Indikasi
Indikasi ibu
- Disproporsi sefalopelvik
- Pelvis kecil atau malformasi
- Bekas seksio sesarea dengan indikasi disproporsi sefalopelvik
- Disfungsi uterus
- Distosia jaringan lunak
- Plasenta previa
- Janin sangat besar
- Gawat janin
- Letak lintang
- Presentasi bokong pada primigravida
- Double footling breech
- Seksio sesarea klasik
- Seksio sesarea transperitoneal profunda
- Seksio sesarea diikuti dengan histerektomi
- Seksio sesarea ekstraperitoneal
Syarat dan Persiapan
- Kaji ulang indikasi.
- Melakukan konseling risiko dan keuntungan seksio sesarea dibandingkan persalinan pervaginam. Catat indikasi dan hasil konseling.
- Seksio sesarea elektif dilakukan pada usia kehamilan di atas 38 minggu.
- Informed consentkepada ibu dan satu orang perwakilan keluarganya dan melengkapi surat persetujuan tindak medis.
- Tanyakan dan catat riwayat medis dan pembedahan, riwayat alergi obat dan makanan, dan riwayat pembiusan pada operasi sebelumnya.
- Periksa ulang denyut jantung janin dan presentasi janin.
- Lakukan tindakan pencegahan infeksi.
- Berikan antibiotika profilaksis sebelum operasi (ampisilin 2 g IV atau sefazolin 1 g IV atau antibiotika setara sesuai panduan setempat).
- Dapat digunakan anestesia lokal, ketamin, anestesia spinal, atau anestesia umum.
- Anestesi spinal merupakan pilihan utama. Pada anestesia spinal, berikan 500 – 1000 ml cairan infus (Ringer Laktat atau NaCl) 30 menit sebelum anestesia untuk melakukan pre-load dan mencegah hipotensi. Pasang kateter urin.
- Pasang infus.
- Jika kepala bayi telah masuk panggul, lakukan tindakan antisepsis pada vagina.
- Sayatan perut dapat secara Pfannenstiel atau mediana, dari kulit sampai fasia.
- Setelah fasia disayat 2-3 cm, insisi fasia diperluas dengan gunting.
- Pisahkan muskulus rektus abdominis dengan jari atau gunting.
- Buka peritoneum dekat umbilikus dengan jari.
- Retraktor dipasang di atas tulang pubis.
- Pakailah pinset untuk memegang plika vesiko uterina dan buatlah insisi dengan gunting ke lateral.
- Pisahkan vesika urinaria dan dorong ke bawah secara tumpul dengan jari-jari.
Selain teknik di atas, saat ini ada beberapa teknik insisi lain,
misalnya teknik Joel-Cohen yang berdasarkan penelitian terkini, memiliki
kelebihan dibanding teknik Pfannenstiel atau vertikal (klasik). Teknik
Joel-Cohen adalah insisi kulit lurus transversal, 3 cm di atas simfisis
pubis lalu lapisan jaringan di bawahnya dibuka secara tumpul dan, jika
diperlukan, diperluas dengan gunting (bukan pisau).
- Segmen bawah uterus disayat melintang kurang lebih 1 cm di bawah plika vesiko uterina dengan skalpel ± 3 cm.
- Insisi diperlebar ke lateral secara tumpul dengan jari tangan atau secara tajam dengan menggunakan gunting.
- Selaput ketuban dipecahkan.
- Untuk melahirkan bayi, masukkan 1 tangan ke dalam kavum uteri antara uterus dan kepala bayi.
- Kemudian kepala bayi diluksir ke luar secara hati-hati agar uterus tidak robek.
- Dengan tangan yang lain, sekaligus menekan hati-hati abdomen ibu di atas uterus untuk membantu kelahiran kepala.
- Jika kepala bayi telah masuk panggul, mintalah seorang asisten untuk mendorongnya ke atas secara hati-hati.
- Lakukan penghisapan pada mulut dan hidung bayi, kemudian lahirkan badan dan seluruh tubuh.
- Inisiasi Menyusui Dini pada bayi dapat dilakukan bila tidak terdapat kontraindikasi.
- Berikan oksitosin 10 unit dalam 500 ml cairan IV (NaCl atau Ringer Laktat) 60 tetes/ menit selama 1-2 jam.
- Plasenta dan selaput dilahirkan dengan tarikan hati-hati pada tali pusat. Eksplorasi ke dalam kavum uteri untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang tertinggal.
- Jepit tepi luka insisi pada segmen bawah uterus dengan klem Fenster, terutama pada kedua ujung luka. Perhatikan adanya robekan atau cedera pada vesika urinaria.
- Dilakukan jahitan hemostasis secara jelujur dengan catgut kromik no. 0 atau poliglikolik.
- Jika masih ada perdarahan dari tempat insisi, lakukan jahitan simpul 8. menutup Perut
- Yakinkan tidak ada perdarahan lagi dari insisi uterus dan kontraksi uterus baik.
- Fasia abdominalis dijahit jelujur dengan catgut kromik no. 0 atau poliglikolik.
- Apabila tidak ada tanda-tanda infeksi, kulit dijahit dengan nilon atau catgut kromik secara subkutikuler.
Masalah yang dapat Dialami Sewaktu Pembedahan
Perdarahan terus berlanjut- Lakukan masase uterus.
- Jika terdapat atonia uteri, lanjutkan infus oksitosin, beri ergometrin 0,2 mg IV.
- Transfusi darah jika perlu.
- Jika perdarahan tidak dapat diatasi, lakukan ligasi arteri uterina dan arteri utero-ovarika, atau histerektomi jika perdarahan tetap berlanjut.
- Jika bayi presentasi bokong, lakukan ekstraksi kaki melalui luka insisi, selanjutnya lahirkan bahu seperti persalinan sungsang.
- Kepala dilahirkan secara Mauriceau Smellie Veit.
Perawatan Pascatindakan
- Jika terdapat tanda infeksi, berikan antibiotika kombinasi sampai pasien bebas demam selama 48 jam:
- Ampisilin dosis awal 2 g IV, lalu 1 g setiap 6 jam.
- DAN Gentamisin 80 mg IV setiap 8 jam.
- DAN Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam.
- Beri analgesik jika perlu.
- Periksa tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan dan keadaan umum), tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan tiap 15 menit pada satu jam pertama, 30 menit dalam 1 jam berikutnya, dan tiap 1 jam dalam 4 jam berikutnya.
- Jika dalam dalam 6 jam pemantauan:
- Kondisi ibu stabil: Pindahkan ibu ke ruang rawat.
- Kondisi tidak stabil: Lakukan evaluasi ulang untuk tindakan yang sesuai.
- Catat seluruh tindakan dalam rekam medis.
Perawatan selama rawat inap
- Rawat gabung ibu dan bayi.
- Periksa tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi napas, suhu tubuh), produksi urin, dan perdarahan pervaginam setiap 6 jam selama 24 jam dan setiap 8 jam selama 48 jam berikutnya jika kondisi ibu stabil.
- Periksa kadar Hb setelah 24 jam dan melakukan transfusi bila Hb<8 g/dL.
- Pasien dipulangkan bila hasil pemantauan selama 3 x 24 jam dalam batas normal dan kadar Hb ≥8 gram/dL.
- Buat resume dalam rekam medis dan berikan pasien surat kontrol.
CATATAN:
Perhatikan kondisi pasien selama tindakan dan pasca persalinan. Komplikasi yang dapat timbul adalah:
• Perdarahan
• Infeksi
• Cidera pada janin
• Cidera pembuluh darah
• Cidera kandung kemih atau saluran gastrointestinal
• Emboli air ketuban
Perhatikan kondisi pasien selama tindakan dan pasca persalinan. Komplikasi yang dapat timbul adalah:
• Perdarahan
• Infeksi
• Cidera pada janin
• Cidera pembuluh darah
• Cidera kandung kemih atau saluran gastrointestinal
• Emboli air ketuban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar