Kamis, 06 April 2017

Histerektomi Pascasalin

  • Kaji ulang indikasi
  • Kaji ulang prinsip penanganan operatif dan mulailah infus IV
  • Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal ampisilin 2 g IV ATAU sefazolin 1 g IV
  • Jika terdapat perdarahan setelah persalinan pervaginam yang tidak terkontrol, ingatlah bahwa kecepatan merupakan hal yang penting. Untuk membuka daerah abdomen:
    • Lakukan insisi vertikal pada garis tengah di bawah umbilikus sampai rambut pubis, menembus kulit sampai ke fasia.
    • Lakukan insisi vertikal 2-3 cm pada fasia, lanjutkan insisi ke atas dan ke bawah dengan gunting.
    • Pisahkan muskulus rektus abdominis kiri dan kanan dengan tangan atau gunting.
    • Buka peritoneum dekat umbilikus dengan tangan.
    • Gunakan gunting untuk memperluas insisi ke atas dan ke bawah untuk dapat melihat uterus.
    • Gunakan gunting untuk memisahkan lapisan dan membuka bagian bawah peritoneum secara hati untuk menghindari perlukaan kandung kemih.
    • Pasang retraktor abgomen yang dapat menahan sendiri di atas tulang pubis.
  • Jika persalinan dilakukan dengan seksio sesarea, klem tempat perdarahan sepanjang insisi uterus:
  • o Pada kasus perdarahan hebat, mintalah asisten menekan aorta pada abdomen bawah dengan jarinya. Tindakanini akan mengurangi perdarahan intraperitoneum.
  • Perluas insisi pada kulit jika diperlukan.

Histerektomi Subtotal (Supravaginal)

Memisahkan Adneksa dari Uterus
  • Angkat uterus ke luar abdomen dan secara perlahan tarik untuk menjaga traksi.
  • Klem dua kali dan potong ligamentum rotundum dengan gunting.
ilustrasi revisi WHO 98 ilustrasi revisi WHO 99
  • Klem dan potong pedikel, tetapi ikat setelah arteri uterina diamankan untuk menghemat waktu.
  • Dari ujung potongan ligamentum rotundum, buka sisi depan. Lakukan insisi sampai:
    • Satu titik tempat peritoneum kandung kemih bersatu dengan permukaan uterus bagian bawah di garis tengah, atau
    • Peritoneum yang diinsisi pada seksio sesarea
  • Gunakan dua jari untuk mendorong bagian belakang ligamentum rotundum ke depan, di bawah tuba dan overium, di dekat pinggir uterus. Buatlah lubang seukuran jari pada ligamentum rotundum dengan menggunakan gunting. Lakukan klem dua kali dan potong tuba, ligamentum ovarium, dan ligamentum rotundum melalui lubang pada ligamentum rotundum.
  • Pisahkan sisi belakang ligamentum rotundum ke arah bawah, ke arah ligamentum sakrouterina, dengan menggunakan gunting.
Membebaskan Kandung Kemih
  • Raih ujung flap kandung kemih dengan forsep atau dengan klem kecil. Gunakan jari atau gunting, pisahkan kandung kemih ke bawah dengan segmen bawah uterus.
  • Arahkan tekanan ke bawah tetapi ke dalam menuju serviks dan segmen bawah uterus.
Mengidentifikasi dan Mengikat Pembuluh Darah Uterus
  • Cari lokasi arteri dan vena uterina pada setiap sisi uterus. Rasakan perbatasan uterus dengan serviks.
  • Lakukan klem dua kali pada pembuluh darah uterus dengan sudut 90° pada setiap sisi serviks. Potong dan lakukan pengikatan dua kali dengan catgut kromik 0 atau poliglikolik
  • Periksa dengan seksama untuk mencari adanya perdarahan. Jika arteri uterina diikat dengan baik, perdarahan akan berhenti dan uterus terlihat pucat.
  • Kembali ke pedikel ligementum rotundum dan ligamentum tubo-ovarika yang dkilem dan ligasi dengan catgut kromik 0 (atau poliglikolik).
Amputasi Korpus Uteri
  • Amputasi uterus setinggi ligasi arteri uterina dengan menggunakan gunting.
Menutup Tunggul Serviks
  • Tutup tunggul (stump) serviks dengan jahitan terputus, dengan menggunakan catgut kromik (atau benang poliglikolik) ukuran 2-0 atau 3-0.
  • Periksalah secara seksama tunggul serviks, ujung ligamentum rotundum, dan struktur lain pada dasar pelvis untuk mencari adanya perdarahan.
  • Jika terjadi perdarahan kecil atau dicurigai adanya gangguan pembekuan, letakkan drain melalui dinding abdomen. Jangan letakkan drain melalui tunggul serviks karena dapat menimbulkan infeksi.
  • Pastikan tidak terdapat perdarahan, buang bekuan dengan kassa.
  • Pada semua kasus, periksalah adanya perlukaan pada kandung kemih. Jika terdapat perlukaan pada kandung kemih, perbaiki luka tersebut.
  • Tutup fasia dengan jahitan jelujur dengan poliglikolik0 (atau catgut kromik).
  • Jika terdapat tanda-tanda infeksi, dekatkan jaringan subkkutan dengan longgar dan jahit longgar dengan catgut 0 (atau poliglikolik). Tutup kulit dengan penutupan lambat setelah infeksi sembuh.
  • Jika tidak terdapat tanda-tanda infeksi, tutuplah kulit dengan jahitan matras vertikal dengan benang nilon 3-0 (atau silk).
  • Luka ditutup dengan pembalut steril.

Histerektomi Total

Pada histerektomi total, diperlukan langkah tambahan sebagai berikut:
  • Dorong kandung kemih ke bawah untuk membebaskan ujung atas vagina 2 cm
  • Buka dinding posterior dari ligamentum rotundum
  • Klem, ligasi, dan potong ligamentum sakrouterina
  • Klem, ligasi, dan potong ligamentum kardinal, yang di dalamnya terdapat cabang desenden pembuluh darah uterus. Ini merupakan langkah penting pada operasi:
    • Pegang ligamentum secara vertikal dengan klem yang ujungnya besar (seperti kokher)
    • Letakkan klem 5 mm lateral dari serviks dan potong ligamentum sedekat mungkin dengan serviks. Meninggalkan tunggul medial dari klem untuk keamanan
    • Jika serviks masih panjang, ulangi langkah dua atau tiga kali sesuai dengan kebutuhan
    • Ujung atas vagina sepanjang 2 cm harus terbebas dari perlekatan
  • Potong vagina sedekat mungkin dengan serviks, lakukan hemostasis pada titik perdarahan.
  • Lakukan penjahitan hemostatik yang mengikutkan ligamentum rotundum, kardina, dan sakrouterina.
  • Lakukan penjahitan jelujur pada ujung vagina untuk menghentikan perdarahan.
  • Tutup abdomen (seperti di atas) setelah memasang drain pada ruang ekstra peritoneum di dekat tunggul serviks.
  • Setelah melakukan tindakan operasi, lakukan pemantauan perdarahan dan produksi urin.
  • Selama ibu dirawat, jika ada tanda-tanda infeksi atau demam, berikan kombinasi antibiotika sampai ibu bebas demam selama 48 jam:
    • Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam
    • DAN Gentamisin IV 5 mg/kgBB setiap 24 jam
    • DAN Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
  • Berikan analgetika yang cukup.
CATATAN:
  • Tindakan histerektomi pada pasien pasca persalinan adalah tindakan hemostasis
  • Lebih diutamakan dilakukan histerektomi sub total
  • Histerektomi total diindikasikan pada kasus dengan perdarahan tunggul segmen bawah uterus pasca histerektomi sub total atau pada kasus dengan plasenta previa totalis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT IBI Cabang Nganjuk Ke 66