemberian obat melalui rektum










Gambar 2 Pemberian obat melalui mata















Gambar 3
Pemberian obat
melalui Epidural










                                      






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT IBI Cabang Nganjuk Ke 66